Showing posts with label Materi Lanjut. Show all posts
Showing posts with label Materi Lanjut. Show all posts

Wednesday, November 29, 2017

Lab 4 MikroTik Routing - OSPF Routing Cost

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking. Berjumpa lagi dengan saya, kali ini kita bahas material routing ospf mikrotik lagi gaess. Materi yang saya ingin jelaskan kali ini adalah tentang cost. Kemarin juga sempat dibahas di arikel ospf cloud core, dan barangkali ada yang belum puas dengan penjelasan disana :v. Maklum gan, ngejer deadline jadi mosting artikel ngga beraturan wkwkw. Langsung saja berikut pembahasan mengenai cost pada routing OSPF.

Membuat Route Yang Di inginkan

Ada kalanya ketika dilapangan kita ingin menentukan jalur mana yang harus packet data lalui untuk mencapai destination. Karena hal tersebut routing cost atau cost dalam ospf ini sangat diperlukan untuk menentukan jalur yang ingin dilalui tersebut. Routing cost ini adalah sebuah perhitungan nilai atau sebut saja jarak berdasarkan angka yang ditentukan oleh seorang engineer.  

Secara default routing cost bernilai 10 pada setiap interface. Perhitungan cost akan terhitung dari router asal ke router tujuan. Sehingga ketika melalui 4 hop, cost yang dihasilkan otomatis bernilai 40. Tentu saja, nilai cost ini bisa kita ubah menjadi nilai yang lain pada interface yang kita inginkan. Dan cost terkecil lah yang akan digunakan router untuk menentukan jalurnya melalui ospf. 

Mengapa penggunaan cost ini sangat penting? Hal ini dikarenakan, adanya perbedaan status jalur yang dilalui setiap packet data. Contohnya saja perbedaan status interface seperti fast ethernet dan gigabit ethernet. Dengan begitu, seorang network engineer yang mengetahui informasi link bisa mengubah cost sehingga mengubah jalur routing agar jarak jalur antar router yang mengirim paket data bisa lebih cepat dari jalur sebelumnya.

Topology

Untuk labnya, kita akan menggunakan topology berikut ini. Dengan menggunakan 5 router dan sistem address yang masih sama pada artikel routing routing biasanya. Untuk areanya kita akan menggunakan multi area dimana area backbone berada di central. Dan pastinya jangan lupa memastikan interface yang digunakan oleh setiap router yang ada.

Persiapan Konfigurasi

Sebelum memulai konfigurasi, pastikan kalian mengkonfigurasi identitas address dan ip address terlebih dahulu pada setiap router. Hal ini bertujuan agar identitas router tidak berubah, dan saya hanya tinggal menjelaskan tentang konfigurasi routing dan konfigurasi costnya saja gaess.

Konfigurasi Ospf Interface dan Instance

Selanjutnya kita mulai konfigurasi pertama yaitu konfigurasi OSPF Interface dan instancenya terlebih dahulu. Masukan setiap interface yang ingin diadvertising nantinya dan berikan router id (ospf) pada setiap router nya. Seperti yang sudah pernah saya jelaskan sebelumnya, router id di setel pada setiap router agar routing ospf idnya tidak tertukar terhadap neighbor id pada router lain.

[admin@R1] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R1] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.1
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether3
[admin@R2] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.2
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether3
[admin@R3] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.3
[admin@R4] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R4] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R4] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.4
[admin@R5] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R5] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.5

Area dan Network

Setelah mengkonfigurasi interface dan instance ospf setiap router, sekarang kita konfigurasikan area (beberapa router) dan network di semua network yang ingin di advertising. 

[admin@R1] > routing ospf area add name=area1 area-id=0.0.0.1
[admin@R1] > routing ospf network add network=12.12.12.0/24 area=area1
admin@R2] > routing ospf area add name=area1 area-id=0.0.0.1
[admin@R2] > routing ospf network add network=12.12.12.0/24 area=area1
[admin@R2] > routing ospf network add network=23.23.23.0/24 area=backbone
[admin@R2] > routing ospf network add network=24.24.24.0/24 area=backbone
[admin@R3] > routing ospf area add name=area2 area-id=0.0.0.2
[admin@R3] > routing ospf network add network=23.23.23.0/24 area=backbone
[admin@R3] > routing ospf network add network=34.34.34.0/24 area=backbone
[admin@R3] > routing ospf network add network=35.35.35.0/24 area=area2
[admin@R4] > routing ospf network add network=24.24.24.0/24 area=backbone
[admin@R4] > routing ospf network add network=34.34.34.0/24 area=backbone
[admin@R5] > routing ospf area add name=area2 area-id=0.0.0.2
[admin@R5] > routing ospf network add network=35.35.35.0/24 area=area2

Pengecekkan

Setelah mengadvertising, pastikan mengecek tabel routing dan memastikan bahwa semua network sudah di advertising. Sehingga dengan begini, semua network sudah dapat terkoneksi dengan baik. Untuk pengecekkan tabel routing, bisa kita cek pada R1

[admin@R1] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADC  12.12.12.0/24      12.12.12.12     ether1                    0
 1 ADo  23.23.23.0/24                      12.12.12.2              110
 2 ADo  24.24.24.0/24                      12.12.12.2              110
 3 ADo  34.34.34.0/24                      12.12.12.2              110
 4 ADo  35.35.35.0/24                      12.12.12.2              110

Konfigurasi Cost

Secara default yang sudah saya jelaskan diatas tadi, cost di ospf mikrotik bernilai 10. Kalian bisa mengeceknya langsung pada konfigurasi ospf interface. Disetiap interface yang ingin kita advertisekan otomatis cost akan terbentuk dengan nilai 10.

[admin@R3] > routing ospf interface print
Flags: X - disabled, I - inactive, D - dynamic, P - passive
 #    INTERFACE                                COST PRIORITY NETWORK-TYPE   AUTHENTICATION AUTHENTICATION-KEY
 0    ether1                                     10        1 default        none
 1    ether2                                     10        1 default        none
 2    ether3                                     10        1 default        none
[admin@R3] >
Dilihat dari setiap interface dan cost yang terbentuk dengan sendirinya, seandainya kita melakukan test ping dari R1 ke R5, maka otomatis R1 akan menjumlahkan nilai cost setiap interface agar sampai ke R5 dengan cepat. Denga begitu, R1 akan menggunakan jalur bawah yang memiliki cost terendah dibandingkan dengan jalur atas.


Namun seandainya jalur bawah itu menggunakan link yang lambat, dan jalur atas adalah jalur cepat dan juga bisa menampung bandwidht yang cukup besar. Karena hal tersebut, maka pengubahan angka cost perlu dilakukan. Dengan mengubah angka cost, maka jalur routing ospf pun akan berubah juga sesuai dengan cost yang terendah yang sudah kita setting. Langusng saja, untuk perubahan cost kita akan ujicoba jalur dari R5 ke R1.
 

Sesuai dengan gambar diatas, cost yang perlu dirubah yaitu pada R3 interface 1, R3 interface 3 dan R4 interface1. Perubahan cost ini harus memperhatikan aspek interface tersebut. 

[admin@R3] > routing ospf interface print
Flags: X - disabled, I - inactive, D - dynamic, P - passive
 #    INTERFACE                                COST PRIORITY NETWORK-TYPE   AUTHENTICATION AUTHENTICATION-KEY
 0    ether1                                     10        1 default        none
 1    ether2                                     10        1 default        none
 2    ether3                                     10        1 default        none
[admin@R3] > routing ospf interface set 0 cost=70
[admin@R3] > routing ospf interface set 2 cost=20
[admin@R4] > routing ospf interface print
Flags: X - disabled, I - inactive, D - dynamic, P - passive
 #    INTERFACE                                COST PRIORITY NETWORK-TYPE   AUTHENTICATION AUTHENTICATION-KEY
 0    ether1                                     10        1 default        none
 1    ether2                                     10        1 default        none
[admin@R4] > routing ospf interface set 0 cost=30 

Pengecekkan Akhir

Setelah berubah arah jalurnya, kita coba test pengecekkan menggunakan traceroute pada R5. Maka ketika kita mengecek arah jalur ke 12.12.12.1 (R1), jalur yang akan dilewati R5 adalah menggunakan jalur atas. Sementara itu, kita juga bisa melihat cost yang sudah disiapkan oleh routing table ospf. 

Kita sebut ini adalah route cost ospf table. Kalian bisa mengecek table cost tersebut menggunakan perintah routing ospf route print.  Dan sesuai topology, cost yang dilalui R5 ke R1 adalah 70 cost.

[admin@R5] > tool traceroute 12.12.12.1
 # ADDRESS                                 RT1   RT2   RT3   STATUS
 1 35.35.35.3                              4ms   2ms   2ms
 2 34.34.34.4                              6ms   7ms   6ms
 3 23.23.23.2                              12ms  7ms   9ms
 4 12.12.12.1                              10ms  9ms   9ms
[admin@R5] > routing ospf route print
 # DST-ADDRESS        STATE          COST                        GATEWAY         INTERFACE
 0 12.12.12.0/24      inter-area     70                          35.35.35.3      ether1
 1 23.23.23.0/24      inter-area     70                          35.35.35.3      ether1
 2 24.24.24.0/24      inter-area     60                          35.35.35.3      ether1
 3 34.34.34.0/24      inter-area     30                          35.35.35.3      ether1
 4 35.35.35.0/24      intra-area     10                          0.0.0.0         ether1
Demikian penjelasan mengenai konfigurasi routing ospf cost. Semoga artikel ini menambah wawasan kalian mengenai routing ospf dan routing pada mikrotik. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan letakkan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung. Salam networking!!

Thursday, November 23, 2017

Job Experience 5 - Monitoring Jaringan menggunakan Netwatch Mikrotik dan Bot Telegram

Assalamu'alaikum

Selamat siang, salam networking. Masih mengupdate terus materi materi yang dulu pernah dipending buat di posting. Artikel kali ini membahas kelanjutan monitoring jaringan yang saya jelaskan artikel sebelumnya menggunakan email alert. Untuk Monitoring kali ini saya menggunakan alert yang di buat dari bot telegram gaess. Langsung saja disimak bagaimana cara membuatnya pada penjelasan dibawah ini.



Topology

Untuk topology masih sama  seperti penjelasan sebelumnya. Dan kita juga bisa melakukan simulasinya pada virtualisasi. Saya sarankan kalian cek artikel Monitoring netwatch dan Mail Alert. Karena saya tidak akan menjelasakan lagi cara simulasinya. Sistem Bot telegram ini nantinya akan mengirimkan pesan (SendMessage) terdapat api bot dan chat id yang dipasangkan. Dalam topology ada dua jenis router. Router central dan router internal. Router internal digunakan sebagai patokan devicenya. 

Sedangkan router central berfungsi sebagai monitor jaringannya. Sehingga router central akan terus memantau status jaringan router internal. Dengan menggunakan fitur netwatch, router central akan terus melakukan koneksi ke semua device sesuai interval yang kita setting nantinya. Sehingga ketika ada perubahan status pada device, router central akan langsung menginformasikan status tersebut dengan cara mengirim pesan ke api bot dan chat idnya. Untuk memulai lab ini, kalian harus memiliki akses internet untuk digunakan router central agar bisa terus memonitoring jaringan internal.

Membuat Bot

Langkah pertama yang perlu kita lakukan untuk melakukan monitoring bot adalah membuat botnya terlebih dahulu. Membuat bot telegram bisa dengan papa bot atau BotFather. Kalian bisa melakukan search bot pada tombol search. Untuk username si bot father adalah @BotFather. Langsung saja japri si papa botnya dengan memulai perintah /newbot.


Lalu ikuti perintah perintah berikutnya sesuai yang diinstruksikan oleh papa bot. Seperti nama, username bot dan juga terakhir kalian akan di informasikan api token si bot. Informasi api token ini sangat krudensial. Artinya informasi ini sangat penting untuk mengembangkan bot. Saya sarankan kalian tidak membeberkan luaskan informasi tentang api token ini.
 

Setelah itu kalian bisa melihat bayi bot langsung pada web browsernya gaess. Walaupun kalian bukan papanya si bayi bot, tapi saya kira sampai tahap ini kalian sudah harus bahagia melihat bayi bot :v. Untuk url bar api telegram melihat informasi bayi bot bisa mengikuti url berikut. Tulisan yang saya beri warna merah adalah api token si bayi bot yang dinformasikan papa bot diatas tadi.

https://api.telegram.org/bot455502709:AAH7U8UI-Nxxxxxxxxxxxx/getme

Pada tahap ini kalian tentu saja bisa mengembangkan bayi bot telegram ini sebagai bot yang kalian inginkan dan bukan hanya bisa dijadikan monitoring jaringan saja. Melainkan bisa menjadikannya seperti bot untuk olshop kalian misalnya. Seperti yang harus kalian tau, untuk mengembangkan bot telegram ini kalian hanya perlu mengetahui 3 tahap. Yaitu:
  1. GetUpdates untuk mengambil informasi yang diberikan kepada bot. 
  2. Pengolahan data yang diambil.
  3. SendMessage untuk mengirimkan pesan. Baik itu yang sudah diolah atau mengirim pesan secara mentah mentah.
Untuk artikel ini saya hanya membahas yang ketiga saja, yaitu mengirim pesan secara mentah mentah berdasarkan triger netwatch mikrotik. Hal ini dikarenakan metode trigger sendmessage netwatch sangatlah simpel, sehingga memudahkan kalian menerapkan monitoring jaringan ini pada jaringan yang kalian kelola. Next time mungkin saya akan berbagi mengenai cara mengolah bot telegram agar bisa dimaksimalkas gaes :D.

Menyiapkan Chat ID

Setelah membuat bot, langkah kedua untuk melakukan send message adalah menyiapkan chat idnya. Chat id ini bisa kalian ketahui menggunakan jasa orang ketiga atau bot yang lain. Contoh bot telegram (hanya ditelegram gaess) pengecek chat id @get_id_bot  atau juga bisa sama bot @get_ids_bot. Dengan menggunakan kedua bot tersebut kita bisa menanyakan chat id kita. 

Dengan menggunakan chat id diri sendiri, nantinya pesan send message hasil trigger netwatch akan dikirimkan ke chat id kita atau ke akun telegram pribadi kita gaes.


Jika kalian menginginkan agar bot tersebut menginformasikan status jaringan pada sebuah grup, maka yang perlu kita lakukan adalah membuat sebuah grup dengan beberapa anggota dan 2 anggota diantaranya adalah bot yang sudah dibuat dan bot get id untuk mendapatkan chat id dari grup yang baru kita buat tersebut.

Konfigurasi Script

Setelah itu kita konfigurasikan scriptnya. Script ini adalah perintah trigger yang nantinya akan di arahkan ke netwatch. Script ini lah yang nantinya akan melakukan action SendMessage ke api toket bot yang diarahkan ke chat id grup atau personal chat telegram kita. Berikut saya sediakan contoh scriptnya. Keterangan :
  • Script merah api token bot
  • Script biru chat id (baik personal atau juga bisa grup)
  • Script hijau isi pesan yang akan di kirim nantinya
/tool fetch url="https://api.telegram.org/bot455502709:AAH7U8UI-Nxxxxxxxxxxxx/sendMessage?chat_id=-311576297&text=R1 Cisco Up" keep-result=no


Kalian tamabahkan semua script up dan down sebesar jumlah device yang kalian gunakan pada jaringan kalian. Karena saya menggunakan 4 device pada simulasi gns3 kali ini, maka saya menyiapkan 8 rule script trigger. Sehingga masing masing device memiliki script up dan down untuk di monitoring router central.

Konfigurasi Netwatch

Selanjutnya pada Tools > Netwatch, host yang sudah dikonfigurasikan sesuai ip address dari setiap device. Pada tab up dan down, kita masukan nama konfigurasi script yang sudah dikonfigurasi diatas tadi. Nama konfigurasi script yang dimasukan harus sesuai dengan identitas router simulasi agar tidak salah menginformasikan perubahan status device jaringan ke telegram.

Pengecekkan Akhir

Langkah terakhir yaitu pengecekkan. Jika kalian melakukan simulasi pada gns3, kalian tinggal matikan saja salah satu device pada topology project. Maka status pada netwatch pun secara otomatis akan mengalami perubahan status menjadi down.


Jika konfigurasi yang sudah kita terapkan diatas sudah sesuai, maka pada grup atau personal chat telegram (sesuai chat id yang di deploy di script) akan mendapatkan informasi bahwa salah satu perangkat internal simulasi gns3 sedang mengalami gangguan atau down.


Mungkin hanya sampai disini penjelasan mengenai monitoring jaringan menggunakan bot telegram. Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian yang ingin meningkatkan kualitas jaringan yang kalian kelola. Mungkin bagi yang ingin bertanya tanya tentang bot telegram bisa join di grup telegram simulasi, Lokal Monitoring (test). Kebetulan anggota nya juga baru 3 orang saja :v. Rencana prospek kedepannya saya ingin bisa mengembangkan bot telegram lebih jauh lagi. 

Tentu, kalian juga bisa menanyakan pertanyaan pada komentar dibawah ini. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di kolom komentar. Terima kasih sudah berkunjung. Salam networking. 

Lab 3 Mikrotik Routing - OSPF Virtual Link

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking. Berjumpa lagi dengan saya di pagi yang cerah ini. Jangan lupa selalu optimis dalam melakukan kegiatan hari ini gaess. Kali ini saya bahas lagi kelanjutan materi routing ospf pada mikrotik dengan judul virtual link. Apa itu virtual link dan bagaimana fungsinya jika di terapkan di ospf routing? Langsung saja kita bahas di pembahasan artikel kali ini.

Virtual Link

Jika kita baca pembasahan routing ospf di artikel sebelumnya, cek OSPF Routing Non Backbone Area. Pada pembahasan tersebut kita menjadi kan backbone sebagai central dari semua routing ospf area selain backbone. Hal ini memang diharuskan, karena konsep area backbone adalah pusat dari seluruh area OSPF. 

Lalu bagaimana jika pada sebuah routing ospf ada salah satu routing area yang dibelakangi area non backbone dan area tersebut tidak terhubung ke area backbone? Apakah router yang memanagemeni area tersebut masih bisa mendapatkan table routing dari area0? Tentu saja bisa, karena kita akan menggunakan metode virtual link, yaitu metode yang menyeolahkan area non backbone yang menghalangi router tersebut menjadi area netral juga sehingga area yang terhalangi akan bisa mencapai area backbone.

Topology

Bagi yang bingung dengan penjelasan virtual link diatas, langsung saja kita mulai labnya dengan menggunakan topology berikut ini. Berbeda dari topology sebelumnya, kali ini area backbone atau area0 tidak berada di central antar area. Sehingga dengan menggunakan topology ini, bisa kita simpulkan kalau R4 dan R3 yang memiliki area2 tidak akan bisa mengakses ke area0 atau ke R1.

Persiapan Konfigurasi

Sebelum mengkonfigurasi routing ospf, kalian konfigurasi terlebih dahulu ip address pada setiap interface router. Selain itu jangan lupa untuk memberikan identitas pada setiap router agar nantinya konfigurasi setiap router OSPF tidak tertukar. Selain itu, lab ini bisa di simulasikan pada virtual maupun real device sekalipun. Intinya, persiapkan konfigurasi:
  • System identity setiap routerOS
  • Ip address setiap interface di setiap router dengan netmask /24

Konfigurasi OSPF Interface Dan Instance

Selanjutnya konfigurasi interface OSPF advertisingnya. Dan jangan lupa setelah itu konfigurasi instancenya. Instance di pembahasan kali ini sangat diperlukan karena digunakan sebagai router id OSPFnya. Kalian akan melihat sendiri seberapa pentingnya "OSPF instance router id" terhadap konfigurasi routing OSPF.

[admin@R1] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R1] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.1
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R2] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.2
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R3] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.3
[admin@R4] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R4] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.4

Menambahkan Area dan Advertising Network

Langkah selanjutnya menambahkan area sesuai topology dan mengadvertising network yang dikelola masing masing router ke routing OSPF. 

[admin@R1] > routing ospf network add network=12.12.12.0/24 area=backbone
[admin@R2] > routing ospf area add name=area1 area-id=0.0.0.1
[admin@R2] > routing ospf net add network=12.12.12.0/24 area=backbone
[admin@R2] > routing ospf network add network=23.23.23.0/24 area=area1
[admin@R3] > routing ospf area add name=area1 area-id=0.0.0.1
[admin@R3] > routing ospf area add name=area2 area-id=0.0.0.2
[admin@R3] > routing ospf network add network=23.23.23.0/24 area=area1
[admin@R3] > routing ospf network add network=34.34.34.0/24 area=area2
[admin@R4] > routing ospf area add name=area2 area-id=0.0.0.2
[admin@R4] > routing ospf network add network=34.34.34.0/24 area=area2

Pengecekkan Table Routing

Untuk mengecek tidak bisanya konfigurasi area yang di belakangi area lain selain backbone kita coba cek pada tabel routing R3 dan juga coba test ping kearah R1. Pengetestan juga bisa dilakukan pada R4, karea R4 juga berada pada area2.

[admin@R3] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADC  23.23.23.0/24      23.23.23.3      ether1                    0
 1 ADC  34.34.34.0/24      34.34.34.3      ether2                    0
[admin@R3] >
[admin@R3] > ping 12.12.12.1
HOST                                     SIZE TTL TIME  STATUS
                                                        no route to host
                                                        no route to host

    sent=2 received=0 packet-loss=100%

Konfigurasi Virtual Link OSPF

Karena itu fitur virtual link ini ada. Virtual link bisa digunakan sehingga area2 bisa melompati area1 menuju area backbone. Sehingga dengan begitu, router yang berada di area2 akan mendapatkan tabel routing dari router yang berada di area backbone gaess. Untuk mengkonfigurasikannya sangat mudah. Kita hanya perlu mengkonfigurasi virtual link pada R2 dan R3 yang menjadi area penengahnya. 

Area penengah inilah yang akan menjadi jalur virtual link bagi area2. Didalam konfigurasi virtual link OSPF yang dibutuhkan adalah neighboard-id dan transit area. Neighboard id sendiri adalah id router tetangga (sebelahnya) atau router id yang dikonfigurasi sebelumnya pada ospf Instance. Sehingga neighboard id yang sesuai pada area penengah ini adalah R2 dan R3. Neighboardnya R2 adalah R3 dan begitu juga sebaliknya. Sedangkan transit area adalah area penengah itu sendiri yaitu area1.

[admin@R2] > routing ospf virtual-link add neighbor-id=0.0.0.3 transit-area=area1
[admin@R3] > routing ospf virtual-link add neighbor-id=0.0.0.2 transit-area=area1

Pengecekkan Akhir 

Setelah menambahkan virtual link, barulah kita cek tabel routing yang sudah jadi. Begitu juga kita tes ping kearah R1 yang merupakan router yang berada di area backbone.

[admin@R3] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADo  12.12.12.0/24                      34.34.34.3              110
 1 ADo  23.23.23.0/24                      34.34.34.3              110
 2 ADC  34.34.34.0/24      34.34.34.4      ether1                    0

[admin@R3] > ping 12.12.12.1
HOST                                     SIZE TTL TIME  STATUS
12.12.12.1                                 56  62 30ms
12.12.12.1                                 56  62 7ms

    sent=2 received=2 packet-loss=0% min-rtt=7ms avg-rtt=18ms max-rtt=30ms
Demikian penjelasan mengenai konfigurasi OSPF Virtual link. Semoga bermanfaat buat kalian gaess. Yang masih bingung bisa ditanyakan pada komentar dibawah. Terima kasih sudah berkunjung, sekian dari saya, salam networking.

Wednesday, November 22, 2017

Cisco EIGRP : Lab 6 - Routing Summarization

Assalamu'alaikum

Selamat malam, salam networking. Kita lanjut lagi lab EIGRP Cisco pada malam ini. Semoga tidak membuat kalian patah semangat karena banyak materi baru yang baru baru ini muncul di tampilan home :v. Untuk lab routing cisco kali ini saya akan membahas tentang summarization. Apa itu summarization dan apa kegunaannya. Langsung saja disimak pada penjelasan berikut ini.



Topology

Summarization adalah suatu metode meringkas beberapa route menjadi satu route dengan menjadikan beberapa route yang berbeda network, menjadi satu network dan satu subnet tanpa menghilangkan network yang diringkas tersebut. Tujuannya, sebagai pengurang tabel routing. Sehingga tidak terlalu banyak memakan resource saat menggunakan routing. Untuk topology, gunakan topology berikut. 

Persiapan konfigurasi

Untuk memulai lab, seperti biasa terlebih dahulu kalian konfigurasikan :
  • Ip address setiap device lengkap dengan interface Lo0
  • Advertising network yang sudah dikonfigurasi pada routing Eigrp10 dan no auto-summary disetiap routing advertising.

Konfigurasi Loopback Tambahan

Pada R1, kita akan tambahkan loopback tambahan untuk uji coba labnya. Disini, kita akan menggunakan loopback1-8. Konfigurasi loopback bisa seperti contoh berikut ini.

R1(config)#int lo1
R1(config-if)#ip addr 11.11.11.1 255.255.255.255
R1(config-if)#ex
R1(config)#int lo2
R1(config-if)#ip addr 11.11.11.2 255.255.255.255
R1(config-if)#ex
R1(config)#int lo3
R1(config-if)#ip addr 11.11.11.3 255.255.255.255
R1(config-if)#ex
R1(config)#int lo4
R1(config-if)#ip addr 11.11.11.4 255.255.255.255
R1(config-if)#ex
R1(config)#int lo5
R1(config-if)#ip addr 11.11.11.5 255.255.255.255
R1(config-if)#ex
R1(config)#int lo6
R1(config-if)#ip addr 11.11.11.6 255.255.255.255
R1(config-if)#ex
R1(config)#int lo7
R1(config-if)#ip addr 11.11.11.7 255.255.255.255
R1(config-if)#ex
R1(config)#int lo8
R1(config-if)#ip addr 11.11.11.8 255.255.255.255
Setelah itu jangan lupa untuk diadvertising loopback yang sudah dibuat diatas pada routing Eigrp 10. 

R1(config)#router eigrp 10
R1(config-router)#net 11.11.11.1
R1(config-router)#net 11.11.11.2
R1(config-router)#net 11.11.11.3
R1(config-router)#net 11.11.11.4
R1(config-router)#net 11.11.11.5
R1(config-router)#net 11.11.11.6
R1(config-router)#net 11.11.11.7
R1(config-router)#net 11.11.11.8
Jangan lupakan untuk mengecek konfigurasi routing tabel pada R2 atau R3. Jika network dan semua loopback (1-8) sudah muncul pada routing tabel, artinya network tersebut sudah berhasil di advertising pada R1.

R2(config)#do sh ip ro
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
       i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
       ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
       o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       1.1.1.1 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:03:17, Serial1/0
     2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C       2.2.2.2 is directly connected, Loopback0
     3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       3.3.3.3 [90/156160] via 23.23.23.3, 00:02:56, FastEthernet0/0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       23.23.23.0 is directly connected, FastEthernet0/0
     11.0.0.0/32 is subnetted, 8 subnets
D       11.11.11.8 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:16, Serial1/0
D       11.11.11.3 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:18, Serial1/0
D       11.11.11.2 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:18, Serial1/0
D       11.11.11.1 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:18, Serial1/0
D       11.11.11.7 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:20, Serial1/0
D       11.11.11.6 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:20, Serial1/0
D       11.11.11.5 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:20, Serial1/0
D       11.11.11.4 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:20, Serial1/0

     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       12.12.12.0 is directly connected, Serial1/0

Konfigurasi Routing Summarization

Setelah semua persiapan selesai, barulah kita konfigurasi summarizationnya. Semmarization ini akan kita letakkan pada interface fa0/0. Tujuannya agar R3 mendapatkan ringkasan network dari 11.11.11.0/29. Sehingga pada routing tabel R3 tidak muncul lagi network loopback si R1, melainkan network loopback tersebut sudah diringkas.

R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip summary-address eigrp 10 11.11.11.0 255.255.255.248
Setelah itu kita cek pada routing table R3 dan saat yang sama coba bandingkan dengan tabel routing pada R2. Yap, betul network pada routing table R3 lebih sedikit dibanding routing table R2 yang masih belum diringkas loopback yang di advertising R1. Tujuan R2 satu pada konfigurasi ini. R2 tidak ingin membebankan routing tabel ke R3. Karena itu ia meringkasnya, namun tidak untuk dirinya. Kita sebut saja R2 adalah pahlawan yang ngga mikir panjang :v.

Namun ada kejanggalan pada routing table dibawah. Yap betul, routing table dari 11.11.11.8/32 masih ada. Hal ini dikarenakan R2 hanya melakukan summary terhadap network 11.11.11.0/29. Yaitu dimana host 11.11.11.1 - 11.11.11.6 dan 1.1.1.7 adalah broadcast. Masih ingat sistem subnetting? /29 atau netmask 255.255.255.248 hanya menampung 8 host dan itu sudah termasuk network maupun broadcast. Artinya 8 host yang disebutkan adalah :
  • 11.11.11.0 (network)
  • 11.11.11.1 (host1)
  • 11.11.11.2 (host2)
  • 11.11.11.3 (host3)
  • 11.11.11.4 (host4)
  • 11.11.11.5 (host5)
  • 11.11.11.6 (host6)
  • 11.11.11.7 (broadcast)
Dapat disimpulkan disini host ip yang digunakan adalah 11.11.11.1 - 11.11.11.6. Plus, 11.11.11.7 yang ikut masuk dengan network 11.11.11.0/29 tersebut. Namun, 11.11.11.8 tidak masuk karena sudah berada pada network yang berbeda. Karena itu pada routing table R3, network 11.11.11.8 masih ada dan tidak ikut ter summarization dengan network network sebelumnya. Kasian sekali dia hanya sendiri :v.

R3(config)#do sh ip ro
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
       i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
       ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
       o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       1.1.1.1 [90/2300416] via 23.23.23.2, 00:04:34, FastEthernet0/0
     2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       2.2.2.2 [90/156160] via 23.23.23.2, 00:04:34, FastEthernet0/0
     3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C       3.3.3.3 is directly connected, Loopback0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       23.23.23.0 is directly connected, FastEthernet0/0
     11.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
D       11.11.11.8/32 [90/2300416] via 23.23.23.2, 00:01:57, FastEthernet0/0
D       11.11.11.0/29 [90/2300416] via 23.23.23.2, 00:00:18, FastEthernet0/0

     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
D       12.12.12.0 [90/2172416] via 23.23.23.2, 00:04:37, FastEthernet0/0
R3(config)#
Demikian penjelasan singkat mengenai konfigurasi EIGRP Cisco Routing Summarization. Semoga bermanfaat untuk kalian gaess. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di komentar. terima kasih sudah berkunjung. Salam networking.

Tuesday, November 21, 2017

Cisco EIGRP : Lab 5 - Filtering Menggunakan AD


Assalamu'alaikum

Selamat malam, salam networking. Berjumpa lagi di malam yang panjang ini bersama admin kurang kerjaan. Btw, ane lagi butuh kerjaan njay :v. Yang mau nawarin project atau sesuatu yang berkaitan dengan IT bisa kontak saya ke alfafarhan.oktober98@gmail.com. Barangkali ada sesuatu yang bisa kita kembangkan bersama dengan menginvestasikan waktu saat ini. 

Lanjut, kali ini saya berencana membahas materi cisco lagi. Kali ini masih di bagian filtering route. Metode yang digunakan kali ini adalah dengan menggunakan AD atau Administrative Distance. Apa itu AD dan bagaimana fungsinya serta bagaimana cara menggunakannya pada filtering routing eigrp. Langsung saja kita simak penjelasan berikut ini.

Administrative Distance

Sesuai namanya kita, akan filter routing list kali ini menggunakan metode AD. Ad sendiri adalah administrative distance. Sama seperti distace distance routing biasanya, AD seperti pemilihan jalur routing. Semakin kecil AD yang digunakan routing maka, jalur tersebut lah yang akan digunakan sistem routing. Berdasarkan penjelasan dari cisco, distance pada EIGRP memiliki 2 distance. Yaitu untuk internal 90 dan externalnya 170. 

Ketika routing distance semakin kecil maka jalur tersebut yang akan digunakan hop EIGRP. Hal ini biasanya terjadi ketika ada multi gateway yang mengarah ketujuan yang sama. Dan sudah pasti jalur routing statik yang memiliki distance paling terkecil dibanding routing dynamic lainnya (distance : 1) akan dipilih sebagai jalur utama. Sementara itu pada distance di device cisco, ketika kita menggunakan distance 255 pada routing eigrp, maka jalur tersebut akan di filter. Sistemnya akan sama seperti deny network tertentu.

Topology

Langsung saja kita mulai labnya. Pertama tama siapkan topologynya terlebih dahulu. Tentu saja kalian bisa menggunakan metode virtualisasi atau bahkan real device sekalipun. Untuk virtualisasi kalian bisa mengecek pada totalink, bisa kalian cari sendiri. Dan untuk topologynya kita akan menggunakan topology berikut. Sama seperti routing cisco cisco sebelumnya, kita akan menggunakan interface serial pada R1 dan R2. Dan juga untuk addressnya disesuaikan dengan routernya.

Persiapan Konfigurasi

Sebelum mengkonfigurasi filtering ADnya, kalian buat terlebih dahulu konfigurasi berikut ini. Seperti biasa dasar setup ip dan konfigurasi routing tidak dijelaskan lebih lanjut. Kalian bisa mengecek artikel EIGRP configuration yang sudah pernah saya bahas pada awal awal routing EIGRP. Langsung saja yang perlu di persiapkan pada konfigurasi awal yaitu:
  • Setting ip setiap interface termasuk loopback 
  • Setting EIGRP 10 dengan network directly connected termasuk loopback dengan settingan No auto-summary. 

Konfigurasi Filtering AD

Untuk mengkonfigurasi filtering ad tertentu, kita buat dulu network yang baru yang nantinya akan digunakan untuk filtering adnya. Kita buat saja network 33.33.33.3 (loopback) pada R3. Lalu langsung distribusikan pada routing eigrpnya.

R3(config)#int lo1
R3(config-if)#ip addr 33.33.33.3 255.255.255.255
R3(config-if)#ex
R3(config)#router eigrp 10
R3(config-router)#net 33.33.33.3
Lalu pada R2 atau R1, cek routing tabelnya. Pastikan bahwa network 33.33.33.3 sudah berada pada tabel routing R2 tersebut.

R2(config)#do sh ip ro
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
       i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
       ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
       o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       1.1.1.1 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:01:00, Serial1/0
     2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C       2.2.2.2 is directly connected, Loopback0
     33.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       33.33.33.3 [90/156160] via 23.23.23.3, 00:00:10, FastEthernet0/0
     3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       3.3.3.3 [90/156160] via 23.23.23.3, 00:02:36, FastEthernet0/0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       23.23.23.0 is directly connected, FastEthernet0/0
     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       12.12.12.0 is directly connected, Serial1/0

Konfigurasi Distance Routing

Setelah itu, kita ubah distance pada R2 di network 33.33.33.3 yang telah disetting pada R3 menjadi 255. Tujuannya agar network tersebut tidak muncul pada tabel routing baik pada R2 maupun R1. Caranya : Pertama, setting access list yang berisi pengizinan untuk network 33.33.33.3. Bukan berarti dizinkan, tapi hanya sebagai patokan number access listnya agar network 33.33.33.3 bisa disetting distancenya pada routing EIGRP.

Note : Access list ini hanya sebagai script konfigurasi yang nantinya akan diarahkan pada konfigurasi distance routing eigrp 10

R2(config)#access-list 7 permit 33.33.33.3
Setelah itu barulah kita ubah distance routing eigrpnya. Dengan akses list 7 yang sudah kita buat diatas, kita akan merubah distance routing terhadap network 33.33.33.3. Di konfigurasi ini yang perlu diperhatikan adalah angka 7, dimana angka7 ini adalah nomor akses list yang kita buat sebelumnya.

R2(config-router)#distance 255 0.0.0.0 255.255.255.255 7

Pengecekkan

Setelah di filter, kita coba lakukan pengecekkan pada tabel routing R2 maupun R1. Karena kita memfilternya pada R2, otomatis R1 juga tidak akan mendapatkan tabel routing yang di advertising R2. Untuk log penggantian advertisingnya kira kira akan seperti ini.

*Mar  1 00:06:53.431: %DUAL-5-NBRCHANGE: IP-EIGRP(0) 10: Neighbor 23.23.23.3 (FastEthernet0/0) is down: route configuration changed
*Mar  1 00:06:53.431: %DUAL-5-NBRCHANGE: IP-EIGRP(0) 10: Neighbor 12.12.12.1 (Serial1/0) is down: route configuration changed
*Mar  1 00:06:54.171: %DUAL-5-NBRCHANGE: IP-EIGRP(0) 10: Neighbor 12.12.12.1 (Serial1/0) is up: new adjacency
Dan untuk tabel routingnya kira kira akan seperti berikut ini. Dimana network 33.33.33.3/32 tidak muncul lagi pada tabel routing.


R2(config)#do sh ip ro
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
       i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
       ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
       o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       1.1.1.1 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:02, Serial1/0
     2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C       2.2.2.2 is directly connected, Loopback0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       23.23.23.0 is directly connected, FastEthernet0/0
     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       12.12.12.0 is directly connected, Serial1/0
Demikian penjelasan mengenai filtering AD pada lab cisco routing. Semoga membantu kalian. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung, salam networking.

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment