Thursday, April 30, 2015

File Sharing Samba Di Debian


Kali ini kita akan membahas cara konfigurasi samba. Pertama-tama dari pengertian samba. Samba adalah aplikasi yang mampu memberikan akses berbagi data. Antara sistem operasi Linux dengan Windows. Selain berbagi data, samba juga bisa menyediakan layanan berbagi printer.

Sejarah samba itu bermula saat Andrew Tridgell membuat aplikasi samba dan pada tahun berikutnya, 1992. Mulai diatasi persoalan penghubungan (berbagi data) antara linux dengan windows dan pada tahun ini juga berdirinya tim samba yang beranggotakan beberapa tim hacker.

Protokol SMB

SMB (server message block) merupakan protokol standar yang dibuat oleh microsoft untuk sistem windows. Fungsinya untuk berbagi data atau file. baik dari CDROM, harddisk, Dan perangkat-perangkat lainnya agar dapat digunakan bersama-sama. Tidak mau kalah, linux pun membuat sebuah aplikasi yang dinamakan samba. Samba juga menggunakan protokol yang sama yang digunakan windows yaitu SMB. Tujuannya agar antara system windows dengan system linux dapat saling berbagi daya (data atau perangkat).

Topologi

Setelah kalian mengenal lebih dekat samba itu apa, kita coba aplikasikan kedalam konfigurasi. Karena itu kita membutuhkan topology yang akan digunakan dalam mengkonfigurasi samba. Kali ini kita akan menggunakan 2 client dan satu server yang dihubungkan melalui switch. Client yang digunakan terdiri dari client yang menggunakan windows dan client yang menggunakan server. Dari pernyataan tersebut, maka topologi yang akan kita gunakan adalah sebagai berikut.

 

 Setting Ip Di Setiap Perangkat

  • Server
    • Ip Address : 10.10.10.1
    • Netmask : 255.255.255.248
  • Client1
    • Ip address : 10.10.10.2
    • netmask : 255.255.255.248
  • Client2
    • Ip address : 10.10.10.3
    • netmask : 255.255.255.248

Install Samba

Karena kita membuat aplikasi file sharing samba, jadi kita install samba-nya dengan aplikasi samba menggunakan perintah:
# apt-get install samba

Buat Direktory Yang Akan Di Share Dan Setting Hak Akses

Lalu kita buat direktory baca (nantinya hanya bisa dibaca) dan direktory tulis (nantinya hanya bisa ditulis) lalu kita ubah hak aksesnya agar bisa di akses oleh semua user di server debian. Maksudnya bisa diakses oleh semua user adalah penggunaan authentification user yang nantinya akan diminta saat client mengakses samba server debian. 
Karena authentification user membutuhkan user sedangkan file/direktory yang dibuat ada pada direktory root yang tidak bisa diakses oleh user-user lainnya di server debian. karena itu kita ubah hak aksesnya.
# mkdir /baca 
# mkdir /tulis
# chmod 777 /baca /tulis

Setting User Untuk Authentikasi

Lalu kita lihat user apa saja yang tersedia dan kita buat password untuk akses sambanya (nantinya akan kita buat authentification user saat login samba). Kalian juga bisa membuat user terlebih dahulu yang akan digunakan nantinya. 

Setting File smb.conf

Lalu kita edit file smb.conf menggunakan perintah :
# nano /etc/samba/smb.conf
Lalu kita hapus tanda pagar pada security = user. Tujuannya agar client dijaringan login ke server samba menggunakan authentification user.

Pada file smb.conf paling bawah, kita tambahkan konfigurasi akses baca (direktory baca) dan akses tulis (direktory tulis). Agar bisa menggunakan authentification user “guest ok” jadikan “no”. Pada akses baca “read only” jadikan “yes” sedangkan akses tulis “writable” yang dijadikan “yes” lalu tambahkan “share mode” dan “public” jadikan “yes” path adalah letak direktory yang akan di mounting.

Restart Samba

Setelah di konfigurasi, jangan lupa untuk merestart samba nya dengan perintah :
# /etc/init.d/samba restart

Pengetestan Pada Client

Server telah selesai di konfigurasi. Sekarang client, pertama setting Ip di client dengan menggunakan ip yang satu network dengan server seperti yang sudah saya katakan sebelumnya. Jika ip sudah disetting seperti struktur topologi, cek terlebih dahulu dengan pesan ping kearah ip server.


Jika ping sudah bisa, kita langsung menjalankan sambanya dengan membuka run (shortcutnya windows + R) dan mengetikkan 2 backslash dengan Ip Server : \\10.10.10.1
 


Maka saat samba dimulai, maka samba akan meminta authentifikasi user. Inilah yang disebut dengan authentification user. Loginnya mengunakan user yang diberi smbpasswd tadi saat pembuatan di server debian. Karena tadi saya menggunakan user alfa dengan smbpasswd 123. Maka saya akan login menggunakan user alfa dengan password 123.


Maka saat samba dimulai, maka samba akan meminta authentifikasi user. Inilah yang disebut dengan authentification user. Loginnya mengunakan user yang diberi smbpasswd tadi saat pembuatan di server debian. Karena tadi saya menggunakan user alfa dengan smbpasswd 123. Maka saya akan login menggunakan user alfa dengan password 123.


Saat kita coba buat text document atau folder pada direktory/folder baca. Maka akan muncul jendela pop-up yang mengatakan bahwa direktory/folder baca mambutuhkan akses untuk membuat folder. Artinya pada folder baca terbukti bahwa akses yang digunakan hanya bisa membaca (read-only).


Tetapi lain hal dengan folder tulis, kita coba buat file maka file tersebut akan dibuat. Hal ini dikarenakan akses folder tulis pada pengaturan samba diserver tadi adalah writeable (bisa menulis).



Demikian beberapa hal mengenai file sharing samba, semoga anda dapat memahaminya. Kita juga masih sama-sama belajar jadi jangan sungkan untuk bertanya. Postingan selanjutnya masih tentang file sharing, yaitu ftp. Apa itu ftp? tetap bersama kami ya!! sampai jumpa. 

Tambahan gan, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar.

0 komentar:

Post a Comment

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment