Thursday, April 30, 2015

Network File System Di Debian

Konsep Teori

NFS (Network File System) digunakan untuk memount atau menggabungkan direktori pada komputer lain seolah-olah seperti direktori lokal. Sistem operasi yang digunakan dalam Memounting adalah Sistem operasi yang memenuhi standar postfix yaitu Linux, BSD Family (BSD, FreeBSD, NetBSD, OpenBSD), Unix Famili (Tru64Unix, Hp-UX, AIX, ieix) dan sun Family (Solaris, sun OS).

Topologi

Kali ini saya menggunakan topologi sederhana antara Client dan server yang yang nantinya akan dimounting. Maka topologinya akan seperti gambar berikut. Kali ini kita coba gunakan network dengan prefix /30 agar lebih spesifik.



Setting Ip Di Setiap Perangkat

  • Server NFS
    • Ip Address : 10.10.10.1
    • Netmask : 255.255.255.252
  • Client1 Linux
    • Ip address : 10.10.10.2
    • netmask : 255.255.255.252
  • Client2 Linux
    • Ip address : 10.10.10.3
    • netmask : 255.255.255.252

Install NFS

Jika semua perangkat sudah diberikan ip address. Sekarang, kita install paketnya dengan menggunakan aplikasi nfs-kernel-server dengan menggunakan perintah
# apt-get install nfs-kernel-server

Membuat Direktori Yang Akan di Share

Setelah itu kita coba buat user akan kita share ke client. Kenapa harus buat user? kenapa tidak buat direktory untuk dishare saja? sebenarnya sama saja, saya hanya ingin membuat user dan dari direktori user tersebut adalah direktori yang ingin saya share. Bisa juga jika kalian ingin membuat direktori untuk dishare, hal itu terserah pada keinginan.


Mengedit File NFS

Jika kalian sudah membuat direktory yang ingin dishare, sekarang kita edit file export. dengan menggunakan perintah
# nano /etc/exports.
Lalu tambahkan paling bawah : direktory yang ingin di share, Ip yang akan diakses client (network Ip juga bisa) menggunakan netmask. (rw,no_root_squash,no_subtree_check,async).
  • rw : memberikan akses read and write kepada client,
  • no_root_squash : tidak ada penyamaan root pada client dengan root pada server,
  • no_subtree_check : tidak ada pengecekan subtree pada direktori yang dimount,
  • sync : untuk sinkronisasi antara perubahan di client dengan direktori yang sebenarnya di server.




Pada gambar diatas, Ip yang bisa diakses oleh client adalah 10.10.10.2 karna menggunakan netmask /30. netmask /30 hanya memiliki 2 host yang bisa digunakan. Sedangkan server sudah menggunakan 1 host. Bagaimana jika menggunakan /24, akses Ip yang diberikan adalah 10.10.10.2 - 10.10.10.254 terdapat 254 host yang bisa digunakan. Ingat ini adalah perhitungan subnetting.

Pada gambar diatas ada pengaturan Network file system (yang berada didalam tanda kurung setelah Ip Network) hal ini berlaku kepada seluruh Ip yang bisa digunakan dalam jaringan Ip Network tersebut. Bagaimana jika kita memisahkan salah satu Ip dari konfigurasi yang kita berikan? Contohnya jika hanya ada 2 client. Dan kita ingin membuat konfigurasi baru untuk salah satu pemilik Ip yaitu Ip 10.10.10.3. Maka sintaks yang kita gunakan adalah sebagai berikut.
/home/alfa  
10.10.10.2/30(rw,no_root_squash,no_subtree_check,async)
10.10.10.3/30(ro,no_root_squash,async)
Maka Ip Network kita ubah Ip 10.10.10.2 untuk konfigurasi lama dan kita tambahkan Ip 10.10.10.3 untuk konfigurasi baru. Jadi pengaturan network file system antara Ip 10.10.10.2 dengan 10.10.10.3 berbeda.

Kembali lagi ke konfigurasi sebelumnya. Setelah mengkonfigurasi jangan lupa untuk merestart NFSnya dengan perintah.
#/etc/init.d/nfs-kernel-server restart

Setting Ip Pada Client Linux

Seperti yang kita tau, NFS hanya dapat bekerja pada sistem file seperti linux. Karena itu client yang digunakan adalah linux. Disini saya menggunakan client Opensuse. Jadi setting ip seperti yang sudah di katakan sebelumnya. Untuk cara menyetting ip pada OS Opensuse bisa dilihat pada link berikut.


Membuat Direktori dan Mounting Direktori

Lalu pada client kita buat direktori untuk menerima mounting. Saya membuat direktory sharedata pada root. Jadi jangan lupa masuk root dan gunakan perintah :
# mkdir sharedata
Lalu kita coba mount dengan perintah, mount <Ip Server>:<direktori server yang dimount> <direktory client yang dimount>
contoh : # mount 10.10.10.1:/home/alfa /sharedata

Restart RPC Bind Jika terjadi error

Jika terjadi error seperti gambar diatas, biasanya hal tersebut disebabkan rpcbind yang tidak berjalan. kita coba restart rcpbind nya Di server debiannya. Dengan perintah :
# /etc/init.d/rpcbind restart
Jika sudah direstart, kita coba mounting lagi dan jika sudah berhasil, kita coba buat direktory pada client untuk mengetest apakah proses mounting sudah berjalan dengan baik. Kita coba buat direktory testing pada direktory client yang dimount yaitu direktory /sharedata. 




Jika sudah dibuat pada client kita cek diserver, maka direktory testing akan terbuat pada direktory server yang di mounting.




Demikianlah pertemuan kita berakhir disini. Gunakanlah ilmu sebaik-baiknya dan yang akan lebih baik bila mengajarkan orang lain agar ilmu tersebut dapat lebih dimengerti. Sampai jumpa di postingan selanjutnya. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar.

0 komentar:

Post a Comment

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment