Network Infrastructure MAN 2 - Tunnel, Local Loop and Connecting Multi Client Site
Assalamu'alaikum
Selamat siang, salam networking. Selamat berjumpa lagi dengan saya si admin tampan dan tidak sombong. Melanjutkan kembali pembahasan kita tentang network intfrastructure MAN yang merupakan bagian lokal loop dan routing nasional. Kali ini kita akan membahas bagaimana cara mengkoneksikan antar client site dengan menggunakan jaringan MAN itu sendiri. Langsung saja kita bahas pembahasannya pada penjelasan berikut ini.
Topology dan Overview Konfigurasi
Karena ini merupakan kelanjutan dari lab yang berkelanjutan, ada baiknya kalian cek artikel sebelumnya Setup Cloud Core terlebih dahulu. Di artikel tersebut dijelaskan topology lengkap, dan beberapa teory yang berkaitan dengan jaringan MAN itu sendiri. Untuk kelanjutan dari artikel sebelumnya, dimateri kali ini kita hanya fokuskan ke router2 dan router7. Dimana router ini adalah router yang sama sama nantinya akan di letakkan di lokasi site (tempat client).
Karena langsung berkaitan dengan simulasi, kebetulan si client ini juga memiliki rak di data center misalnya. Sehingga kita jadikan R2 dan R1 berada di site data center. Sedangkan R7 dan R8 berada di lokasi a misalnya Jakarta. Berdasarkan permintaan ke marketing si vendor, client meminta akses dari vendor untuk memberikan beberapa fitur seperti :
- Meminta ip publik pada router client1 (site DC) dan juga pada router client2 (site Jakarta).
- Meminta vendor untuk menghubungkan kedua site menggunakan jalur yang berbeda dari jalur publik, yaitu tunnel local loop. Dan router yang mengelola tunnel local loop ini berada di site data center. Artinya R2 vendor publik adalah router yang memiliki multi fungsi. Yaitu sebagai client tunneling publik nantinya dan juga sebagai server tunneling lokal loop.
- Mengaktifkan grouping interface yang berbeda, di interface setiap router vendor publik. Sehingga ether3 vendor publik siteA terkoneksi ke ether3 vendor publik site SiteB. Sedangkan koneksi ether4 siteA akan berbeda grouping dari interface ether3.
Loopback dan Winbox
Bagi kalian yang melakukan ujicoba menggunakan gns3, kita akan membuat loopback terlebih dahulu. cek artikel Remote Mikrotik GNS3 menggunakan winbox. Hal ini dikarenakan pada lab ini kita akan melakukan konfigurasi tunnel, bridge dan mungkin beberapa tambahan lainnya menggunakan mode display. Selain agar kalian bisa lebih mudah mengkonfigurasi nantinya, hal ini juga bisa menjadikan sebuah simulasi ketika kalian meremote akses perangkat perangkat yang berada di cloud core tersebut.
Karena kita hanya fokus ke R2 dan R7, maka kita harus menghubungkan loopback pc ke kedua router tersebut melewati R6 (artikel sebelumnya). Caranya cukup mudah, kita hanya tinggal menambahkan saja advertising network 77.77.77.0/24 kedalam ospf area backbone agar loopback pc bisa terhubung. Note : dalam case ini, loopback pc saya menggunakan ip 77.77.77.4/24.
[admin@R6] > ip address add address=77.77.77.1/24 interface=ether3 [admin@R6] > routing ospf interface add interface=ether3 [admin@R6] > routing ospf network add network=77.77.77.0/24 area=backbone |
Selanjutnya, tinggal cek test ping dari pc ke ip R2 dan R7. Jika masih belum bisa pastikan interface asli kalian disable dulu karena kita akan fokuskan packet data melalui interface loopback saja.
Menambahkan Grouping
Konfigurasi tahap pertama yang perlu kita lakukan dan harus dilakukan adalah menambahkan grouping pada konfigurasi bridge. Di konfigurasi ini adalah proses pemisahan grouping interface sesuai permintaan client. Tentu saja, memisahkan port dari grouping yang sama akan membuat pemakaian bandwidht nasional menjadi lebih banyak karena semakin banyaknya jumlah koneksi tunnel yang berada pada routing nasional.
Dan tentu saja, biaya untuk menambahkan fitur ini bisa lebih mahal dari fitur standarnya. Tapi kembali lagi ke service providernya apakah mengizinkan akses ini, atau membicarakan masalah ini lewat marketing atau vendor juga bisa membuat management bandwidht sehingga pamakaian bandwidht client tetap berada di zona aman "pemakaian bandwidht". Kira kira begitu gaess.
Balik lagi ke konfigurasi, konfigurasi bridge yang ditambahkan disini ada 3 sesuai dari jumlah interface yang dipisahkan. Sehingga masing masing interface (eth3, 4, dan 5) akan dimasukan ke tiap tiap group yang sudah dibuat. Konfigurasi bridging ini sama di setiap site. Karena setiap interface di site akan dihubungkan sesuai interfacenya setiap site. Artinya konfigurasi ini, kalian konfigurasikan di R2 dan R7.
Konfigurasi PPTP Server Pada R2 (Site Data Center)
Sebagai router yang mengelola lokal loop client1 dan 2. Client meminta agar router yang mengelola tunnel ini berada di siteA atau site Data Center. Karena itu, router yang kita konfigurasi ini adalah R2 atau router vendor publik yang berada di site A. Untuk mengkonfigurasi PPTP Server, pastikan service pptp server sudah di enabled.
Setelah itu kita siapkan beberapa ip pool untuk diarahkan sebagai address PPTPnya. Karena kita memiliki 3 interface yang otomatis akan diarahkan ke 3 pptp. Maka, kita siapkan 3 ip pool juga yang ber address host 2-10. Ip pool ini, nantinya akan diarahkan ke konfigurasi profiles pptp, sebagai remote addressnya, artinya router pptp client yang terkoneksi ke server pptp ini akan menggunakan address tersebut (2-10). Untuk local address masukan ip dengan host 1 yang menandakan sebagai gateway atau ip server. Selain itu, jangan lupa untuk memasukan pptp ke dalam bridge sesuai topology.
Tidak hanya pptp bridging 300, kita juga harus menmbuat profiles untuk interface eth3 dan eth4nya. Setelah itu konfigurasi PPTP Server masih belum selesai, karena tadi kita baru hanya mengkonfigurasi profilesnya saja. Sekarang tinggal kita masukan pptp profiles tadi ke pptp secret di menu ppp > secret untuk login dan password pptnya. Masukan saja sesuai login angka, untuk mempermudah gunakan angka yang sama. Di angka yang sama masukan profile dan servicenya.
Konfigurasi PPTP Client Pada R7
Setelah PPTP dikonfigurasi, sekarang kita koneksikan R7 ke R2 menggunakan pptp client. Sebelum itu, kita tambahkan dulu profile yang disertakan dengan bridgenya.
Buat semua profile sesuai bridgenya, setelah itu tambahkan interface PPTP Client, berikan nama konfigurasi PPTP 300 misalnya, lalu koneksikan ke ip cloud si R2 yaitu 23.23.23.2 dengan login beserta passwordnya. Setelah itu baru masukan profile yang sudah dibuat.
Pengecekkan
Tahap akhir yang perlu dilakukan adalah pengecekkannya. Koneksi PPTP yang sudah dikonfigurasi diatas, bisa kita cek pada R2 di menu PPP yang muncul koneksi dari pptp clientnya, address dynamic untuk pptpnya dan bridge yang otomatis terbentuk dari interface PPTP. Dan juga kita bisa mengecek proses terjadinya koneksi PPTP pada menu log.
Selain itu, kita juga harus mengecek pada router clientnya. Router client disini kita tambahkan saja address baru di interface lokal loop. Artinya interface eth2 pada R1 dan R8 kita tambahkan address baru. Address ini yang akan menghubungkan antara R1 dan R8 itu sendiri gaess. Ingat gaess, kalau R1 dan R8 itu adalah router client, sehingga kedua router tersebut tidak terkoneksi ke cloud. Melainkan hanya sebuah router client dimata service provider.
[admin@R1] > ip address add address=20.20.20.1/24 interface=ether2 |
[admin@R8] > ip address add address=20.20.20.2/24 interface=ether2 |
[admin@R1] > ip route print Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme, B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit # DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE 0 ADC 20.20.20.0/24 20.20.20.1 ether2 0 [admin@R1] > ip neighbor print # INTERFACE ADDRESS MAC-ADDRESS IDENTITY VERSION BOARD 0 ether1 00:AB:B8:B5:2A:00 R2 5.20 x86 1 ether2 20.20.20.2 00:AB:01:9B:88:01 R8 5.20 x86 2 ether2 00:AB:8C:AF:20:02 R7 5.20 x86 3 ether2 00:AB:B8:B5:2A:02 R2 5.20 x86 [admin@R1] > ping 20.20.20.2 HOST SIZE TTL TIME STATUS 20.20.20.2 56 64 223ms 20.20.20.2 56 64 50ms |
Dengan demikian antar client atau antar site sudah terhubung tanpa menggunakan cloud. Sehingga dengan begini kita simpulkan bahwa, jalur yang dibuat oleh provider yaitu PPTP adalah jalur logical yang menghubungkan antar site. Namun, jalur logikal itu sendiri membutuhkan jalur physical yang saling menghubungkan antar cloud core yang sudah pernah dibahas di artikel sebelumnya gaess.
Barang kali hanya itu yang dapat saya sampaikan, sekian dari saya. Saran dan pertanyaan bisa letakkan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung, kita akan lanjutkan material ini di artikel berikutnya atau di lain waktu. Sekian, salam networking.
0 komentar:
Post a Comment