Friday, March 1, 2019

Dynamic Routing Protocol - OSPF

Assalamu'alaikum

Selamat siang, salam networking. Melanjutkan kembali pembahasan mengenai konsep routing jaringan dinamic. Di pembahasan kali ini saya ingin melanjutkan terkait konsep routing jaringan dynamic ospf yang dimana ospf ini merupakan routing yang paling sering digunakan suatu organisasi atau perusahaan dalam mengambangkan jaringan yang terstruktur antara kantor pusat dengan kantor cabang biasanya. 

Routing OSPF

Routing jaringan OSPF merupakan routing dynamic yang termasuk kedalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol). OSPF memiliki kemampuan link-state yang bisa melakukan deteksi status link dan algoritma djikstra (algoritma pencarian jarak terpendek. OSPF mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network walaupun topologi network berubah-ubah secara dinamis.
Sebagai catatan saja, OSPF di kembangkan oleh IETF dan di waktu yang sama ISO juga mengerjakan routing protocol mereka sendiri yaitu IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System). Namun bukan suatu hal yang mengejutkan kalau IETF merekomendasikan OSPF sebagai routing protocol IGP. Itulah sebabnya kenapa OSPF lebih popular ketimbang IS-IS.

OSPF Metric

Metric adalah properti dari rute jaringan yang merupakan suatu metode berbagi nilai antar routing yang terhubung dalam suatu routing protocol untuk menentukan rute mana yang terbaik dari rute lainnya. Penentuan metric bisa berupa :
  • measuring link utilization 
  • number of hops (banyak lompatan route) - dipakai routing protocol RIP
  • speed of the path (mengarah ke bandwidth)
  • packet loss 
  • latency (delay) - biasanya dipakai jenis protocol routing EIGRP
  • Path reliability 
  • path bandwidth 
  • throughput 
  • load
  • dan MTU
Seperti yang kita tau, rip menggunakan hop untuk metricnya, eigrp menggunakan bandwidth dan delay. Sedangkan OSPF menggunakan cost sebagai acuan metricnya. Walaupun cost ini juga mengarah ke sebuah bandwidth-bandwidht juga pada akhirnya.

Link-State Packet (LSP) Pada OSPF

Seperti yang sudah di ketahui, karena OSPF memiliki kemampuan link state. Tentu setiap router yang terhubung dengan OSPF saling bertukar informasi LSP untuk mendapatkan informasi rute tercepat di dalam jaringan OSPF. Link state paket terdiri dari 5 paket yaitu diantaranya :


  • Hello, merupakan pengenalan antar router yang saling directly-connected (istilahnya tetanggaan). Sehingga keduanya bisa saling mengenal.
  • DBD, paket ini berisi isi singkat sinkronisasi database link-state (tabel routing) yang dikirim dari router pengirim dan digunakan oleh penerima paket untuk mengcompare dengan miliknya.
  • LSR, router penerima DBD bisa meminta (request) detail informasi lainnya dari DBD yang sudah di terima
  • LSU, paket untuk merespon LSR dan merupakan update information. LSU contain many Link-State Advertisement (LSA)
  • LSAck, ini adalah paket LSU yang diterima oleh router penerima.
Informasi lainnya mengenai Link-state protokol Insya Allah akan di jelaskan di pembahasan lainnya.

Cara Kerja OSPF 

Membentuk Adjency, pada saat pertama routing ospf di aktifkan, router ospf tidak tau apapun tentang tetangganya. Maka router akan mengirimkan paket hello keseluruh interface jaringan untuk memperkenalkan diri. Default nilai hallo pada broadcast multi access dan point to point OSPF adalah 10 detik dan jika 40 detik tidak respon akan dianggap mati. Bila mendapat respon router akan melanjutkan hubungan.


Memilih DR dan BDR. Dalam jaringan multiaccess, router akan memilih DR (Designated Router) dan BDR (Backup Designated Router) dan berusaha adjencent dengan semua router yang berada dalam multiaccess layer2 tersebut. Dalam jaringan broadcast multi-access, DR dan BDR sangatlah di perlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi mengenai informasi rute di dalam jaringan OSPF. 

Note : DR dan BDR di dalam point to point OSPF akan langsung di tentukan dengan kedua routernya.  

Pemilihan DR dan BDR ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya broadcast paket hello karena yang mengirimkan informasi hanya si router DR dan BDR saja. Tentu ini juga akan mengurangi broadcast paket hello di dalam jaringan layer 2 jika memang routing OSPF dilakukan pada jaringan multiaccess seperti contoh dibawah.

Mengumpulkan state-state dalam jaringan, router mengumpulkan informasi jalur dalam jaringan dengan bertukan informasi tabel routing. Pada jaringan multi-access, DR lah yang melayani pertukaran informasi tabel routing tersebut. DR memulai terlebih dahulu proses pengiriman ini. Setelah selesai mengumpulkan informasi state, setiap router akan memiliki informasi yang lengkap dan penuh dalam tabel routingnya. Fase berakhirnya mengumpulkan informasi state ini disebut sebagai full state. 

Memilih rute terbaik untuk digunakan, jika informasi mengenai state state sudah di kumpulkan. Router tinggal akan memilih rute rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah routing cost. Jika sudah selesai, maka sudah bisa di eksekusi setiap paket yang lewat melalui tabel routing. 

Menjaga informasi routing tetap update. Inilah kenapa paket LSU berada didalam salah satu 5 paket link-state OSPF. Tujuannya adalah untuk memperbarui informasi tabel routing jika ada terjadinya perubahan topologi atau jaringan. Sehingga informasi rute pun bisa di ketahui dan router akan tau kalau rute yang tidak valid, tidak boleh di gunakan kembali. 

Ketika ada informasi perubahan link-state dalam jaringan OSPF, router akan melakukan flooding paket OSPF (dalam hal ini LSU) terhadap perubahan ini. Tujuannya agar seluruh router yang berada didalam jaringan, mengetahui informasi tersebut.

OSPF Areas

Di dalam ospf terdapat konfigurasi area yang merupakan grouping yang digunakan di protocol OSPF yaitu gabungan dari beberapa router IR. Hal ini menunjukan, jika penggunaan OSPF dalam suatu AS sehingga terbagi kembali menjadi beberapa area. Adanya area pada fitur protokol routing OSPF di karenakan untuk mengurangi tingkat broadcast update rute information (LSU) setiap router yang berada di dalam jaringan OSPF. Semakin banyak router yang berada di dalam jaringan OSPF, semakin besar broadcast yang terjadi. 

Sebagai catatan, OSPF ini memakan kapasitas CPU Process yang tinggi. Karena itulah OSPF dilengkapi dengan grouping area, sehingga broadcast bisa di minimalisir. catatan lainnya, bahkan cisco hanya merekomendasikan maksimum 50 router per areanya.
  • IR adalah router yang terhubung dalam suatu area. Jumlah IR yang di rekomendasikan 50, jumlah maksimal IR dalam suatu area adalah 80 router.
  • ABR adalah router yang menjembatani area 1 dengan area yang lain
  • ASBR adalah sebuah router yang menjembatani router yang berada di dalam AS dengan AS yang lain. ASBR tentu juga dapat berupa router yang menjembatani routing protocol OSPF dengan routing protocol lainnya. Dalam konfigurasi router ASBR ini memiliki kewajiban untuk melakukan redistribute route. 
  • Standard area yaitu suatu area yang memiliki broadcase informasi (summary, link update dan external route) sendiri tanpa membebani area lainnya. 
  • Backbone area di sebut juga area 0. Area yang menjembatani area lainnya (area1, area2, area3 dst). Area non-backbone yang tidak terhubung ke area backbone tidak bisa terhubung kejaringan OSPF kecuali jika menggunakan metode virtual link. Backbone area juga merupakan standar area.
Mungkin hanya sampai disini pembahasan mengenai dynamic routing protocol OSPF. Semoga bermanfaat untuk kalian. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan letakkan di kolom komentar. Terima kasih sudah berkunjung, sampai berjumpa di pembahasan berikutnya. Salam networking!!

0 komentar:

Post a Comment

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment