Management Network Dasar Di Debian
Semua peralatan yang terhubung ke jaringan komputer, membutuhkan alamat atau disebut Ip Address. Oleh karena itu, NIC (kartu jaringan) tidak akan berguna jika Ip address tidak di setting telebih dahulu.
Untuk menyetting Ip address di debian (server) kita harus mengedit file Interface dan harus berada di dalam direktory root. Settingan yang saya gunakan adalah sistem Client server dengan client yang bisa mengakses server. Jadi topologinya seperti gambar berikut.
Untuk menyetting Ip address di debian (server) kita harus mengedit file Interface dan harus berada di dalam direktory root. Settingan yang saya gunakan adalah sistem Client server dengan client yang bisa mengakses server. Jadi topologinya seperti gambar berikut.
Untuk setting Ip gunakan perintah :
root@debian:~# nano /etc/network/interfacesKet : Perintah nano adalah perintah mengedit sebuah file layaknya text editor
Lalu tambahkan Address seperti di atas. Jika sudah selesai kita simpan text editornya dengan (Ctrl + x) lalu Y dan Enter.
Keterangan
Kata auto yang terletak di depan nama suatu interface, menandakan bahwa interface tersebut akan dinyalakan secara otomatis pada saat computer booting. Interface lo tidak memiliki konfigurasi Ip Address, karena lo digunakan sebagai loopback sehingga memiliki Ip Address yang pasti yakni 127.0.0.1. Alamat IP ini digunakan oleh komputer untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Kata Static berarti kita harus membuat Ip secara manual.
Agar konfigurasi dapat aktif kita harus merestart networknya. Gunakan perintah :
# /etc/init.d/networking restart
Membagikan Koneksi Internet Ke Client Dengan Server
Karena konfigurasi yang kita lakukan adalah mode client-server lokal (tidak terhubung ke internet *terlihat di topologi jaringan di atas.) maka kita hanya menggunakan satu interface (eth0). Jika ingin terhubung ke internet melalui ISP. Itu akan memerlukan 2 atau lebih interface (eth1, eth2, eth3 dan seterusnya). Dan pastinya hal tersebut akan memerlukan 2 NIC (hardware kartu jaringan) Contohnya adalah sebagai berikut.
Hal ini mengakibatkan server membutuhkan 2 IP, yaitu Ip untuk connect ke internet dan Ip untuk dibagikan ke client. Contohnya :
- Internet memiliki Ip 192.168.1.1 maka server harus memiliki Ip agar bisa connect ke internet. Jadi server memiliki Ip 192.168.1.134 dengan netmask yang sama dan gateway-nya Ip Internet 192.168.1.1
- Untuk membagikan internet yang di dapatkan ke client, maka server harus membuat ip lagi. misal, 10.10.10.1 dengan netmask 255.255.255.0 maka client harus memiliki Ip agar bisa terconnect ke server yang terhubung ke Internet. Jadi client memiliki Ip 10.10.10.134 dengan netmask yang sama dan gateway-nya Ip server 10.10.10.1
Auto eth0 digunakan untuk menghubungkan server ke internet. Kenapa ada gateway? karena gateway adalah IP ISP yang saya gunakan. Address pada eth0 disesuaikan dengan gateway hanya berbeda pada akhiran IP.
Auto eth1 digunakan untuk membagikan Internet ISP ke client, tujuannya agar client bisa menikmati internet yang di berikan server. Auto eth1 tidak ada gateway karena gateway digunakan oleh penerima jaringan. Jadi clientlah yang harus memiliki gateway yang digunakan Ip server.
Gateway client : 10.10.10.1 sama seperti ip server : 10.10.10.1
Demikianlah hal yang bisa saya jelaskan mengenai management network dasar, semoga pengunjung sekalian dapat memahaminya dan semoga dapat bermanfaat. Salam penutup, Akhiru kalam. tetap terus kunjungi kami. wassalamu'alaikum wr. wb.
0 komentar:
Post a Comment