Friday, September 11, 2015

Project 1 Warnet - Management Diskless

Assalamu'alaikum

Selamat siang semuanya. Di hari yang berbahagia ini saya akan melanjutkan konfigurasi untuk project pertama saya dan kawan-kawan. Project ini diharapkan akan membantu semangat belajar anda-anda semua dan semoga ilmu project ini bisa membantu sekaligus bermanfaat untuk anda. Kali ini saya ingin melanjutkan konfigurasi management warnet selanjutnya yaitu management diskless. Apa saja yang harus di managementkan? Kita ke TKP!!

Setting Anti Pembeku Sistem Diskless

Management diskless yang pertama adalah setting anti pembeku sistem. Seperti yang kita tau, sistem diskless memiliki keamanan yang tinggi. Salah satunya pembeku sistem client akses. Jadi, setiap client yang menggunakan diskless tidak akan bisa menyimpan aplikasi atau data apapun di PC client. Hal ini bersifat relavan, maksudnya client masih bisa menyimpan, jika PC Client belum di restart dan mengambil image default pada server diskless.

Lalu bagaimana, jikalau kita sebagai admin warnet ingin menginstall game pada image default tersebut? haruskah kita mengupload ulang image yang baru yang telah diinstall game? jawabannya bisa mengupload ulang yang dimana membutuhkan waktu yang lama untuk mengupload atau bisa menggunakan cara mematikan anti pembeku pada server sehingga konfigurasi client bisa tersimpan pada server. Istilah dalam diskless ini adalah menjadikan client sebagai SuperWKS yang sebelumnya hanya memiliki akses WKS.

Shutdown Client

Dilihat dari cara kedua yang lebih efektif, maka kita akan langsung beranjak ke medan konfigurasi. Pertama yang harus dilakukan untuk mengkonfigurasi Superwks adalah dengan men-shutdown client yang ingin dijadikan superwks. Gambar dibawah menunjukan client belum shutdown. Bukti bahwa client sudah di shutdown adalah dengan hilangnya detik penggunaan image (active) pada tampilan Boot manager server diskless.

Menjadikan Satu Client Sebagai SuperWKS

Jika client satu atau sebutan disklessnya wks000 sudah shutdown, maka klik pada client tersebut, lalu klik pada perintah superwks. Di tampilan superwks, ubah settingan update mode menjadi merge update. Jika sudah klik ok
 

Client yang disetting superwks akan berubah menjadi merah layaknya seperti tampilan dibawah ini.
 

Pengecekkan Pada Client

Jika pada client biasanya kan muncul notifikasi di task bar. Jika sudah seperti ini, maka client tersebut (client1 di konfigurasi saya) sudah bisa menginstall aplikasi apapun yang ingin diinstall untuk image default. Sehingga aplikasi yang diinstall tersebut akan munbul juga di client lain yang menggunakan image default.
 

Menyimpan dan Menonaktifkan Anti Pembeku

Jika client sudah menginstall atau menaruh data penting pada image default, konfigurasi yang dilakukan belumlah selesai. Kita harus menyimpan konfigurasi pada server dulu. Caranya pertama, matikan client1 (client yang mengggunakan superwks) terlebih dahulu. 

Jika sudah, kita klik pada client tersebut di server lalu klik superwks lagi. Setelah itu, pada pilihan save current superwks, kita pilih immediately save lalu klik ok. Dan secara otomatis, client tersebut akan menjadi wks kembali dan akan menggunakan keamanan pembeku sistem diskless lagi.
 

Remote Client dari Server Diskless

Berlanjut, ke management berikutnya. Tidak hanya pembeku sistem, diskless NxD memiliki fitur untuk meremote client yang terkoneksi untuk melakukan beberapa perintah, seperti reboot, shutdown ataupun log off. Cara melakukannya adalah sebagai berikut. Semisal, kita ingin client1 di reboot. Maka, klik kanan pada client1 atau wks000 lalu pilih remote control. Di tampilan remote, pilih reboot lalu ok.
 

Maka client1 akan langsung tereboot seperti semestinya.
 

Dan terakhir yang harus dilakukan dalam poject warnet ini adalah melakukan test shutdown seluruh client dari server diskless. Klik pada semua client, lalu klik remote dan pilih shutdown.
 

Semoga berhasil dengan project warnet anda dan semoga artikel ini bermanfaat. Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih dan sampai jumpa pada project selanjutnya....

Thursday, September 10, 2015

Project 1 Warnet - Management Billing Explorer - Setup Awal Billing

Assalamu'alaikum

Jumpa lagi dengan saya yang tidak pernah PHP dengan anda. Dimana saya bisa menjadi motivasi anda sebagai harapan terakhir anda (mulai ga jelas). Kali ini saya ingin menjelaskan tahap akhir konfigurasi warnet. Yaitu management konfigurasi setiap langkahnya. Management ini diperlukan untuk kemaslahatan warnet kita kedepannya. Walaupun ada beberapa materi yang tak tersampaikan, tapi setidaknya ada beberapa management yang penting terutama untuk warnet diskless. 

Setup Billing Explorer Client2

Langsung saja, kita mulai memanagementnya. Untuk management yang pertama saya ingin menjelaskan tentang set up billing awal sebelum penggunaan warnet dimulai. Maksudnya apa? Sebelum itu, sudahkah kalian mencoba mengetest warnet diskless ini menggunakan 2 Client beserta billing-billing yang sudah diupload?

Jika di postingan sebelumnya kita hanya menggunakan satu client saja untuk uji coba warnet diskless ini, sekarang buktikan pada client yang kedua. Permasalahannya memang tidak muncul diawal, tapi muncul disaat client2 mengakses billing beserta client1 yang online billing juga.

Latar Belakang

Pertanyaannya, kenapa client2 tidak bisa mengakses billing ketika client1 sedang on billing? Jawabannya adalah karena ketika saat Client yang mengupload image ke diskless, settingan yang digunakan diarahkan ke client1. Contoh settingan sebelum di upload ke disklessnyanya seperti gambar berikut ini. Di gambar terlihat jelas settingan nomor clientnya adalah 1. Itu adalah penyebabnya.

Resolv Problem

Lalu bagaimana cara mengatasi hal tersebut? tentu saja, jawaban yang jelas adalah dengan mengkonfigurasi atau bisa kita sebut setup awal warnet sebelum pemakaian oleh pengguna. Lalu, konfigurasi seperti apa yang harus dilakukan? Berikut langkah-langkah konfigurasi setup billing awal.

Pertama, kita ubah dulu settingan client number pada konfigurasi billing client2. Jadi, pada client2 kita masuk ke Admin #7 (konfigurasi menu), lalu masukan user dan password defaultnya (asal belum diatur). Masih ingat user dan pass defaultnya? Ingat!! User admin pass 008. Jika sudah, klik ok.


Setelah itu, langsung kita ke menu setting, dan langsung saja diubah pengaturannya menjadi client number2. Jangan lupa di save lalu klik close.
 

Konfigurasi number clientnya sudah diubah? sudah bisakah client mengakses billing? Jawabannya, belum bisa karena konfigurasi tersebut harus di refresh terlebih dahulu. Cara merefreshnya adalah dengan mengclose program billing client lalu masuk lagi ke program billingnya. Untuk mengclose billing caranya masuk ke menu admin #7 lagi dengan user dan passnya.
 

Jika sudah masuk, kita klik exit client dan masukan passnya. Lalu pada tampilan selanjutnya, pada kotak kuning masukan password client lalu klik exit untuk keluar dari billing mode.
 

Setelah keluar, kita masuk lagi ke program billingnya. Biasanya ada di start menu. Langsung saja, kita masukan username dan password (sesuai dengan pass di operator) untuk loginnya billing.
 

Maka client2 juga akan bisa mengakses billingnya. Berikut contoh SS-an virtual mode, konfigurasi dari setup billing client1 dan client2.
 

Begitu juga di operator, ditampilan billingnya akan muncul dua client yang sedang login. W/S1 adalah settingan billing yang menggunakan client number 1 dan W/S 2 adalah settingan billing yang kita setting sebelumnya (client number2).
 

Note : Konfigurasi billing setup awal ini harus dilakukan setiap waktu ketika ingin membuka warnet. Wajar saja, hal ini merupakan settingan default upload ke server diskless. 

Capture Virtual Uji Coba Diskless + Billing

Bonus untuk hari ini, sepesial untuk anda semua yang berkunjung. Berikut beberapa Capture konfigurasi saya yang sudah berhasil menggunakan 5 client sekaligus di satu PC Sekolah. Wajar saja, RAM yang digunakan PCnya 8Gb dan total Ram yang dibutuhkan untuk 1 server + 1 OP + 5 Client kurang lebih 5 GB-an. Capture pertama 5 client yang berhasil booting menggunakan image dari server diskless.

Capture dua, 5 client yang memulai billingnya dengan tampilan operator yang masih menggunakan 2 client. Artinya, ke lima client masih belum di setup seperti penjelasan diatas.
 

Dan yang terakhir adalah ketika ke lima client sudah disetup billing awal. Dan semua client akan terdeteksi pada tampilan billing operator.
 

Demikianlah perjumpaan kita kali ini. Semoga menyenangkan dan semoga berhasil serta bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, kurang lebih mohon maaf. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar terima kasih. Berikut lanjutan link management part kedua tentang management diskless untuk warnet.

Wednesday, September 9, 2015

Lab 12 Cisco - DHCP Di Switch - Switch Multi Layer

Assamu'alaikum

Jumpa lagi dengan saya, si admin yang ada habisnya mosting hal-hal bermanfaat. Walaupun, sebenarnya tujuan admin juga belum jelas kenapa mau mosting hal-hal yang beginian -_-. Namun, anggep aja sebagai pengetahuan yang bisa dibahas untuk kemaslahatan umat banyak (Ngawur). Kali ini admin bakal ngejelasin apa itu setting DHCP? dan gimana settingnya kalo di cisco.

Topologi

Next materi, DHCP. Masih ingat apa itu DHCP? DHCP (dynamic host control Protocol) adalah suatu metode untuk mengontrol ip-ip yang akan diberikan secara dynamic atau otomatis. Dalam lab kita kali ini, DHCP yang digunakan masih menggunakan switch multilayer. Untuk topologynya masih sama seperti yang sebelumya. Yaitu topology yang seperti ini. Untuk konfigurasinya masih dilanjutkan dari lab sebelumnya. Karena, pembagian DHCPnya masih berdasarkan VLAN yang tersetting. Berikut ini link postingan sebelumnya.


Pada gambar, di switch kita setting DHCP server yang fungsinya untuk memberikan layanan DHCP kepada laptop dan pc. Langsung saja kita setting pada switchnya. 


Note : Buat yang penasaran kenapa DHCP terikat dengan konfigurasi VLAN pada materi sebelumnya, kita bisa lihat sendiri pada konfigurasi dibawah, terdapat perintah default-router disitu. Perintah tersebut merupakan address dari sub-interface switch yang sebelumnya sudah dibahas. Jadi, secara tidak langsung settingan default-router mempengaruhi kearah settingan Vlan.

Switch(config)#ip dhcp pool DHCP1
Switch(dhcp-config)#network 10.10.10.0 255.255.255.0  
Switch(dhcp-config)#dns-server 8.8.8.8
Switch(dhcp-config)#default-router 10.10.10.1
Switch(dhcp-config)#ex
Switch(config)#ip dhcp pool DHCP2
Switch(dhcp-config)#net 20.20.20.0  255.255.255.0
Switch(dhcp-config)#dns-server 8.8.8.8
Switch(dhcp-config)#default-router 20.20.20.1
Switch(dhcp-config)#ex
Dengan begini, setting DHCP sudah diselesaikan dan sudah dapat di implementasikan. Tambahan lagi, jika ada ip yang tidak ingin di berikan kita bisa menambahkan command dengan excluded-address seperti di bawah ini.


Switch(config)#ip dhcp excluded-address 10.10.10.1 10.10.10.10
Switch(config)#ip dhcp excluded-address 20.20.20.1 20.20.20.10
Switch(config)#
Maka, ip yang akan di berikan dimulai dari 10.10.10.11 dan 20.20.20.11. Tinggal tahap akhir yaitu implementasi pada client-nya. Kita hanya tinggal menjadikan settingan ip pada host menjadi dynamic atau “obtain an Ip Address Automatically”. Untuk verifikasinya bisa melihat ip berapa saja yang sudah terpakai untuk para host (client) dengan menggunakan perintah sebagai berikut. 


Switch#sh ip dhcp binding
IP address       Client-ID/              Lease expiration        Type
                 Hardware address
10.10.10.11      000B.BEB4.C050           --                     Automatic
20.20.20.21      0000.0C50.AC4B           --                     Automatic
Switch#
Demikianlah penjelasan singkat mengenai settingan DHCP pada switch multilayer cisco. Kurang lebihnya semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih

Tuesday, September 8, 2015

Lab 11 Cisco - Menghubungkan Antar Vlan - Switch Multi Layer

Assalamu'alaikum

Selamat malam agan-agan yang setia. Bermodalkan Dari lab sebelumnya membuktikan bahwa VLAN yang berbeda dapat di hubungkan. Selain itu, kita juga bisa menggunakan perangkat switch multi layer atau biasa sering disebut switch layer 3 yang memiliki keunggulan dapat mengkomunikasikan dua network yang berbeda. 

Topologi

Pada lab kali ini, kita akan mencoba bagaimana cara menghubungkan vlan dengan perangkat switch multi layer tersebut. Langsung saja, berikut topologynya.


Untuk mengkonfigurasinya, pertama aktifkan vlan 10 dan 20 terlebih dahulu.

Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name pc
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 20
Switch(config-vlan)#name laptop
Switch(config-vlan)#ex
Setelah di aktifkan, masukan mode akses vlan pada interface switch yang terhubung pada setiap host.

Switch(config)#int fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#ex
Switch(config)#int fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#ex
Switch(config)#int fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
Switch(config-if)#ex
Switch(config)#int fa0/4
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
Semua host sudah memiliki vlannya masing-masing. Sekarang tinggal menyetting ip pada setiap vlan yang tertera yang berguna sebagai gateway yang akan digunakan oleh client. Untuk menyettingnya seperti berikut ini.

Switch(config)#int vlan 10
Switch(config-if)#ip addr 10.10.10.1 255.255.255.0
Switch(config-if)#no sh
Switch(config-if)#ex
Switch(config)#int vlan 20
Switch(config-if)#ip addr 20.20.20.1 255.255.255.0
Switch(config-if)#no sh
Tinggal tahap akhir dalam multi layer switch, yaitu tinggal menghubungkan antar network yang berbeda. Kita bisa menggunakan perintah di bawah ini.

Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#ip routing
Semua konfigurasi telah tersetting, tinggal setting di client/hostnya. Masukan ip, subnet dan gatewaynya ke arah ip yang telah disetting di atas tadi (disesuaikan). Maka antar Vlan akan dapat saling berkomunikasi.

Sekian penjelasan singkat mengenai settingan konfigurasi penghubungan antar vlan menggunakan switch multi layer. Semoga artikel ini membantu dan bermanfaat untuk anda. Terima kasih sudah berkunjung, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.

Monday, September 7, 2015

Project 1 Warnet - Upload Image Client Ke Server Diskless


Berjumpa lagi di diskless, semoga mental dan kesabaran anda masih kuat yang diuji coba oleh berkali-kali kegagalan. Tapi ya, jangan sampai menyerah gan. Terus berjuang dan pantang menyerah adalah jalan menuju kesuksesan gan. Ingat! bukan kita doang gagal, karena diskless doang kita nyerah. Para penemu beberapa kali mengalami kegagalan yang bahkan tak terhitung jumlahnya. Utamakan kesabaran, fokus terhadap tujuan dan tingkatkan rasa penasaran adalah cara paling efektif yang bisa membuat anda pantang mundur.

Lanjut lagi materinya, setelah usai menginstall billing pada operator dan client. Sisanya adalah mengupload image client ke server diskless. Kenapa terlebih dahulu harus menyetting billing baru di upload imagenya? Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah semata-mata untuk mengupload image OS Client beserta aplikasi billingnya. Sehingga ketika client yang lain dihidupkan, Billing tidak perlu diinstall lagi melainkan sudah menggunakan billing yang terinstall pada client yang menguploadnya.

Pendahuluan

Sebelum memulai mengupload, terlebih dahulu kita dapatkan aplikasi pengupload-annya. Tenang gan, ga perlu repot buat nyari tuh aplikasi. Sudah saya siapkan spesial buat agan-agan ( ͡° ͜ʖ ͡°). Klik disini untuk mendapatkan aplikasi Diskless Client NxDnya. 

Install Aplikasi NxD Client Upload

Jika sudah mendapatkan aplikasinya, kita buka aplikasinya lalu install. Pastikan firewall sudah dimatikan sebelum diinstall. Ketika anda menginstall aplikasi ini pertama kali, biasanya akan muncuk error yang tulisannya ga jelas kaya dibawah. Anggap aja aplikasi nyuruh restart. Klik ok untuk restart dan install kembali aplikasinya.

Jika sudah restart, kita coba install lagi. Maka proses instalasi akan berjalan semestinya. Untuk type installnya gunakan full install untuk menginstall full fitur dan ketika windows security mengamuk, klik install this driver software anyway.
 

Kalo udah, bakal muncul lagi tuh tulisan encyptan :v tulisan ga jelas dimana gitu. Klik aja yes. Inget gan!! abis install, jangan lupa restart lagi untuk menyelaraskan sistem aplikasi dan sistem OSnya.
 

Setting Enable Upload Pada Server

Jika sudah kita beralih dulu ke server NxD Disklessnya. Kita setting enable upload pada servernya. Hal ini bertujuan agar client bisa mengupload image ke server diskless. Caranya, buka aplikasi NxD Boot Manager lalu pada pilihan options, kita setting Network, Autoadd WKS, dan Import/Export. 



Untuk network setting ini dipergunakan agar nantinya client yang booting lewat ethernet dan tidak memperdulikan OS HDDnya, akan mendapatkan Ip DHCP dari server diskless NxD ini dan akan langsung terkoneksi ke image yang ada di Server Diskless ini. Settingan Ip dan address disini di khususkan untuk clientnya.
 

Selanjutnya, AutoAdd WKS kita ubah settingannya menjadi manual-add on server dan pada tab Import/Export kita enablekan client upload.
 

Upload Image Sisi Client

Kembali lagi ke sisi client. Sebelumnya sudah di restart? Kalo belum, restart dulu, kalo udah kita lanjut. Buka control panel, lalu cari aplikasi NxP 5 Console. Setelah itu kita klik yang uploadernya lalu muncul win popup klik yes saja.


Dan, jreng-jreng. Aplikasi uploader pun terbuka. Dilangkah ini, yang pertama dilakukan adalah mencari boot server Diskless NxDnya dulu. Klik search untuk mencari. Jika ketemu, artinya anda berhasil pada tahap ini, jika gagal pastikan cek apakah settingan enable upload pada server sudah diaktifkan atau belum. Setelah itu, klik mount untuk menggabungkan image tersebut di sistem penyimpanan OS PC ini.
 

Jika sudah tergabung, selanjutnya kita klik diskman maka akan langsung teredirect ke settingan Disk Management. Tujuan kita ke DiskMan adalah semata-mata untuk memformat disk yang akan digunakan untuk upload image tersebut. Cara formatnya udah tau kan? Pilih drive yang tambahkan, trus klik kanan cari tulisan format trus klik. Maka, akan muncul pop up lagi. Isikan seperti yang tertera dibawah ini. Setelah itu Ok.
 

Usai di format, kita close menu DiskMan, kembali ke menu uploader. Sekarang masuk ke tab File Upload, lalu kita masukan src dan dst partision. Sebelum itu, klik refresh dulu yang untuk mendetek si partisi barunya. Jika sudah memastikan Drive C, akan di upload drive baru (drive image server diskless), klik upload. Ditahap ini, pastikan anda menyiapkan kopi, roti dan kalau bisa nasi. Agak lama memang, tapi bersabarlah.
 

Setting Pengarahan Booting Pada Server Diskless

Jika sudah selesai mengupload image pada sisi client. Langkah berikutnya adalah mengklose semua task, trus men-shutdown client, trus bongkar CPU, Cabut hardisk, dan terakhir banting harddisknya untuk melampiaskan kekesalanmu pada diskless :v.

Kembali lagi ke konfigurasi diskless, masih di konfigurasi option yang sebelumnya sudah dilakukan. Sekarang, kita ubah client add modenya menjadi auto-add on server. Hal ini bertujuan agar server bisa menambahkan client mana saja yang diarahkan dan hal ini bersifat dinamic (-_- ngarang). Lalu masukan I/O Server, Disk, Config dan Boot Nic Ip. Biasanya udah kedetek dari awal. Setelah itu klik ok

Ubah Booting Pada Client Lewat Network

Real Config : Yang harddisknya udah di keluarin dari PC berarti anda sudah mengikuti instruksi saya. Sisanya adalah menghidupkan kembali pc yang sudah mengupload image tadi. Ketika sedang booting, coba masuk bios dan ubah peraturan boot order menjadi network yang prioritaskan.

Virtual Config : Yang make virtual (virtualbox), OS yang telah kalian upload tadi dihapus harddsiknya pada pengaturan setting (udah tau kan). Trus diubah pengaturan boot ordernya pada tab system seperti yang tertera pada gambar berikut ini. 

Note : Bagi yang virtual disarankan bagi anda untuk tidak mengikuti langkah diatas. Melainkan menggunakan cara menambahkan Virtual OS baru pada virtual box jangan tambahkan harddisk pada virtualOS tersebut (Ngerti kan maksud gua). Jika sudah ditambahkan baru ubah pengaturan boot ordernya.

Pengecekkan

Jika boot order sudah diubah menjadi network, sekarang kita lakukan pengecekkan dengan cara menghidupkan sistem PCnya. Dan anda akan bisa melihat sendiri bagaimana proses PC mendapatkan Ip DHCP dari server diskless ketika booting. Dan secara otomatis server diskless akan mengarahkan client ke image yang sudah diupload tadi dan juga client secara otomatis akan mendapatkan imagenya dan langsung bisa digunakan.

Image yang didapatkan tersebut sudah berisi biling yang sudah diinstall. Sehingga pengaturan billingnya adalah default bawaan PC Client yang mengupload image tadi.

Troubleshoot

Beberapa Trouble yang saya dapatkan yang semoga anda mengalaminya juga. Berikut list trouble yang saya miliki. Semoga Bermanfaat
  • Jika Pc tidak bisa mengupload, coba cek settingan enable upload imagenya sudah aktif atau belum.
  • Muncul Error saat mengupload, coba restart OS setelah menginstall aplikasi NxPclient yang saya berikan sebelumnya.
  • Client tidak bisa booting, coba setting AutoAdd WKSnya di ubah ke mode Auto-add on Server
  • Pada mode virtualisasi, Error saat booting ingin mendapatkan DHCP dari server diskless. Biasanya ini masalah firewall atau address yang sudah tersetting statik dari saat mengupload. Disarankan membuat virtual os yang baru tanpa harddisk. 
  • Muncul pesan Bootmgr.. Iso windows yang diupload ke server bisa jadi corrupt. Atau bisa saja, buat yang virtualisasi ketika mengkloning, cloningannya corrupt. Disarankan bagi yang virtualisasi, tidak mengkloning apapun, melainkan project warnet dimulai dari proses instalasi sampai pengecekkan.
Sekian penjelasan diskless upload image dari saya. Semoga hal ini membantu anda dalam setting warnet diskless. Dan semoga tidak mengalami masalah apapun dan semoga trouble yang saya dapatkan bisa menjadi pelajaran untuk anda. Insya allah postingan selanjutnya, saya akan menjelaskan tentang management sistem warnet ini. Reviewnya, setting billing sebelum digunakan user, manage image yang lebih dari satu, setting anti pembeku sistem diskless.

Penasaran bukan? stay pada blog saya ini dan terus nantikan kelanjutan-kelanjutan materi yang insya allah bermanfaat untuk dipelajari. Terima kasih sudah berkunjung, silahkan masukan komentar dan saran anda pada kotak saran dibawah. Terima kasih. Berikut link selanjutnya tentang management part pertama tentang setup awal billing.

Lab 13 MikroTik - DHCP Konfigurasi

DHCP (dynamic host control protocol). sesuai dengan namanya, DHCP adalah suatu metode untuk mengontrol host-host (ip yang digunakan client) secara automatis. Sehingga memudahkan pengguna agar tidak perlu repot-repot dalam mengatur ip terlebih dahulu. DHCP Juga ada dua yaitu dhcp server dan dhcp client.

DHCP Server

Yang akan kita bahas pertama kali adalah DHCP Server. Tujuannya agar kita memberikan pelayanan DHCP kepada para pengguna yang akan mengkses si router. Caranya dengan memberikan ip secara otomatis kepada pengguna.

Untuk menyetting DHCP Server bisa pada menu Ip > DHCP Server. Untuk perintah command linenya dapat menggunakan perintah dibawah ini. Untuk ether yang disetting adalah ether yang ingin dibuat DHCP Server. Misal Pada ether2 dibuat dhcp server. Maka para client yang terhubung ke ether2 akan mendapatkan pelayanan DHCP.
[admin@alfa] > ip dhcp-server setup

Lalu ikuti instruksi-instruksi selanjutnya seperti setting Network yang digunakan router, gateway yang akan digunakan client (gateway kearah router), Ip Address yang nantinya bisa di gunakan client, DNS, dan lease timenya.

DHCP Client

DHCP client adalah kebalikan dari DHCP Server, DHCP Client adalah layanan untuk mendapatkan ip secara otomatis dari DHCP Server dengan konsep meminta ip ke DHCP server. Dengan syarat, DHCP Client bisa digunakan jika pada server telah di pasang DHCP Server. 

Semisal, jika si router terkoneksi pada modem atau wifi. Dan si wifi sudah terpasang DHCP Server. Maka, si router dapat menggunakan layanan DHCP Client untuk mendapatkan ip secara otomatis dari si Wifi.

Untuk menyetting DHCP Client dapat disetting pada menu Ip > DHCP Client. Atau bisa menggunakan perintah command line dibawah ini. Untuk interfacenya, masukan interface yang terhubung dengan DHCP Server.
[admin@alfa] > ip dhcp-client add interface=wlan1 use-peer-dns=yes  use-peer-ntp=yes add-default-route=yes

Setelah disetting DHCP Client, cek pada router apakah sudah tersetting secara otomatis. Pengecekkannya bisa melihat ip address, DHCP Client, DNS, dan Routes. 


Jika dilihat dari DHCP Client, layanan DHCP Client akan berhasil jika bound muncul pada status. Lalu pada route list akan muncul pada baris ke tiga, yang menandakan “DAC” yang berarti dynamic, active, connected (tersambung secara automatis dan routenya aktif). Lalu pada ip address akan mendapatkan ip secara dynamic (otomatis) ke wlan2. Dan pada DNS dynamic server akan terisi oleh ip 8.8.8.8

Lab Jobs

Agar kalian lebih memahami konsep dari DHCP, lakukanlah lab dibawah ini. @ RouterBoard MikroTik siap dikonfigurasi, satu menjadi DHCP Server dan satu menjadi DHCP Client. Kedua router disambungkan dengan kabel pada port eth1. Lakukan manage DHCP seperti yang sudah dijelaskan diatas pada kedua router tersebut. Untuk addressnya bebas.
Sekian dari saya, semoga berhasil dengan lab Jobsnya dan semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan anda terutama di materi DHCP ini. Untuk saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar terima kasih.

Saturday, September 5, 2015

Project 1 Warnet - Setting Billing Client

Assalamu'alaikum

Selamat malam, salam pengetahuan bagi kita semua. Semoga do'a dan manfaat kita semua akan menjadi berkah bagi semuanya. Seperti biasa, saya yang kurang kerjaan ingin berbagi lagi sedikit pengetahuan yang saya dapatkan. Walaupun sedikit, ditambah sedikit lama-lama jadi bukit.
 
Malam hari ini saya ingin melanjutkan project pertama saya tentang warnet. Dimana disini saya akan membahas materi setting billing pada client. Jika sebelumnya kita sudah menyetting billing pada server atau sebut saja operator. Maka, tinggal disisi clientnya saja yang perlu disetting. 

Pendahuluan

Langsung saja, kita mulai konfigurasi billing pada clientnya. Namun, sebelum itu kalian harus memiliki aplikasi billing explorer untuk clientnya. Untuk aplikasi sebelumnya sudah saya sediakan, namun bagi yang ingin mencobanya lagi atau aplikasi hilang, bisa mengklik pada link berikut ini

Instalasi Aplikasi Billing Explorer Client

Seperti biasa, aplikasi billing yang sudah diberikan diinstall dulu pada sisi clientnya. Programnya, adalah Gsetup atau setup yang berada pada folder client ya guys.


Ikuti saja langkah-langkah instalasi seperti yang biasa dilakukan ketika menginstall aplikasi-aplikasi pada umumnya.

Tampilan Billing Client

Jika instalasi sudah selesai, maka kita buka programnya. Nama program billing clientnya adalah client008 biasanya ada pada start menu windows. Dan untuk menjalankannya gunakan run as administrator. Maka, windows seketika akan berpindah mode menjadi billing client. Dan berikut contoh tampilan dari billing client.
 
Ketika berpindah mode, biasanya akan muncul tampilan setup client yang memungkinkan kita untuk mengkonfigurasi operator mana yang ingin di koneksikan. Dalam pilihan tertera address dan nomor client. Untuk address isikan address operator dan nomor clientnya sesuai dengan keinginan.

Setting Billing Client

Sebelum billing client bisa digunakan dan dimainkan, terlebih dahulu billing harus dikonfigurasi. Kenapa begitu? faktornya, tampilan paket belum muncul, personal pun belum bisa login, dll. Untuk mengkonfigurasinya bisa klik pada menu admin #7. Lalu masukan login default yang sudah diketahui (user : admin, pass : 008). Lalu klik ok.


Jika sudah, kita klik bagian setting. Lalu pada tampilan setting, masukan address dari operator dengan nomor client bebas dan port address yang tersetting pada operator (sudah dijelaskan di postingan sebelumnya). Secara default, port address bernomorkan 1500. Dan juga jangan lupa untuk menceklist fitur billing client yang ingin digunakan seperti setting paket. Setelah itu save. 

Note : Jika client belum disetting address atau menon-aktifkan firewall sebelumnya menginstall. Jangan harap client bisa terkoneksi dengan operator. Jadi, pastikan client sudah tersetting address dan termatikan firewallnya. 

Note 2 : Untuk keluar dari mode billing client kalian bisa mengklik "exit client dan password seperti yang terlihat di gambar bawah berikut ini.
 

Jika sudah terhubung, biasanya pemilihan paket sudah tertera pada menu billing client. Jika sudah, coba klik pada paket dan gunakan paket yang diinginkan untuk mencoba. Untuk username gunakan terserah, namun untuk passnya gunakan password yang disetting pada operatornya (sudah dijelaskan dipostingan lalu) setelah itu, klik ok untuk menuju mode desktop dengan billing berjalan.


Berikut contoh tampilan dari dekstop win7 yang dinstall billing client yang diarahkan ke billing operator. Sehingga terdapat batas penggunaan dekstop untuk pemakaian billingnya. Kalian juga bisa mengklik stop untuk langsung memberhentikan billing sebelum batas waktu yang ditentukan.
 

Operator Monitoring Client

Jika client sedang log on atau log off, pada operator akan terdetaksi apakah client sedang aktif atau tidak. Jika aktif, tampilan client biasanya akan berwarna hijau dan sedang nonaktif client akan berwarna merah.
 


Demikianlah penjelasan singkat, dan padat ini. Semoga bermanfaat untuk anda dan semoga berhasil mempraktekannya. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan taro aja di komentar. Terima kasih.. Untuk link berikutnya tentang upload image ke server diskless klik disini..

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment