Showing posts with label CCNA. Show all posts
Showing posts with label CCNA. Show all posts

Monday, January 25, 2016

Lab 24 Cisco - Dynamic Routing - OSPF

Assalamu'alaikum 

Selamat sore, salam networking. Selamat datang kembali di sini, belajar bersama, saling berbagi. Di materi cisco ini, kita akan melanjutkan konfigurasi routing yang akan kita lakukan. Masih pada materi dynamic routing, hanya saja kita akan menggunakan protocol routing yang lain. Yaitu OSPF. Apa itu OSPF? Apa kelebihannya? dan bagaimana cara mengkonfigurasinya? Berikut materialnya.

Knowing OSPF

Sama seperti EIGRP, OSPF adalah suatu routing protocol yang bekerja secara dynamic. OSPF merupakan link-state protocol (tau kondisi dari jalur network tidak mementingkan loncatan terdekat) sehingga memperkecil kesalahan dalam melakukan routing. Algortima yang digunakannya adalah Djikstra atau algoritma shortest path first (SPF).

Algoritma ini memiliki fungsi memperbaiki informasi database dan informasi topology. OSPF sendiri memiliki fitur-fitur antara lain.
  • Terbagi menjadi area-area
  • Meminimalkan routing update traffic
  • Memudahkan scalability (mudah dikembangkan struktur topologynya)
  • Mendukung VLSM dan CIDR
  • Tiada batas untuk loncatan terdekat
  • Open Standart (Dibuka untuk umum/bisa digunakan oleh siapa saja)

Topology

Penasaran bukan bagaiman cara mengkonfigurasinya? Masih menggunakan topology pada lab sebelumnya, berikut topologynya.
 

Setting Address

Langsung saja kita konfigurasikan. Pertama kita setting ip di setiap interface yang tertera pada topology diatas.

Router1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router1(config)#hostname Medan
Medan(config)#int s2/0
Medan(config-if)#ip addr 12.12.12.1  255.255.255.0
Medan(config-if)#no sh
Router2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router2(config)#hostname Jakarta
Jakarta(config)#int s2/0
Jakarta(config-if)#ip addr 12.12.12.2  255.255.255.0
Jakarta(config-if)#no sh
Jakarta(config)#int fa0/0
Jakarta(config-if)#ip addr 23.23.23.2  255.255.255.0
Router3#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router3(config)#hostname Bali
Bali(config)#int fa0/0
Bali(config-if)#ip addr 23.23.23.3  255.255.255.0
Bali(config-if)#no sh

Setting Loopback

Setelah itu buat loopback di setiap router. Fungsinya masih ingat bukan?? *Penjelasan loopback dijelaskan pada lab sebelumnya.

Medan(config)#int lo0
Medan(config-if)#ip addr 1.1.1.1   255.255.255.255
Medan(config-if)#ex
Jakarta(config)#int lo0
Jakarta(config-if)#ip addr 2.2.2.2   255.255.255.255
Jakarta(config-if)#ex
Bali(config)#int lo0
Bali(config-if)#ip addr 3.3.3.3   255.255.255.255
Bali(config-if)#ex

Konfigurasi OSPF

Dan terakhir, masuk ke inti konfigurasinya.. kita mulai setting OSPF-nya. Seperti biasa, di konfigurasi ini semua network yang terdapat pada router yang kita konfigurasi harus di advertise (di perkenalkan). Tujuannya, agar network yang di advertise tersebut bisa dikenal router sebelahnya dan
 
Medan(config)#router ospf 10
Medan(config-router)#net 12.12.12.0  0.0.0.255  area 0
Medan(config-router)#net 1.1.1.1  0.0.0.0  area 0
Medan(config-router)#
Jakarta(config)#router ospf 10
Jakarta(config-router)#net 12.12.12.0   0.0.0.255 area 0
Jakarta(config-router)#net 23.23.23.0   0.0.0.255 area
Jakarta(config-router)#net 2.2.2.2  0.0.0.0 area 0
Bali(config)#router ospf 10
Bali(config-router)#net 23.23.23.0  0.0.0.255 area 0
Bali(config-router)#net 3.3.3.3   0.0.0.0 area 0
Pada konfigurasi di atas pada saat mengadvertise, disamping ip terdapat address wildcard. Yaitu address yang terbalik dari subnet yang sebenarnya. 255.255.255.0 ketika di balik address wildcardnya pun menjadi 0.0.0.255. Dan juga mengkonfigurasi Ospf harus menambahkan area pada akhir sintaks.

Pengecekkan

Jika semua sudah di konfigurasi, maka pembuatan proses routing telah berhasil dilakukan. Dan kita juga sudah bisa mengeceknya pada tabel routing. 

Medan#sh ip ro
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
       i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
       * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
       P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C       1.1.1.1 is directly connected, Loopback0
     2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O       2.2.2.2 [110/65] via 12.12.12.2, 00:08:23, Serial2/0
     3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
O       3.3.3.3 [110/66] via 12.12.12.2, 00:06:34, Serial2/0
     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       12.12.12.0 is directly connected, Serial2/0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O       23.23.23.0 [110/65] via 12.12.12.2, 00:06:34, Serial2/0
Demikian penjelasan singkat mengenai konfigurasi routing OSPF, semoga anda tercerahkan dan semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa anda masukan dikomentar. Terima kasih sudah berkunjung, datang lain kali.

Friday, November 20, 2015

Lab 23 Cisco - Dynamic Routing - EIGRP

Assalamu'alaikum

Masih dimalam yang sama dan masih membahas materi yang sama dan juga salam netwoking. Jika sebelumnya, kita membahas materi tentang statik routing, kali ini kita akan membahas yang dynamic routing. Ya, walaupun dynamic tapi tetap harus kita konfigurasi. Bagaimana konsep dan konfigurasinya? akan kita bahas bersama.

Routing EIGRP

EIGRP (Enchanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah suatu protocol routing dynamic yang merupakan propietary Cisco yang berarti hanya cisco yang dapat menggunakan routing protocol ini. Namun, berdasarkan informasi yang saya dapatkan, kini EIGRP telah open standart. EIGRP bahkan mamiliki banyak kelebihan yang menguntungkan diantaranya.
  • Termasuk protokol routing tingkat lanjut 
  • Waktu convergence yang cepat (cepat dalam mengatasi link yang putus dan langsung mencari path backup tercepat).
  • Mendukung VLSM dan subnet-subnet.
  • Update dilakukan jika hanya ada perubahan pada network tertentu
  • Adil dalam membagi link yang sama ke network tujuan (load balance)
  • Pemilihan jalur terbaik menggunakan metric


Topology

Untuk mengkonfigurasi nya kita juga bisa menggunakan topology pada lab sebelumnya. berikut topologynya. 

Setting Address

Untuk mengkonfigurasinya.. pertama kita setting ip pada setiap interface yang tertera pada topology diatas.  

Router1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router1(config)#hostname Medan
Medan(config)#int s2/0
Medan(config-if)#ip addr 12.12.12.1  255.255.255.0
Medan(config-if)#no sh
Router2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router2(config)#hostname Jakarta
Jakarta(config)#int s2/0
Jakarta(config-if)#ip addr 12.12.12.2  255.255.255.0
Jakarta(config-if)#no sh
Jakarta(config)#int fa0/0
Jakarta(config-if)#ip addr 23.23.23.2  255.255.255.0
Jakarta(config-if)#no sh
Router3#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router3(config)#hostname Bali
Bali(config)#int fa0/0
Bali(config-if)#ip addr 23.23.23.3  255.255.255.0
Bali(config-if)#no sh

Konfigurasi Loopback

Setelah itu kita coba buat loopback yang berfungsi sebagai bahan acuan untuk target pengiriman data. Jadi seolah-olah kita tidak mengeping kearah interface router namun seolah-olah kita mengeping ke routernya langsung. Kita buat interface loopback pada setiap router.

Medan(config)#int lo0
Medan(config-if)#ip addr 1.1.1.1   255.255.255.255
Medan(config-if)#ex
Jakarta(config)#int lo0
Jakarta(config-if)#ip addr 2.2.2.2   255.255.255.255
Jakarta(config-if)#ex
Bali(config)#int lo0
Bali(config-if)#ip addr 3.3.3.3   255.255.255.255
Bali(config-if)#ex

Routing EIGRP Configuration

Tinggal tahap akhir yaitu merouting dynamic-kan dengan cara mengadvertisekan (memperkenalkan) networknya masing-masing pada protocol routing EIGRP. 

Medan(config)#router eigrp 10
Medan(config-router)#network 12.12.12.0
Medan(config-router)#net 1.1.1.1
Medan(config-router)#no auto-summary
Jakarta(config)#router eigrp 10
Jakarta(config-router)#net 12.12.12.0
Jakarta(config-router)#net 23.23.23.0
Jakarta(config-router)#net 2.2.2.2
Jakarta(config-router)#no auto-summary
Bali(config)#router eigrp 10
Bali(config-router)#net 23.23.23.0
Bali(config-router)#net 3.3.3.3
Bali(config-router)#no auto-summary

Pengecekkan

Di beberapa routing protokol kita harus menggunakan identitas routing. Di setiap router yang menggunakan routing protokol tersebut harus menyamakan identitas routing. Jika sudah, maka dengan di settingnya protokol routing EIGRP setiap router akan dapat saling terhubung dan terkoneksi. Dan hal ini bisa dilihat dari table routing.  
Medan#sh ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
       i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
       * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
       P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     1.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
D       1.0.0.0/8 [90/21152000] via 12.12.12.2, 00:02:10, Serial2/0
C       1.1.1.1/32 is directly connected, Loopback0
     2.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
D       2.0.0.0/8 [90/20645120] via 12.12.12.2, 00:01:24, Serial2/0
D       2.2.2.2/32 [90/20640000] via 12.12.12.2, 00:02:10, Serial2/0
     3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       3.3.3.3 [90/20642560] via 12.12.12.2, 00:01:24, Serial2/0
     12.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
D       12.0.0.0/8 [90/21029120] via 12.12.12.2, 00:01:24, Serial2/0
C       12.12.12.0/24 is directly connected, Serial2/0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
D       23.23.23.0 [90/20514560] via 12.12.12.2, 00:02:10, Serial2/0

Demikianlan penjelasan singkat tentang routing eigrp dynamic. Semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa anda letakkan di komentar. Terima Kasih.

Lab 22 Cisco - Statik Routing

Assalamu'alaikum

Selamat malam dan salam networking. Dimalam yang spesial ini, saya ingin kembali berbagi materi cisco selanjutnya. Seperti biasa, karena sudah memasuki materi tentang router, maka materi kali ini akan berkaitan dengan router yaitu routing. Apa itu routing? Apa manfaatnya? dan bagaimana cara mengkonfigurasinya? akan saya jelaskan pada materi ini.

Routing Topologi

Routing adalah suatu metode untuk menghubungkan antar device yang berbeda network. Sedangkan static routing sendiri adalah metode untuk menghubungkan network yang berbeda tersebut secara manual. Dimana kita sebagai administrator bebas menentukan bagaimana router bisa sampai ke network tujuan dengan menggunakan jalur tertentu. Langsung saja kita konfigurasi untuk topology dapat menggunakan topology dibawah ini
 
Untuk mengkonfigurasi routing static kita bisa menggunakan dua struktur config seperti dibawah ini.

router(config)# ip route A.B.C.D (Network Tujuan/host tujuan) A.B.C.D (subnet mask) A.B.C.D (Next Hop/IP Tetangga )
router(config)# ip route A.B.C.D (Network Tujuan/host tujuan) A.B.C.D (subnet mask) s2/0 (Interface ke arah router tetangga )

Setting Address

Untuk mempermudah, kita akan menggunakan teknik konfigurasi ip. Dimana network yang mempertemukan R1 dan R2 adalah 12.12.12.0/24 dan setiap belakang angka ip diakhiri dengan angka identitas si router. Semisal : 
  • R1 : 12.12.12.1/24
  • R2 : 12.12.12.2/24
Langsung saja kalau begitu kita konfigurasi. Ingat gunakan teknik konfigurasi ip agar memudahkan. Dan juga jangan sampai terkecoh dengan kabelnya. Kali ini saya akan menggunakan kabel serial (penghubung R1 dan R2) dan kabel fast ethernet (penghubung R2 dan R3). Pertama kita konfigurasi ip addressnya terlebih dahulu di setiap router.

Router1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router1(config)#hostname Medan
Medan(config)#int s2/0
Medan(config-if)#ip addr 12.12.12.1  255.255.255.0
Medan(config-if)#no sh
Router2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router2(config)#hostname Jakarta
Jakarta(config)#int s2/0
Jakarta(config-if)#ip addr 12.12.12.2  255.255.255.0
Jakarta(config-if)#no sh
Jakarta(config)#int fa0/0
Jakarta(config-if)#ip addr 23.23.23.2  255.255.255.0
Jakarta(config-if)#no sh
Router3#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router3(config)#hostname Bali
Bali(config)#int fa0/0
Bali(config-if)#ip addr 23.23.23.3  255.255.255.0
Bali(config-if)#no sh

Konfigurasi Statik Routing

Semua ip pada interface yang terhubung sudah tersetting. Artinya antar router yang satu kabel / satu network sudah bisa saling mengeping satu sama lain. Namun, antar router yang berbeda network tidak bisa saling ping. Karena itulah routing ada. Untuk mengkonfigurasi routing static gunakan perintah dibawah ini. 

Medan#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Medan(config)#ip route 23.23.23.0 255.255.255.0 12.12.12.2
Medan(config)#
Kita sudah menyetting static routingnya. Apa sudah dapat saling terhubung? Jawabannya tidak. Karena ketika saat hendak mengirim data, tidak akan ada reply dari network tujuan. Karena itu kedua router harus saling feedback. Jadi, kita juga harus konfigurasikan static routing pada R3 atau router Bali.

Bali#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Bali(config)#ip route 12.12.12.0 255.255.255.0 23.23.23.2
Bali(config)#

Pengecekkan

Dengan begini cukup sudah semua konfigurasi dan semua router sudah dapat saling berkomunikasi dan berhubungan termasuk sudah bisa saling mengeping. Bahkan pada tabel routing, network tujuan yang telah disetting pada routing static tadi sudah muncul. 

Medan#sh ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
       i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
       * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
       P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       12.12.12.0 is directly connected, Serial2/0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
S       23.23.23.0 [1/0] via 12.12.12.2
Medan#

Demikian penjelasan singkat mengenai routing statik. Semoga anda mengerti dan semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung.

Wednesday, November 18, 2015

Lab 21 Cisco - Setting Interface Pada Router

Assalamu'alaikum

Selamat pagi dan selamat bersekolah bagi yang menunaikanya. Pagi yang indah ini, saya ingin berbagi lagi dimaterial cisco selanjutnya. Pada lab ini kita akan membahas tentang setting interface pada router cisco. Dan dimulai dari sekarang dan seterusnya, kita akan terus membahas materi tentang router. Lalu bagaimana cara mengkonfigurasinya? berikut materinya.

Cek Interface

Mulai masuk bagian router nih. Lab pertama kita pada bagian router adalah cara menyetting interface pada router. Kita bisa menyetting interface apapun pada router. Pertama kita siapkan dulu routernya lalu lihat dulu, interface apa saja yang tertera pada router. Perintah mengecek adalah sebagai berikut. 

Router#sh ip int br
Interface              IP-Address      OK? Method Status                Protocol

FastEthernet0/0        unassigned      YES unset  administratively down down

FastEthernet1/0        unassigned      YES unset  administratively down down

Serial2/0              unassigned      YES unset  administratively down down

Serial3/0              unassigned      YES unset  administratively down down

FastEthernet4/0        unassigned      YES unset  administratively down down

FastEthernet5/0        unassigned      YES unset  administratively down down

Setting Address

Karena router belum dikonfigurasi otomatis setiap interface statusnya akan down-down. Semisal kita ingin menyetting interface fastethernet 0/0 maka kita harus masuk ke interface mode configuration bagian fast ethernet 0/0. Selanjutnya atur ipnya sebagai berikut. 

Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#
Router(config-if)#description ## Link Apa Aja ##
Router(config-if)#ip addr 12.12.12.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh

Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Dengan router setiap interface bisa kita berikan Ip address. Untuk penulisan ipnya sendiri harus menggunakan perintah “ip address <angka ip> <subnet>”. Kita juga bisa menambahkan deskripsi.

Pengecekkan

Satu lagi, setiap interface fisik pada router harus kita aktifkan terlebih dahulu agar bisa digunakan. Cara mengktifkannya mudah saja tinggal menggunakan perintah “no shutdown” Setelah kita mengkonfigurasi ip, kita cek lagi “ip interface brief”nya.

Router#sh ip int br
Interface              IP-Address      OK? Method Status                Protocol

FastEthernet0/0        12.12.12.1      YES manual up                    down

FastEthernet1/0        unassigned      YES unset  administratively down down

Serial2/0              unassigned      YES unset  administratively down down

Serial3/0              unassigned      YES unset  administratively down down

FastEthernet4/0        unassigned      YES unset  administratively down down

FastEthernet5/0        unassigned      YES unset  administratively down down
Router#
Sudah terlihat bahwa ip sudah tersetting. Dan status bahwa ip sudah terpasang adalah up. Namun protocolnya masih down. Mengapa begitu? Hal ini dikarenakan tidak adanya respect dari host yang terkoneksi dengan fa0/0. Jika kedua perangkat yang saling terhubung dan sudah dapat saling berkomunikasi maka status dan protocol akan berubah menjadi up.

Demikian penjelasan mengenai cara mengkonfigurasi interface pada router. Semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, saran dan pertanyaan bisa anda letakkan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung.

Saturday, November 7, 2015

Lab 20 Cisco - VTP (Vlan Trunking Protocol)

Assalamu'alaikum

Masih di siang yang redup bersama awan-awan yang pasif dan juga salam networking. Di postingan kali ini, saya ingin melanjutkan lab cisco selanjutnya dan masih berkaitan dengan lab switch. Dan kebetulan, lab switch ini adalah lab terakhir dalam materi-materi konfigurasi switch yang akan kita lakukan. Materinya tentang VTP, apa itu VTP dan apa manfaatnya? Langsung saja cek sendiri materinya.

VTP (VLAN Trunking Protocol)

VTP adalah suatu mekanisme protocol yang berfungsi mentrunking secara otomatis. dimana antar switch yang telah satu domain yang saling mentrunk, mendistribusikan vlan yang dibuat oleh vtp server. Sehingga kita sebagai enginer hanya perlu mengatur management vlan lewat vtp server saja.

Fungsi masing-masing mode VTP adalah sebagai berikut :
  • VTP Server bisa membuat, menghapus dan mengedit VLAN yang akan dibagikan
  • VTP Transparent hanya bersifat independent. Maksudnya switch dengan mode ini bisa membuat VLAN namun hanya bisa diakses oleh network pada switch ini saja. Karena fungsi utamanya adalah sebagai distributor saja VLAN yang dibuat oleh VTP Server.
  • VTP Client tidak bisa membuat VLAN, namun VTP client hanya menerima dan menggunakan VLAN yang dibuat oleh VTP Server
VTP dapat berjalan & akan meneruskan VLAN yang dibuat VTP Server ketika switch yang terhubung berada pada domain dan password yang sama. Berikut topologynya.

Konfigurasi Trunk

Langsung saja kita konfigurasi. Pertama kita akan mengkonfigurasi mode trunk pada setiap interface yang terhubung. Fungsinya sebagai penghubung dan penyama antar switch. *yang jelas, konfigurasikan saja mode trunk pada setiap interface pada topologi.

Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch1-4(config)#int fa0/1
Switch1-4(config-if)#switchport mode trunk
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch2-3(config)#int fa0/2
Switch2-3(config-if)#switchport mode trunk

Konfigurasi VTP Mode

Setelah di jadikan trunk, baru kita buat VTP mode pada setiap switch yang tertera pada topology. Oiya, secara default setiap switch bermode server. Berikut konfigurasinya.

Switch1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch1(config)#vtp mode server
Device mode already VTP SERVER.
Switch1(config)#vtp domain berbagi
Changing VTP domain name from NULL to berbagi
Switch1(config)#vtp password 12345
Setting device VLAN database password to 12345
Switch1(config)#
Switch2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch2(config)#vtp mode transparent
Setting device to VTP TRANSPARENT mode.
Switch2(config)#vtp domain berbagi
Changing VTP domain name from NULL to berbagi
Switch2(config)#vtp password 12345
Setting device VLAN database password to 12345
Switch2(config)#
Switch3#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch3(config)#vtp mode client
Setting device to VTP TRANSPARENT mode.
Switch3(config)#vtp domain berbagi
Changing VTP domain name from NULL to berbagi
Switch3(config)#vtp password 12345
Setting device VLAN database password to 12345
Switch3(config)#
Switch4#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch4(config)#vtp mode server
Setting device to VTP TRANSPARENT mode.
Switch4(config)#vtp domain berbagi
Changing VTP domain name from NULL to berbagi
Switch4(config)#vtp password 12345
Setting device VLAN database password to 12345
Switch4(config)#

Konfigurasi VLAN

Setelah itu, kita buat pada vlan 10, 11 da 12 pada Vtp Server dan beri nama. Lalu kita cek pada Vtp Transparent dan Vtp Client apakah Vlan 10, 11 dan 12 sudah distribusikan dengan baik atau tidak. Jika sudah seharusnya pada Vtp Client akan muncul Vlan yang sudah dibuat oleh Vtp Server. 

Switch1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch1(config)#vlan 10
Switch1(config-vlan)#name sepuluh
Switch1(config-vlan)#ex
Switch1(config)#vlan 11
Switch1(config-vlan)#name sebelas
Switch1(config-vlan)#ex
Switch1(config)#vlan 12
Switch1(config-vlan)#name duabelas

Pengecekkan Pada VTP Transparent

Maka pada switch transparent tidak akan muncul vlan yang telah disetting oleh Vtp server. Hal ini dikarena sifat independentnya. Vtp Transparent tidak akan bisa menggunakan VLAN yang dibuat server begitu juga Vtp transparent tidak bisa mempublish VLAN yang dibuatnya. Bisa dibilang Vtp Transparent hanya sebagai jalur untuk mendistribusikan Vlan-Vlan yang lewat. 

Switch2#sh vlan br

VLAN Name                             Status    Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1    default                          active    Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5, Fa0/6
                                                Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9, Fa0/10
                                                Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13, Fa0/14
                                                Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17, Fa0/18
                                                Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21, Fa0/22
                                                Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1, Gig1/2
1002 fddi-default                     active  
1003 token-ring-default               active  
1004 fddinet-default                  active  
1005 trnet-default                    active   

Pengecekkan Pada VTP Client

Sedangkan pada VTP Client akan muncul VLAN yang dibuat oleh Vtp Server. Walaupun memang VTP Client tidak bisa membuat VLAN. Untuk mengeceknya bisa menggunakan perintah dibawah ini.

Switch3#sh vlan br

VLAN Name                             Status    Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1    default                          active    Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5, Fa0/6
                                                Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9, Fa0/10
                                                Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13, Fa0/14
                                                Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17, Fa0/18
                                                Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21, Fa0/22
                                                Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1, Gig1/2
10   sepuluh                          active  
11   sebelas                          active  
12   duabelas                         active  
1002 fddi-default                     active  
1003 token-ring-default               active  
1004 fddinet-default                  active  
1005 trnet-default                    active 
Sedangkan pada Vtp server yang switch 4, switch tersebut memiliki akses untuk merubah, mengganti dan manghapus vlan yang dibuat oleh Vtp server switch 1.

VTP Revision Number

Dalam VTP ada yang namanya revision number. Revision number adalah banyaknya sistem vtp dalam melakukan update revisi. Revisi number akan selalu bertambah ketika ada pembaruan yang dilakukan oleh vtp server. Revisi number yang lebih besar akan mereplece revisi number yang lebih kecil.

Sekedar catatan, jika ingin menambahkan switch baru dalam jaringan alangkah baiknya jika mereset konfigurasi terlebih dahulu. Karena di takutkan, jika ada settingan vtp dan revisi numbernya lebih besar dari revisi number yang kita setting. Maka settingan vtp dari switch tersebut akan merepleace konfigurasi VTP yang telah kita setting.

Update Video

Berikut saya siapkan video juga bagi temen-temen untuk penjelasan mengenai vlan



Demikian lah penjelasan singkat mengenai VTP. Semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan dikkomentar. Terima Kasih.

Thursday, November 5, 2015

Lab 19 Cisco - Etherchannel PAGP

Assalamu'alaikum

Masih di lab-lab switch dan juga masih membahas materi etherchannel. Selain menggunakan LACP, didalam cisco kita bisa mengggunakan PAGP karena ini PAGP ini adalah propietary cisco (Standar Cisco). Untuk topology masih menggunakan topology sebelumnya yaitu topology sebagai berikut ini. *Yang bingung etherchannel baca artikel sebelumnya.


Konfigurasi PAGP

Karena kita menggunakan tipe PAGP, pastinya konfigurasinya berbeda walaupun tidak terlalu jauh berbeda. Jika pada tipe LACP menggunakan mode Active maka pada tipe PAGP kita akan menggunakan Mode Desirable. Dan juga tidak semua switch bisa menggunakan mode PAGP ini, hanya beberapa saja. Berikut konfigurasinya. Pertama, kita konfigurasikan interface yang ingin dijadikan etherchannel dan jadikan mode desirable pada kedua switch diatas

Switch1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch1(config)#int ran fa0/1-3
Switch1(config-if-range)#channel-group 1 mode desirable
Switch1(config-if-range)#
Switch2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch2(config)#int ran fa0/1-3
Switch2(config-if-range)#channel-group 1 mode desirable
Switch2(config-if-range)#
Selanjutnya kita jadikan mode menjadi trunk pada interface channel group 1 yang sudah dibuat dari interface fa0/1-3 tadi pada kedua switch. 

Switch1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch1(config)#int port-channel 1
Switch1(config-if)#switchport mode trunk
Switch1(config-if)#
Switch2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch2(config)#int port-channel 1
Switch2(config-if)#switchport mode trunk
Switch2(config-if)#

Pengecekkan

Tidak jauh berbeda dengan LACP, PAGP juga memiliki fungsi yang sama sebagai etherchannel. Untuk verifikasi etherchannel bisa menggunakan command berikut

Switch#sh etherchannel summary
Flags:  D - down        P - in port-channel
        I - stand-alone s - suspended
        H - Hot-standby (LACP only)
        R - Layer3      S - Layer2
        U - in use      f - failed to allocate aggregator
        u - unsuitable for bundling
        w - waiting to be aggregated
        d - default port


Number of channel-groups in use: 1
Number of aggregators:           1

Group  Port-channel  Protocol    Ports
------+-------------+-----------+----------------------------------------------

1      Po1(SD)           PAgP   Fa0/1(I) Fa0/2(I) Fa0/3(I)
Demikianlah pertemuan kita pada materi etherchannel PAGP pada cisco sudah berakhir. Semoga anda mengerti dan semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.

Monday, November 2, 2015

Lab 18 Cisco - Etherchannel LACP

Assalamu'alaikum

Salam petang spesial dari saya, walaupun petang semangat mosting akan terus berjalan demi membuat karya spesial langsung dari saya atas kerja keras saya belajar semasa SMK selama tiga tahun. Semoga anda pada pembaca juga bisa terinspirasi atas setiap kata dan jejak dalam blog networking ini. Untuk materi, kali ini saya akan membawakannya dengan judul Etherchannel. Apa itu etherchannel? saksikan terus dan semoga artikel ini bermafaat untuk anda.

Pengertian

Etherchannel adalah suatu metode menggabungkan beberapa link yang sama seolah-olah menjadi satu link saja. Manfaatnya apa? Meningkatkan kinerja, Mempercepat Pengiriman Paket Data, dan juga Jalur Redudancy. Dalam Cisco, tanpa etherchannel, link-link yang memiliki jalur yang sama akan blocking karena mekanisme Spanning Tree yang sudah dibahas pada lab-lab sebelum-sebelumnya. Tipe etherchannel sendiri ada 2 yg akan saya bahas pada tulisan saya, yaitu : 
  • Etherchannel LACP (Open Standart)
  • Etherchannel PAGP (Cisco Proprietary)
Langsung saja mulai lab-nya. Berikut topologynya. 

Konfigurasi

Berikut cara mengkonfigurasi tipe L2 Etherchannel LACP. Pertama, kita jadikan mode active (untuk LACP) pada interface fast ethernet 0/1-3 pada kedua switch.

Switch1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch1(config)#int ran fa0/1-3
Switch1(config-if-range)#channel-group 1 mode active
Switch1(config-if-range)#
Switch2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch2(config)#int ran fa0/1-3
Switch2(config-if-range)#channel-group 1 mode active
Switch2(config-if-range)#
Setelah dijadikan mode active, kita jadikan mode trunk pada channel group yang tadi dibuat. Fungsinya sebagai penghubung antara interface range agar menjadi satu link dari tiga link tersebut. 
Switch1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch1(config)#int port-channel 1
Switch1(config-if)#switchport mode trunk
Switch1(config-if)#
Switch2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch2(config)#int port-channel 1
Switch2(config-if)#switchport mode trunk
Switch2(config-if)#

Verifikasi

Lalu lakukan verivikasi. Bisa terlihat port yang di pasang etherchannel adalah port fa0/1, fa0/2, dan fa0/3. 

Switch#sh etherchannel summary
Flags:  D - down        P - in port-channel
        I - stand-alone s - suspended
        H - Hot-standby (LACP only)
        R - Layer3      S - Layer2
        U - in use      f - failed to allocate aggregator
        u - unsuitable for bundling
        w - waiting to be aggregated
        d - default port


Number of channel-groups in use: 1
Number of aggregators:           1

Group  Port-channel  Protocol    Ports
------+-------------+-----------+----------------------------------------------

1      Po1(SU)           LACP   Fa0/1(P) Fa0/2(P) Fa0/3(P)

Dengan demikian berakhir sudah pertemuan kita kali ini dimateri Etherchannel LACP. Jumpa lagi dimateri selanjutnya dengan judul Etherchannel PAGP yang merupakan cisco propietary. Semoga anda suka tulisan saya dan semoga artikel ini membantu sekaligus bermanfaat untuk anda pada pembaca. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.
 

Lab 17 Cisco - Spanning Tree Portfast

Assalamu'alaikum

Melanjutkan dari lab cisco sebelumnya, kali ini saya akan menjelaskan tentang spanning tree portfast. Sekedar saran, untuk mempermudah kalian memahami materi ini, disarankan anda kembali melihat lab cisco sebelumnya sebelumnya. Karena diharapkan, lab yang dibuat tidak di longkapi. Kembali lagi, apa itu port fast dan apa kegunaannya? Berikut penjelasannya.

Tahap STP-State

Biasanya, ketika kita hendak mencolokkan kabel ke switch akan membutuhkan waktu lama supaya dapat di gunakan. Biasanya membutuhkan waktu 50 detik dari lampu orange ke lampu hijau. Tahap STP-state interface pada switch yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu :

Blocking ----> Listening ----> Learning ----> Forwarding
       20s           15s             15s

Konfigurasi PortFast

Jika menggunakan portfast maka STP state-nya dari blocking langsung ke forwarding. Untuk mempercepat port fast tersebut, kita bisa menggunakan perintah sebagai berikut.

Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#int range fa0/1-4
Switch(config-if-range)#spanning-tree portfast
%Warning: portfast should only be enabled on ports connected to a single
 host. Connecting hubs, concentrators, switches, bridges, etc... to this
 interface  when portfast is enabled, can cause temporary bridging loops.
 Use with CAUTION

%Portfast will be configured in 4 interfaces due to the range command
 but will only have effect when the interfaces are in a non-trunking mode.
Switch(config-if-range)#
Dengan begini, port fast ethernet 1-4 akan lebih cepat port statenya. Sebagai tambahan, port fast biasa digunakan pada bagian port yag mengarah ke host/client. Karena itu, peringatan pada konfigurasi dijelaskan. Memasang portfast hanya akan membuat switching loop. Alangkah baiknya, jika tidak memasang portfast pada interface yang terhubung ke device pembagi lainnya seperti switch apalagi jika menggunakan 2 link yang sama

Demikian penjelesan yang benar-benar sangat singkat. Semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.

Wednesday, October 28, 2015

Lab 16 Cisco - Mengganti Root Bridge dan Main Link pada STP

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam kesegaran dan kebugaran di pagi hari. Semoga hari ini akan menjadi hari yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya dan juga selamat menjalankan aktivitas. Kali ini saya ingin berbagi tentang STP lagi. Walaupun STP secara default pada cisco sudah aktif. Tapi, kita sebagai admin bisa memanagenya. Management yang bisa kita lakukan disini contohnya mengganti root bridge mapun main linknya pada stp. Langsung saja, cekidot!!

Mengganti Root Bridge

Root bridge terpilih berdasarkan priority atau mac address terendah. Jika pada lab sebelumnya yang menjadi root bridge berdasarkan mac address terendah. Sekarang kita akan mencoba menggunakan priority terendah agar switch bisa menjadi sebuah root bridge. Sebelumnya, perhatikan topology yang akan kita gunakan.  

Berdasarkan mac, kita bisa melihat bahwa switch kiri menjadi root bridge. Berikut pembuktiannya. 

Switch-Kiri#sh spanning-tree
VLAN0001
  Spanning tree enabled protocol ieee
  Root ID    Priority    32769
             Address     A.A.A
             This bridge is the root
             Hello Time  2 sec  Max Age 20 sec  Forward Delay 15 sec

  Bridge ID  Priority    32769  (priority 32768 sys-id-ext 1)
             Address     A.A.A
             Hello Time  2 sec  Max Age 20 sec  Forward Delay 15 sec
             Aging Time  20

Interface        Role Sts Cost      Prio.Nbr Type
---------------- ---- --- --------- -------- --------------------------------
Fa0/2            Desg FWD 19        128.2    P2p
Fa0/1            Desg FWD 19        128.1    P2p

Seperti yang terlihat pada topology, priority antara switch kiri dengan switch kanan memiliki kesamaan. Pada kali ini kita akan bermain dengan priority, Jadi, tidak ada kaitannya dengan mac address. Ingat semakin kecil prioroty, maka sistem akan menjadi root-bridge dan semakin besar priority, maka salah satu interfacenya akan diblok. 

Sekarang, kita ingin menjadikan switch kanan sebagai root bridge yang prioritynya lebih rendah dari switch kiri. Jadi kita ubah settingan prioritynya sebagai berikut.

Switch-Kanan#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch-Kanan(config)#spanning-tree vlan 1 priority 4096
Pada settingan diatas, settingan priority hanya pada angka tertentu saja. Yang dimaksud angka tertentu ini adalah angka yang khusus dimana priority hanya dapat disetting dengan angka yang selalu berkelipatan 4096. Contoh priority dari terkecil sampai terbesar : 0, 4096, 8192, 12.288, 16.384, 20.480, 24.567, 28.672, 32768, 36.864, Dst sampai 61.440

Jika kita sudah menyetting priority menjadi 4096. Ini jelas priority sudah lebih kecil dari sebelumnya. Karena switch kiri masih menggunakan priority 32.768 (priority default). Maka switch kanan secara otomatis akan menjadi root bridge. Karena setiap priority yang lebih rendah akan menjadi root bridge.


Switch-Kanan#sh spanning-tree
VLAN0001
  Spanning tree enabled protocol ieee
  Root ID    Priority    4096
             Address     B.B.B
             This bridge is the root
             Hello Time  2 sec  Max Age 20 sec  Forward Delay 15 sec
Bridge ID  Priority    32769  (priority 32768 sys-id-ext 1)
             Address     B.B.B
             Hello Time  2 sec  Max Age 20 sec  Forward Delay 15 sec
             Aging Time  20

Interface        Role Sts Cost      Prio.Nbr Type
 
---------------- ---- --- --------- -------- --------------------------------
Fa0/2            Desg FWD 19        128.2    P2p
Fa0/1            Desg FWD 19        128.1    P2p

Mengganti Main Link

Selanjutnya, kita coba ubah kecepatan bandwidht dari jalurnya. Kita ubah kecepatan link atas (Main-link) pada router kanan, dari 100Mb menjadi 10Mb dan lihat apa yang akan terjadi.

Switch-Kanan#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch-Kanan(config)#int fa0/1
Switch-Kanan(config-if)#speed 10
Maka, main-link akan berpindah menjadi link yang bawah. Sedangkan link yang sebelumnya menjadi main-link kini menjadi backup-link. Kenapa begitu? Hal ini disebabkan, jalur yang akan dipilih sebagai jalur main-link adalah jalur yang memiliki kecepatan tertinggi dari jalur lainnya.

Demikian beberapa management yang bisa dilakukan pada STP di Cisco. Semoga bermnafaat untuk anda, sekian dari saya. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung, datang lain kali.

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment