Showing posts with label Debian. Show all posts
Showing posts with label Debian. Show all posts

Monday, May 25, 2015

iSCSI Part 3 - iSCSI initiator - Debian

Topologi

Masuk ke part 3, kali ini akan saya bahas cara konfig iSCSI Initiator di Debian. Masih lanjutan dari postingan iSCSI Sebelumnya, maka topologi dan konfigurasi masih lanjutan dari postingan sebelum-sebelumnya.

Tabel Address

Untuk address yang digunakan di debian, masih menggunakan tabel address yang sudah disusun pada iSCSI Part 1. Seperti yang sudah telah kita susun addressnya, maka address pada iSCSI Initiator di debian akan disetting dengan address 77.77.77.2/29. Sisanya tinggal kita konfigurasi ip pada debiannya.

Tujuan

Untuk mengetahui cara menghubungkan iSCSI initiator di debian ke arah iSCSI Target. Hal ini juga berguna untuk bisa mengetahui cara mengkonfigurasi dan aplikasi yang digunakan sebagai iSCSI Initiator di debian. Tidak hanya itu, disini kalian juga akan paham cara mounting disk yang sudah menjadi bagian dari windows (NTFS). Bagaimana caranya? kita akan pelajari!!

Konsep Dasar

Sama seperti iSCSI Part 2, ISCSI Initiator berfungsi sebagai client dari iSCSI Target. Dan konsepnya adalah dengan menjadikan media penyimpan pada server iSCSI untuk bisa digunakan di iSCSI Client atau Initiator sebagai penyimpanan di sistem debiannya.

Konfigurasi

Install iSCSI di Debian

Masuk ke tahap konfigurasi, kita akan langsung mengkonfig iSCSI Initiator. Pertama kita install dulu aplikasi iSCSInya dengan menggunakan perintah berikut ini.

# apt-get install open-iscsi

File Konfigurasi iSCSI

Seperti yang kita tau, setiap aplikasi memiliki letak file untuk bisa dikonfigurasi. Termasuk iSCSI. Filenya konfigurasinya berada difile "iscsid.conf" yang berada di direktori "/etc/iscsi" Langsung saja kita edit file konfigurasinya dengan menggunakan perintah dibawah ini.

# nano /etc/iscsi/iscsi.conf

Konfigurasi iSCSI Initiator

Pertama-tama yang kita konfigurasi node startup. Hal ini bertujuan agar saat system di restart maka hasil konfigurasi iSCSI akan langsung dilaksanakan sehingga file dan partisi di debian secara otomatis akan langsung kembali ke settingannya. Cara mengkonfigurasinya adalah dengan mencari baris node.startup pada baris utama "startup settings". Dan juga ubah settingannya menjadi automatic.


Setelah itu, kita konfigurasikan autentikasi yang sudah dipasang di server iSCSInya. Masukan username dan password sesuai yang di setting pada. Server iSCSInya.
 

Setelah di setting, jangan lupa direstart aplikasinya. Gunakan perintah berikut ini untuk merestart aplikasi iSCSI.

# /etc/init.d/open-iscsi restart

Join ke iSCSI Target

Agar dapat terkoneksi ke iSCSI target kita harus melakukan beberapa konfigurasi. Berikut perintah-perintah konfigurasi yang harus dilakukan untuk join ke iSCSI Targetnya. 

# iscsiadm -m discovery -t sendtargets -p 77.77.77.1
# iscsiadm -m node -o show
# iscsiadm -m node --login 

Cek Disk Tambahan Pada Debian

Karena pada postingan iSCSI sebelumnya (part2), kita sudah menjadikan disk tambahan di Windows. Maka format pada disknya sudah berubah menjadi NTFS. Karena itu, kita tidak akan bisa mounting disk ke debiannya. Hal ini juga bisa terlihat pada settingan disk di debiannya

Install Aplikasi NTFS -3g 

Karena itu, untuk dapat memounting disknya (sdb1) kita harus menggunakan cara kedua yaitu dengan menggunakan aplikasi tambahan. Aplikasi yang kita gunakan disini adalah aplikasi ntfs -3g. Gunakan perintah dibawah ini untuk menginstall aplikasi ntfs -3gnya. 

# apt-get install ntfs -3g

Mounting Disk Berformat NTFS Ke Sistem Disk Debian

Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah dengan cara mounting disk format NTFS ke sistem disk debian. Karena kita sudah menginstall aplikasi ntfs -3g, maka kita akan mounting disk tersebut dengan menggunakan aplikasi ntfs -3g tersebut. Pertama kita buat dulu direktori untuk tempat penyimpanan kita nantinya.

# mkdir /folder-sharing
Selanjutnya, tinggal kita mounting menggunakan aplikasinya. Gunakan perintah sebagai berikut untuk memountingnya.

# mount -t ntfs-3g /dev/sdb1 /folder-sharing

Pengecekan isi direktori /folder-sharing

Sebelumnya, pada windows kita sudah membuat folder pada disknya. Maka pada debian setelah dimounting menggunakan ntfs -3g folder yang sudah dibuat di partisi pada windows sebelumnya, akan terlihat dan bisa kita edit. 


Demikianlah beberapa cara menyetting iSCSI Initiator pada debian. Semoga bermanfaat untuk kalian. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung.

Sunday, May 24, 2015

Management Keamanan Di FTP (VSFTPD) Di Debian



Dengan menggunakan VSFTPD yang sesuai namanya, "Very Secure" maka kita harus bisa memanagementnya agar FTP kita bisa memiliki sistem keamanan untuk sistem debian kita. Jangan sampai karena hanya kita membuka port untuk FTP sistem debian kita menjadi terancam. Berikut beberapa cara untuk memperkuat sistem FTP kita dengan keamanan.

Menghapus Access Root.

Saat kita membuka filezilla atau internet explore dan kita mengakses ftp server. Maka akan terlihat direktory root pada saat login diclient. Ini akan membahayakan server, karena bisa saja jika ada client nakal yang ingin menghapus direktory root pada server. Jika dihapus, seluruh settingan dan system user akan hilang dan ini bisa membahayakan server. Karena itu kita harus menghapus akses root kepada client.


Caranya, hilangkan tanda pagar pada kotak merah yang saya tandai pada gambar dibawah dan masukan YES.


Jangan lupa server FTP Debiannya direstart. Setelah itu diclient masuk pada web browser internet explorer sebagai user alfafarhan dengan passwordnya. Maka, pada tampilan internet explorer hanya akan ada isi dari direktory user tersebut. Sedangkan akses root telah dihilangkan. Tidak hanya pada user alfafarhan, user alfa pun akan sama halnya yang terjadi dengan user alfafarhan.

User Tertentu Yang Bisa Mengakses Root

Kita bisa membuat settingan agar ada user tertentu yang bisa mengakses root. Bisa disebut, ini adalah user pengendali user-user lainnya. Caranya, kita hilangkan tanda pagar (uncomment) pada tanda pada gambar dibawah ini.


Lalu pada file /etc/vsftpd.chroot_list kita masukan nama user yang ingin diberi akses untuk bisa mengakses user root.



Jangan lupa direstart, lalu coba masuk sebagai user alfafarhan dengan passwordnya. Maka tampilan root akan terlihat pada file zilla atau internet explorer. Hal ini hanya berlaku untuk user alfafarhan karena hanya user alfafarhan yang telah dibari akses untuk bisa mengakses root.


Sedangkan, saat kita login menggunakan user alfa, tampilannya hanya terdiri dari direktory user tersebut. Sedangkan untuk akses dari root tetap dilarang. Karena saat setting user yang bisa mangakses root, hanya user alfafarhan saja yang ditambahkan untuk bisa mengakses root.


Sekian perjumpaan dari kita hanya sampai disini, semoga lain hari dapat bertemu lagi pada postingan selanjutnya. Tetap bersama channel ini. Sampai jumpa. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima Kasih.

Login FTP Lewat CMD dan Cara Menggunakannya


Selain menggunakan file explorer atau web browser untuk mengakses FTP, kita juga bisa mengakses menggunakan cmd. Dengan mengakses menggunakan cmd kita berarti masuk kedalam sistem ftp menggunakan mode CLI. Karena seperti yang kita tau server ftpnya adalah linux debian, maka perintah-perintah yang digunakan juga tidak jauh berbeda dari sintaks-sintaks debian.



Langsung saja, Sekarang coba kita login lewat cmd, dengan mengetikan ftp 10.10.10.1 Lalu masukan user dan password yang digunakan. Dan coba lihat direktory dari user tersebut. Lalu coba kita masuk sebagai user alfafarhan dengan passwordnya. Lalu cek direktorynya dengan perintah ls. Maka isi dari direktorynya adalah direktory-alfafarhan sesuai dengan saat pembuatan direktory tadi.


Lalu kita coba buat file alfa.txt pada partisi G:\ (sebagai patokan).


Sekarang pada cmd kita akan upload file dari alfa.txt tadi ke user alfa di ftp. Caranya ketikan put lalu masukan local filenya yang ingin diupload G:\alfa.txt dan masukan remote filenya dengan nama yang akan tertera pada user alfa yang saya beri nama alpha.txt. maka saat dilihat pada direktorynya (ls) akan tertera nama alpha.txt. untuk merename gunakan perintah rename <nama file>
 

Selain upload kita coba download dengan perintah get dan masukan file pada server yang ingin didownload dan local file untuk tempat peletakan file yang didownload. Saya meletakkan file yang didownload pada partisi G:\ambil-data.txt. nama file yang didownload dengan nama file diserver boleh berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk memberi nama pada file yang didownload, agar nama tersebut langsung tertera pada file tersebut.


Setelah itu, cek pada partisi yang baru saja download file yaitu pada partisi G:\
 

Jika saat upload dan download mangalami masalah, coba hilangkan pagar pada sintaks yang saya beri tanda pada gambar dibawah. Dan jangan lupa untuk menjadikan yes.
 
 Lalu coba buat dan delete direktory. Untuk membuat direktory gunakan perintah mkdir dan menghapus direktory gunakan perintah rmdir. Tapi untuk menghapus file gunakan perintah delete.


Sekian cara login FTP dan perintah-perintah dalam menggunakan CMDnya. Terima kasih telah berkunjung, datang lain kali. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima Kasih.

Saturday, May 23, 2015

File Transfer Protocol (VSFTPD) Di Debian


Selamat kembali lagi pengakses setia kami, masih bersama saya selaku admin web yang tidak begitu terkenal dikehidupannya. Kali ini kita akan mempelajari settingan ftp menggunakan vsftpd. Langsung saja kita mulai materinya.

VSFTPD (Very Secure File Transfer Protocol Daemon)

Jika pada sebelumnya, kita telah menyetting FTP menggunakan Proftpd, sekarang seperti yang saya bilang, kita akan coba gunakan vsftpd dan coba kita bandingkan antara vsftpd dengan proftpd. Sama halnya dengan Proftpd, Vsftpd juga termasuk media berbagi file atau tempat penyimpanan file. Vsftpd sendiri sudah ada sejak sebelum munculnya proftpd jadi, bisa disebut proftpd adalah versi terbaru dari ftp sebelumnya yaitu vsftpd.

Sama seperti namanya Vsftp (Very Secure FTP Daemon) sendiri memiliki kemampuan security yang bagus. Hal ini memungkinkan para pengakses akan merasa nyaman karena data yang tersimpan, akan terasa lebih aman.

Topologi

Untuk topology yang akan digunakan dalam settingan vsftpd, kita bisa menggunakan topology peer-to-peer seperti gambar dibawah ini.

Setting Ip Address Di Setiap Perangkat

Untuk menghubungkan kedua perangkat tersebut, dibutuhkan yang namanya alamat atau dalam bahasan IT disebut IP Address. Pada server (debian) bisa menggunakan Ip 10.10.10.1 dengan netmask /30. Berikut rinciannya :
  • Server Debian
    • Ip Address : 10.10.10.1
    • Netmask : 255.255.255.252
  • Pc/Laptop
    • Ip Address : 10.10.10.2
    • Netmask : 255.255.255.252

Install Aplikasi VSFTPD Di Debian

Setelah itu, install paket vsftpdnya dengan perintah Dibawah ini dan setelah itu  langsung ke file konfigurasinya untuk menyetting isi dari vsftpd dengan perintah 
# apt-get install vsftpd# nano /etc/vsftpd.conf

User Anonymous

Masih didalam file /etc/vsftpd.conf, settingan anonymous bisa dilihat pada gambar dibawah. Secara otomatis/default saat penginstallan vsftpd sudah disetting dalam user anonymous. Pada tanda digambar, merupakan sintaks yang membuat vsftpd login sebagai user anonymous. Untuk settingan anonymousnya bisa seperti gambar dibawah. Hilangkan tanda pagar dan jadikan settingan sebagai YES.



Langsung praktek saja, kita ke client. Masuk kedalam windows explorer dan ketikkan pada address file yaitu ftp://<ip Server> contohnya seperti gambar dibawah. Maka secara otomatis, saat masuk ftp kita akan login sebagai user anonymous. Tapi saat kita hendak membuat folder, “akses ditolak”. Kenapa begitu?

Note  : pastikan Ip pada client harus disetting dan terhubung pada server.
  

Hal tersebut dikarenakan sintaks pada file konfig vsftpdnya ada yang harus disetting. Yaitu pada baris anon_upload dan baris anon_mkdir harus dihilangkan tanda pagarnya (uncomment) dan diisi dengan YES. * huruf yes atau no harus dikapitalkan semuanya.


Lalu coba buat folder, saat login lagi sebagai user anonymous. Jika masih belum bisa coba jadikan direktory ftp pada user ftp dan di akses full untuk direktory user ftpnya.

# usermod -d /home/ftp ftp
# chmod 777 /home/ftp
Setelah itu, restart aplikasi VSFTPD-nya dengan menggunakan perintah berikut ini. 

# /etc/init.d/vsftpd restart
Sekarang cobalah untuk membuat folder pada ftp dengan login sebagai anonymous. Maka folder tersebut akan terbuat pada ftp.

User login

Seperti biasa setting, pada file /etc/vsftpd. Jadikan anonymous menjadi NO dan hilangkan tanda pagar pada local_enable dan write_enable seperti gambar dibawah. Dan keduanya dijadikan YES.


Setelah itu, kita siapkan dua user. Saya disini menyiapkan user alfa dan alfafarhan. Lalu kita buat direktory didalam direktory user tersebut. Agar nanti saat pengecekkan bisa membedakan antara direktory alfa dan direktory alfafarhan.


Cukup sampai disini dulu, mungkin management keamanan VSFTPDnya akan saya pisah postingannya ke postingan selanjutnya. Sekian dari saya. Terima kasih telah berkunjung. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.

Thursday, May 21, 2015

Management FTP (Proftpd) Di Debian


Hai guys, kembali lagi bersama saya. Masih membahas ftp, jika sebelumnya kita hanya menginstall aplikasi ftp (proftpd) dan mencobanya pada client, sekarang kita akan mencoba untuk mengkonfigurasi dalam memanagementnya. 

Topologi

Tidak usah berlama-lama, langsung saja kita mulai managementnya. Masih seperti sebelumnya, kita akan menggunakan topologi sebelumnya dan pastikan client sudah bisa mengakses ftp pada postingan instalasi ftp sebelumnya. 

File dan Direktori Konfigurasi FTP

Karena pada postingan ini kita harus memanagement FTP, kita harus tau letak file tempat mengkonfigurasi FTP. Letak konfigurasi FTP terletak di file proftpd.conf di direktori /etc/proftpd/. Langsung saja kita edit file propftd.confnya dengan menggunakan perintah : 
#nano /etc/proftpd/proftpd.conf

Membatasi Upload Suatu User

Salah satu management yang bisa kita lakukan adalah pembatasan upload untuk user tertentu. Hal ini bertujuan agar tidak ada file yang lebih dari keinginan kita masuk kedalam sistem FTP debian kita. 

Untuk mengkonfigurasinya kita tambahkan pada paling bawah difile-nya seperti gambar dibawah. Tujuannya untuk membatasi user alfafarhan dengan data upload max-nya 10MB. Dan user alfa dengan data upload max-nya sebesar 20MB. Setelah itu keluar dengan men-save menekan Ctrl + z lalu tekan y dan enter. 


Ingat, setelah di konfigurasi Proftpdnya. Maka jangan lupa untuk di restart proftpdnya agar sistem ftp dapat berjalan sesuai konfigurasi. Cara restartnya dengan menggunakan perintah berikut ini.

# /etc/init.d/proftpd restart
Maka saat ditest diclient akan muncul pesan ftp error karena file yang saya ingin upload sebesar 20MB lebih. hal ini, akses untuk menolak pembatasan size data dibatasi pada settingan FTP.


User Login Anonymous

Lanjut kekonfigurasi selanjutnya, yaitu login sebagai anonymous (tanpa user dan password) pertama hilangkan seluruh tanda pagar pada baris Anonymous di dile proftpd.conf. hilangkan pagar sampai baris </anonymous>. Dan jangan lupa untuk direstart proftpdnya. Setelah itu coba cek diclient.


Pada dasarnya, user anonymous hanya memiliki akses untuk membaca file-file pada FTP server. Jika agan ingin membuat folder atau mengedit pada saat login sebagai user anonymous, maka masukan tanda pagar pada barisan <direktory> diantara barisan anonymous. Tujuannya untuk menonaktifkan (#) pembatasan akses menulis bagi login sebagai user anonymous.
 
 

Satu Folder Yang Sama Di Setiap User FTP

Lanjut lagi, kita buat satu direktory untuk dishare dan direktory tersebut akan menjadi satu-satunya direktory tetap yang akan mucul pada akses FTP. Pastikan untuk membuat direktory didalam direktory yang dishare agar menjadi bukti nantinya. Contohnya :
    mkdir /serverftp
    mkdir /serverftp/foldersama
Setelah itu tambahkan DefaultRoot <nama direktory> ada pada baris DenyFilter seperti gambar dibawah ini.


Maka pada user alfa dan user alfafarhan akan muncul satu folder yang sama. Folder ini brada didalam direktory yang dishare tadi (/serverftp/foldersama).


Filter Upload Ekstensi Tertentu

Lanjut lagi, kita konfig menolak upload untuk ekstensi file. Dengan menambahkan PathDenyFilter \\.(ekstensi yang dilarang|ekstensi yang dilarang)$. Pada baris DenyFilter. Tujuan dari menambahkan sintaks pada gambar dibawah adalah untuk menolak akses upload bagi ekstensi yang bersangkutan.



Maka saat pengetest-an di client akan muncul pesan error karena meng-upload salah satu file yang berekstensi dilarang pada settingan di ftp.



Udah, segitu aja gan. ane gak kuat... udah ngantuk. Ngepost malem-malem, tapi kopi abis. Pengen makan dulu tapi ngantuk. Pengen tidur belum laper.. curhat dikin gan -_- yaudah lah, segitu aja semoga bermanfaat dan kalian mengerti apa yang saya jelaskan tadi. Dan yang penting semoga berhasil. Jangan lupa baca do'a tidur, tapi makan dulu gan. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar.

Monday, May 18, 2015

File Transfer Protocol (PROFTPD) Di Debian


Yakkk!! Kali ini saya akan menjelaskan materi dalam bentuk postingan dan masih selalu disini, di web tercinta. Sebelum kita meng-acak-acak FTP, kita perlu mengenal lebih dekat, Apa sih FTP itu? File Transfer Protocol (FTP) adalah suatu protokol yang berfungsi untuk tukar-menukar file dalam suatu network yang menggunakan koneksi TCP.

Dua hal yang penting dalam FTP adalah FTP Server dan FTP Client.
  • FTP server adalah suatu server yang menjalankan software yang berfungsi untuk memberikan layanan tukar menukar file dimana server tersebut selalu siap memberikan layanan FTP apabila mendapat permintaan (request) dari FTP client.
  • FTP client adalah computer yang merequest koneksi ke FTP server untuk tujuan tukar menukar file. Setelah terhubung dengan FTP server, maka client dapat men-download, meng-upload, merename, men-delete, dll sesuai dengan permission yang diberikan oleh FTP server.
Sudahkah kalian mengerti konsep dari FTP? Intinya itu FTP buat sharing folder, tempat simpan file untuk client dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan folder. Client bisa mengakses ftp dengan berbagai cara. Bisa lewat windows explorer, browser maupun aplikasi ftp salah satunya filezilla.

Keamanan FTP

Keamanan yang ditawarkan oleh ftp tidaklah aman dalam mentransfer suatu file karena file dikirimkan tanpa di-enkripsi terlebih dahulu tetapi melalui clear text. Mode text yang dipakai untuk transfer data adalah format ASCII atau format binary. Secara default, FTP menggunakan mode ASCII dalam transfer data. Karena pengirimannya tanpa enkripsi, username, password, data yang di transfer, maupun perintah yang dikirim dapat di sniffing oleh orang dengan menggunakan protocol analyzer (sniffer). Solusi yang digunakan adalah dengan menggunakan SFTP (SSH FTP) yaitu FTP yang berbasis pada SSH atau menggunakan FTPS (FTP over SSL) sehingga data yang dikirim terlebih dahulu di enkripsi.

Hak Akses FTP

Hak akses ftp ada dua yaitu : Secara anonymous (tidak perlu user dan password untuk login ke ftp) dan User ftp (menggunakan user dan password untuk mengakses ftp). Port yang digunakan ftp server beragam yaitu:
  • port 21 = saat client mengakses server ftp
  • port 20 = saat client meng-upload suatu berkas ke dalam ftp server.
Begitu banyak yang harus kalian pahami tentang materi kali ini. Jangan lelah karena membaca yang diatas, karena kita akan langsung memulai mengkonfigurasi ftpnya. Dalam konfigurasi kali ini kita menggunakan aplikasi proftpd untuk aplikasi vstpd akan saya posting pada postingan selanjutnya. Dan inilah langkah-langkahnya.

Topologi  

Sebelum menyetting konfigurasi FTP, biasakan kita buat dulu topologynya. Agar kalian dapat memahaminya. Salah satu topologynya adalah seperti gambar berikut, dimana client mengakses FTP pada server menggunakan perantara kabel.

Setting Ip di setiap perangkat

Ingat, setiap ingin menghubungkan jaringan, harus menggunakan Ip address sebagai alamat dari suatu device. Jadi, pertama-tama setting ip di server maupun di client. Dan juga pastikan kalian menggunakan netmask /29 karena kita hanya menggunakan 2 host saja.
  • Server
    • Ip Address : 10.10.10.1
    • Netmask : 255.255.255.248
  • Client1
    • Ip address : 10.10.10.2
    • Netmask : 255.255.255.248
  • Client2 
    • Ip address : 10.10.10.3
    • netmask : 255.255.255.248

Install Ftp

Sekarang, kita install ftpnya menggunakan aplikasi proftpd. Dengan menggunakan perintah : 
#apt-get install proftpd.
Jika muncul tampilan pop-up seperti gambar dibawah, pilih saja yang standalone, karena kita ingin membuat ftp yang dikonfig dan di management sendiri.

User Login FTP

Untuk mencoba mengakses ftp dengan user yang berbeda, kita membutuhkan 2 user. karena saya sudah memiliki satu user saya menambah satu user lagi yang nantinya akan digunakan untuk login pada akses ftp. Kali ini saya menggunakan user alfafarhan dan user alfa sebagai user authentification saat mengakses ftp nanti.
 

Share Direktory Di User FTP

Sebelum ke client, coba kita tambahkan direktory pada masing-masing “direktory user” yang disharing. Tujuannya agar membedakan user alfa dan user alfafarhan

Pengecekkan Pada Client

setelah kita mengkonfigurasi ip pada client. Kita login dengan menggunakan windows explorer dengan cara mengetikkan ftp://10.10.10.1 maka akan muncul menu pop-up yang berisi user authentification. Masukan salah satu user (alfa atau alfafarhan) dan passwordnya.


Maka direktory pada user alfa akan sama dengan direktory yang dibuat pada “direktory user alfa” di server debian.


Dan saat login ftp menggunakan user alfafarhan, direktory-nya juga akan sama dengan yang dishare pada “direktory user alfafarhan” di server debian.


Sekian gan, mungkin di postingan selanjutnya akan saya bahas cara me- management FTP (PROFTPD) di debian. Karena terbatas waktu perjumpaan kita hanya sampai disini. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.
 

Thursday, April 30, 2015

File Sharing Samba Di Debian


Kali ini kita akan membahas cara konfigurasi samba. Pertama-tama dari pengertian samba. Samba adalah aplikasi yang mampu memberikan akses berbagi data. Antara sistem operasi Linux dengan Windows. Selain berbagi data, samba juga bisa menyediakan layanan berbagi printer.

Sejarah samba itu bermula saat Andrew Tridgell membuat aplikasi samba dan pada tahun berikutnya, 1992. Mulai diatasi persoalan penghubungan (berbagi data) antara linux dengan windows dan pada tahun ini juga berdirinya tim samba yang beranggotakan beberapa tim hacker.

Protokol SMB

SMB (server message block) merupakan protokol standar yang dibuat oleh microsoft untuk sistem windows. Fungsinya untuk berbagi data atau file. baik dari CDROM, harddisk, Dan perangkat-perangkat lainnya agar dapat digunakan bersama-sama. Tidak mau kalah, linux pun membuat sebuah aplikasi yang dinamakan samba. Samba juga menggunakan protokol yang sama yang digunakan windows yaitu SMB. Tujuannya agar antara system windows dengan system linux dapat saling berbagi daya (data atau perangkat).

Topologi

Setelah kalian mengenal lebih dekat samba itu apa, kita coba aplikasikan kedalam konfigurasi. Karena itu kita membutuhkan topology yang akan digunakan dalam mengkonfigurasi samba. Kali ini kita akan menggunakan 2 client dan satu server yang dihubungkan melalui switch. Client yang digunakan terdiri dari client yang menggunakan windows dan client yang menggunakan server. Dari pernyataan tersebut, maka topologi yang akan kita gunakan adalah sebagai berikut.

 

 Setting Ip Di Setiap Perangkat

  • Server
    • Ip Address : 10.10.10.1
    • Netmask : 255.255.255.248
  • Client1
    • Ip address : 10.10.10.2
    • netmask : 255.255.255.248
  • Client2
    • Ip address : 10.10.10.3
    • netmask : 255.255.255.248

Install Samba

Karena kita membuat aplikasi file sharing samba, jadi kita install samba-nya dengan aplikasi samba menggunakan perintah:
# apt-get install samba

Buat Direktory Yang Akan Di Share Dan Setting Hak Akses

Lalu kita buat direktory baca (nantinya hanya bisa dibaca) dan direktory tulis (nantinya hanya bisa ditulis) lalu kita ubah hak aksesnya agar bisa di akses oleh semua user di server debian. Maksudnya bisa diakses oleh semua user adalah penggunaan authentification user yang nantinya akan diminta saat client mengakses samba server debian. 
Karena authentification user membutuhkan user sedangkan file/direktory yang dibuat ada pada direktory root yang tidak bisa diakses oleh user-user lainnya di server debian. karena itu kita ubah hak aksesnya.
# mkdir /baca 
# mkdir /tulis
# chmod 777 /baca /tulis

Setting User Untuk Authentikasi

Lalu kita lihat user apa saja yang tersedia dan kita buat password untuk akses sambanya (nantinya akan kita buat authentification user saat login samba). Kalian juga bisa membuat user terlebih dahulu yang akan digunakan nantinya. 

Setting File smb.conf

Lalu kita edit file smb.conf menggunakan perintah :
# nano /etc/samba/smb.conf
Lalu kita hapus tanda pagar pada security = user. Tujuannya agar client dijaringan login ke server samba menggunakan authentification user.

Pada file smb.conf paling bawah, kita tambahkan konfigurasi akses baca (direktory baca) dan akses tulis (direktory tulis). Agar bisa menggunakan authentification user “guest ok” jadikan “no”. Pada akses baca “read only” jadikan “yes” sedangkan akses tulis “writable” yang dijadikan “yes” lalu tambahkan “share mode” dan “public” jadikan “yes” path adalah letak direktory yang akan di mounting.

Restart Samba

Setelah di konfigurasi, jangan lupa untuk merestart samba nya dengan perintah :
# /etc/init.d/samba restart

Pengetestan Pada Client

Server telah selesai di konfigurasi. Sekarang client, pertama setting Ip di client dengan menggunakan ip yang satu network dengan server seperti yang sudah saya katakan sebelumnya. Jika ip sudah disetting seperti struktur topologi, cek terlebih dahulu dengan pesan ping kearah ip server.


Jika ping sudah bisa, kita langsung menjalankan sambanya dengan membuka run (shortcutnya windows + R) dan mengetikkan 2 backslash dengan Ip Server : \\10.10.10.1
 


Maka saat samba dimulai, maka samba akan meminta authentifikasi user. Inilah yang disebut dengan authentification user. Loginnya mengunakan user yang diberi smbpasswd tadi saat pembuatan di server debian. Karena tadi saya menggunakan user alfa dengan smbpasswd 123. Maka saya akan login menggunakan user alfa dengan password 123.


Maka saat samba dimulai, maka samba akan meminta authentifikasi user. Inilah yang disebut dengan authentification user. Loginnya mengunakan user yang diberi smbpasswd tadi saat pembuatan di server debian. Karena tadi saya menggunakan user alfa dengan smbpasswd 123. Maka saya akan login menggunakan user alfa dengan password 123.


Saat kita coba buat text document atau folder pada direktory/folder baca. Maka akan muncul jendela pop-up yang mengatakan bahwa direktory/folder baca mambutuhkan akses untuk membuat folder. Artinya pada folder baca terbukti bahwa akses yang digunakan hanya bisa membaca (read-only).


Tetapi lain hal dengan folder tulis, kita coba buat file maka file tersebut akan dibuat. Hal ini dikarenakan akses folder tulis pada pengaturan samba diserver tadi adalah writeable (bisa menulis).



Demikian beberapa hal mengenai file sharing samba, semoga anda dapat memahaminya. Kita juga masih sama-sama belajar jadi jangan sungkan untuk bertanya. Postingan selanjutnya masih tentang file sharing, yaitu ftp. Apa itu ftp? tetap bersama kami ya!! sampai jumpa. 

Tambahan gan, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar.

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment