Showing posts with label MTCNA. Show all posts
Showing posts with label MTCNA. Show all posts

Saturday, November 18, 2017

Lab 49 MikroTik - Simple Queue With PCQ

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking, salam akhir pekan. Skip dulu dari lab routing cisco. Kali ini saya ingin melanjutkan pembahasan mengenai management bandwidht pada mikrotik. Yaitu menggunakan PCQ. PCQ ini nantinya akan kita implementasikan pada simple queue, sehingga queue ini akan lebih termaksimalkan terhadap pemakaian bandwidht lokal yang kita gunakan.

The Power Of PCQ

Melihat dari konfigurasi lab sebelumnya. Dimana kita meletakkan konsep CIR pada setiap user yaitu dimana setiap user diberikan limit terendah dari bandwidht yang dimiliki. Namun,  jika ada salah satu client yang tidak aktif, maka bandiwdht yang kita setting ini tidak ada yang bisa menggunakannya atau juga bisa kita bilang hal ini seperti mubadzir bandwidht. 

PCQ ini menganut sistem MIR (Maximum Information Rate), sistem yang menggunakan deteksi informasi bandwidht yang aktif. Kita bisa mengatakan metode ini sebagai maximal bandwidht yang diberikan terhadap jaringan lokal tertentu. Dan dengan adanya metode ini, bandwidht diharapkan tidak mubadzir karena akan teralokasikan dengan sangat baik. Contohnya, ketika ada user yang off, sehingga sistem MIR akan langsung mengalokasikan bandwidht user yang tidak aktif ke user yang sedang aktif.



Konsep PCQ 

Konsep PCQ bisa digambarkan seperti gambar berikut. Pada gambar dibawah bisa anda lihat bahwa ketika ada 2 user/client yang menggunakan akses si router, maka total bandwidht yang semula 1M dibagi dua menjadi 512k untuk digunakan kedua client tersebut. Jika jumlah client bertambah, maka bandwidht akan dibagi lagi sesuai jumlah client yang mengakses. Dan seterusnya.

Inilah yang disebut MIR yang mempunyai fungsi memberikan alokasi bandwidht yang tidak digunakan oleh client lain kepada client yang sedang aktif. Hal ini akan berguna, sehingga tidak ada alokasi bandwidht yang terbuang. Namun settingan PCQ yang ditampilkan gambar dibawah adalah dengan rate : 0. Jika settingan PCQ rate diubah menjadi 256k bagaimana? 


Jawabannya, 2 user yang terkoneksi tidak akan mendapatkan pembagian bandwidht yang rata 512k seperti sebelumnya. Hal ini dikarenakan, setiap user tidak akan mendapatkan bandwidht lebih dari PCQ Rate. Termasuk juga jika hanya 1 client yang terkoneksi. Namun, jika alokasi bandwidht digunakan oleh 6 client, maka alokasi bandwidht diperkecil sesuai dengan max limit.
 

Konfigurasi PCQ

Untuk mengkonfigurasikan PCQ, seperti lab sebelumnya masih di menu queue. Lalu pada queue types kita tambahkan rule baru.


Untuk nama konfigurasi terserah, yang jelas untuk menandai antara upload dan downloadnya. Lalu pada kind, isikan type pcq. Dan untuk classifiernya diarahkan, download menggunakan dst address dan upload menggunakan scr address.
 

Jika sudah apply, ok. Maka, konfigurasi pcq akan terlihat seperti tampilan berikut ini. Pada tahap ini konfigurasi belum selesai, karena kita baru saja menambahkan type queuenya. Type inilah yang nantinya akan kita deploy di simple queue atau queue tree.
 

Konfigurasi Simple Queue

Setelah itu barulah kita tambahkan konfigurasi simple queuenya. Kita tambahkan network lokal yang digunakan, lalu berikan max limit yang dinginkan. Dan terakhir pada tahap advanced, target upload dan download disesuaikan dengan queue type yang kita buat sebelumnya.
 

Pengetestan

Untuk pengetestan, kita bisa menggunakan aplikasi Btest. Terlihat pada satu user ketika memberikan full traffic ke arah router, maka bandwidht yang didapat full dari max limit yang kita berikan. Yaitu 5Mbps.
 

Sedangkan saat kita melakukan test pada dua client, maka keduanya akan mendapatkan bandwidht yang sama rata dari 5Mbps, kira kira 2,5 Mbps. Namum, ketika full traffic di disconnect pada salah satu user, maka bandwidth akan diberikan full kembali kepada user yang masih aktif menggunakan akses tersebut.
 

Demikian penjelasan mengenai konfigurasi simple queue with PCQ. Semoga artikel ini membantu dan bermanfaat buat kalian. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di kolom komentar. Terima kasih sebelumnya, salam networking.  

Tuesday, November 7, 2017

Lab 48 MikroTik - Simple Queue Limit Lokal

Assalamu'alaikum

Selamat pagi teman teman, salam networking. Masih melanjutkan lab bandwidht sebelumnya. Mungkin terlihat lebih kompleks, karena sebelumnya kita hanya memanagement satu user saja. Di Lab kali ini kita akan coba memanagement bandwidth, bagaimana cara mamaksimalkan quality of service dari sebuah jaringan yang kita kelola dengan cara melimit per user. 


Topology

Untuk topology, tidak terlalu jauh berbeda dari lab sebelumnya. Di topology kali ini kita akan menggunakan 2 user. Sehingga total bandwidth yang diberikan adalah pembagian terhadap dua user tersebut. 

Limit Per Lokal

Metode limit per lokal adalah metode yang digunakan ketika kita ingin menggrupkan anggota tertentu atau lokal tertentu. Sehingga semua device yang berada pada grup tersebut berada pada limit yang sama. Sebagai contoh kita ingin melimit grup android karena update playstorenya cukup memakan bandwidth yang besar. Sebelumnya pun juga pernah saya bahas materi ini di limitasi android. Bagi yang penasaran bisa cek di link berikut ini.
 

Karena sesuai dengan penggunaannya, limit ini sangat tidak dianjurkan untuk melimit per usernya. Dikarenakan limit yang diberikan pada semua user pada jaringan lokal tersebut akan saling berebut bandwidth. Bagi saya, kadang kadang limit seperti ini bisa digunakan ketika ada suatu grup user di jaringan, dimana grup ini cukup memeras penggunaan bandwidth, maka seluruh isi grup digabungkan pada limitasi bandwidth yang sama sehingga mereka akan berebut kecepatan bandwidth yang saya berikan :v.
 

Limitasi Per User

Dari metode diatas, kita jadi tau bahwa limitasi perlokal adalah limitasi max yang diberikan ke semua user yang berada pada target lokal dengan netmask tertentu. Karena hal tersebut, kita bisa memberikan limitasi per user ketika kita ingin perusernya tidak saling berebut bandwidth.
 
 

Lalu bagaimana jika di suatu perusahaan terdapat banyak user. Apakah kita harus melimit per user agar bandwidth yang kita punya dapat diberikan secara merata ke semua user? Jawabannya tidak, menurut saya bandwidth yang dimiliki perusahaan itu tidak perlu dilimit. Pengecualian buat provider mungkin iya. Bagi perusahaan yang keuntungannya besar itu, pembayaran bulanan bandwidth adalah hal yang mudah. 

Kecuali jika ada beberapa user atau koneksi tertentu seperti update windows, download film, atau semacamnya yang memang benar benar benar mengganggu ketika sedang rush hours (jam sibuk) dan komplenan pun banyak :v. Kalian harus turun tangan untuk membuat beberapa rule untuk mengecek koneksi atau user siapa yang sedang mengganggu. Dalam hal ini langkah yang paling tepat adalah melimit koneksi tersebut, daripada mematikan koneksi si user walaupun kalian sendiri tau siapa pelakunya hehe. 

Demikian penjelasan lanjutan dari lab sebelumnya, semoga ada manfaatnya. Dan penjelasan detail mengenai strategi quality of service pada jaringan lokal mungkin akan saya bahas pada lab selanjutnya. Sekian dari saya, saran da pertanyaan silahkan lemparkan di kolom komentar. Sampai berjumpa lagi di lab selanjutnya. Salam networking.

Monday, November 6, 2017

Lab 47 MikroTik - Penjelasan Bandwidth dan Simple Queue Max Limitation

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking. Berjumpa lagi dengan saya si admin kesepian, saking kesepian kerjaannya ngapdet blog terus xD xD. di material kali ini kita akan memasuki bab baru yaitu permasalahan bandwidht. Bagi teman teman, mungkin ada yang tau apa itu bandwidht, barangkali juga ada yang tidak tau atau bahkan ada juga yang pernah mendengar dan tidak asing dengan kata bandwidht tersebut.

Penjelasan Bandwidht

Mungkin saya akan menjelaskan sedikit apa itu bandwidht menurut pandangan saya. Karena bagi saya ini cukup susah dijelaskan jika dijelaskan secara rinci dengan detail agar kalian bisa mudah memahami makna bandwidht yang sebenernya :v. Dari masa sekolah, sosial, sampai kerja bahkan di lapanganpun penjelasan tentang bandwidht ini selalu berbeda beda. Kali ini kita langsung simpulkan saja, bandwidht itu adalah kecepatan internet. Dasarnya adalah sebuah kecepatan yang digunakan untuk bisa berjelajah di dunia yang kita sebut dunia sosialita tersebut. 

Dari kata kecepatan tersebut, kita tau bahwa bandwidht berada di mana saja. Karena jaringan lokal yang dibangunpun memiliki bandwidht yang bisa di kelola. Sesuai dengan thumbnail atau header artikel kali ini. Pada jaringan saya dari PC ke Mikrotik pun memiliki bandwidht atau kecepatan tersendiri. Ya, walaupun pcnya sudah gigabit (1000Mbps) tapi mikrotiknya masih fast ethernet (100Mbps), sehingga menjadikan port pcnya menjadi ngga terlalu berguna karena kecepatan si mikrotik masih belum mampu menggunakan gigabit. Ada beberapa faktor yang menentukan kecepatan internet
  • Perangkat NIC PC, Leptop ataupun port pada device jaringan.
  • Port Patch Panel 
  • Kabel
  • Crimpingan
Untuk port patch panel, kabel dan crimpingan masih menjadi misteri karena ketiga hal ini pernah saya temui beberapa di lapangan dan hal tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa dipercaya :v.
Kita lanjut, karena jaringan lokal saya belum gigabit, tetapi fast ethernet sesuai yang mampu ditangani routerboard yang saya miliki. Maka jaringan lokal saya hanya bisa menampung bandwidht sebesar 100Mbps saja. Itu artinya, kalaupun semisal saya berlangganan internet secepat 100 Mbps keatas, maksimal internet yang saya dapatkan tetap mentok di 100Mbps saja.

MikroTik Bandwidht Test Tools

Kalian bisa mengecek perangkat atau jaringan lokal kalian setidaknya kalian bisa mengecek jaringan disisi user sampai ke gateway jaringan yang mengelola akses internet masuk keluar. Aplikasi bandwidht tools ini bisa mengecek bandwidht sampai full traffic. Pengecekkan Full traffic ini adalah kondisi dimana pengecekkan dilakukan sesuai kecepatan yang mampu ditangani oleh perangkat jaringan kalian. Itu sudah termasuk device switch, akses point dan device device lainnya yang berada pada jaringan lokal kalian.

Aplikasi MikroTik Bandwidth Test ini bisa kalian dapatkan di link https://mikrotik.com/download. Dan aplikasi ini hanya support terhadap perangkat mikrotik. Lanjut, sesuai dengan kemapuan device routerboard saya yang hanya fast ethernet, kita akan membuktikannya dengan aplikasi ini. Perangkat mikrotik langsung dikoneksikan ke pc saya. Bagi kalian yang perlu topology, gambar header di artikel ini menjadi saksinya :v. 

Di gambar berikut saya test dua metode Rx (download) dan Tx (Upload) secara terpisah. Artinya saya mengetes ini di waktu yang berbeda. Protocol yang saya gunakan adalah TCP. Artinya saya memberikan full traffic point to point antara pc dengan mikrotik saya. Dari hasil test, kita bisa melihat bahwa bandwidht berkisar 90Mbpsan. Dan dapat dipastikan bandwidth tidak dapat melampaui 100Mbps keatas. Kecuali kalau saya upgrade routerboard saya hehe.


Lain halnya jika kita mengetest Rx dan Tx di waktu yang bersamaan. Dalam hal ini kita akan menyebutnya traffic yang tidak balance (seimbang). Dimana traffic yang akan terjadi adalah tarik tarikan bandwidht antara upload dan download. Dan keduanya sedang berjalan diwaktu yang bersamaan, maka tidak ada diantara keduanya yang mencapai 100Mbps. Karena 100Mbps tersebut terbagi menjadi dua koneksi yaitu upload dan download hanya saja tidak balance.

Penggunaan Aplikasi MikroTik Bandwidth Test

Karena kita sudah mulai masuk ke material bandwidth, alangkah baiknya kalian siapkan aplikasinya dan tau cara mengoperasionalkannya. Di aplikasinya, kalian masukan address dari mikrotik yang ingin kalian test bandwidht. Mikrotik ini adalah mikrotik apapun bahkan yang ada ip publiknya pun bisa dilakukan. Untuk protocol ada dua yang bisa kita test antara udp dan tcp. Directionnya bisa dipilih sendiri antara send (upload, Tx) receive (download, Rx) ataupun keduanya (both). Setelah itu masukan akses user dan password mikrotik tersebut.


Cek Bandwidth Internet

Bicara soal cek bandwidth, tentu saja internet pasti ada bandwidthnya. Contoh yang paling biasa kalian lakukan adalah download. Pada tab download atau aplikasi pihak ketiga untuk mendownload pasti akan memunculkan speed (kecepatan) akses internet yang kalian miliki. Selain itu kalian juga bisa cek bandwidht internet kalian di beberapa situs speedtest yang ada di google. seperti contohnya di speedtest.net. 

Untuk memulai lab simple queue mikrotik, terlebih dulu coba kita cek speedtest internet kita. Oiya, untuk lab lab queue ada beberapa yang butuh akses internet ya guys. Hanya buat contoh saja sih sebenernya, buat pengetestan nantinya guys.
 

Topology

Untuk memulai lab queue kita coba mulai dari yang dasar dahulu. Kita mulai dari satu user. Dan karena internet saya alhadulillah lumayan bisa dibilang cepat, kita akan coba melimit internet lumayan besar juga :v. Yap, betul lab kali ini adalah untuk melimit kecepatan si user. Didalam lab ini kita akan menggunakan metode limit terendah. Sehingga user yang terkoneksi akan mengikuti limit terendah yang diberikan oleh router. Ntah itu koneksi lokal peer to peer, ataupun koneksi ke internet. 
 

Konfigurasi Simple Queue

Untuk mengkonfigurasi queue atau bandwidth adalah pada menu queue. Lalu pada tab simple queue tambahkan rule baru. Target yang diberikan adalah user 10.10.10.2. Sesuai dengan topology, kita akan melimit koneksi upload di 5Mb, dan koneksi download di 7Mb. 

Kita juga bisa memberikan rule Dst, rule ini digunakan untuk address tujuan yang ingin dilimit. Contohnya ip server kalian atau bahkan ip ip lainnya. Namun, di lab ini kita akan mencoba melimit semuanya khusus untuk user 10.10.10.2
 

Pengetestan

Untuk pengetestan, kita bisa mencoba speedtest lagi. Maka kecepatan akan berubah dari kecepatan sebelumnya. Ya walaupun tidak sampai di 5Mbps di upload dan 7 Mbps di download. Ingatlah bahwa bandwidht itu susah ditebak :v. tergantung mood si perangkat jaringan mau ngasih bandwidht berapa. Konfigurasi yang kita terapkan hanya untuk memastikan kecepatan user tidak melebihi kecepatan tersebut.
 

Pengetestan yang lebih pasti bisa menggunakan aplikasi bandwidth test yang sudah dijelaskan tadi. Dan pada rule yang kita buat tadi, pada tab traffic kita juga bisa melihat jumlah traffic yang sedang digunakan user. Karena dalam waktu yang sama kita menggunakan aplikasi btest, maka traffic yang terlihat pada router pun juga akan menunjukan hasil yang signifikan.
 

Demikian penjelasan mengenai bandwidth, lumayan panjang uga :v. Gapapa, semoga agan agan networkers bisa paham sama penjelasannya :v. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung, salam networking. Dan tetap ikuti artikel artikel lainnya, terima kasih. 

Friday, November 3, 2017

Lab 46 MikroTik - PPPoE

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking. Pagi pagi seger gini masih bersama saya admin ganteng hehe membahas dasar dasar networking. Mumpung masih pagi bener, karena kebetulan siang nanti jumat, kali ini kita akan mengakhiri material lab tunnel kita. Saya berikan judul artikel ini PPPoE. Ngomong ngomong, bagi yang muslim jangan lupa kita ada undangan sholah jumat nanti siang ya. Jangan lupa share ke yang lain guys xD. 

PPPoE

Pernah ngga sih kalian denger mengkoneksikan internet via dial up. Mungkin kidz jaman now biasanya sih kurang tau xD. Ane aja yang anak 90an masih rada rada pernah ngedenger atau pernah tau tentang metode dial up ini. Biasanya dial up dulu dipakai oleh jasa internet yang disediakan telkom yang dulu sering disebut modem ADSL sebagai perangkat home routernya. Tujuannya sih banyak tapi yang jelas metode ini digunakan sebagai jasa mengkoneksikan jaringan agar melalui telkom baru bisa mengakses internet. kita sebut ini sebagai tunnel. okee!!



Topology

Lanjut, selain sebagai tunnel, PPPoE ini juga digunakan sebagai pengaman jaringan. Dimana paket yang dilalui oleh tunnel jenis ini akan dienkapsulasi terlebih dahulu. Pada lab ini kita akan mencoba mengimplementasikan jaringan PPPoE ini pada jaringan lokal kita. Sebagai tumpuan, kita akan menggunakan topology berikut. Dan sesuai topology, yap benar kita akan mengimplementasikan PPPoEnya pada interface ether2 yang mengarah ke lokal.

Konfigurasi PPPoE

Konfigurasi PPPoE tidak lah sulit. Karena tidak sulit tersebut lah, metode ini sering digunakan untuk dial up jaringan agar memasangkan tunnel ke server si pembuat tunnel ini. Untuk konfigurasi PPPoE, kalian bisa menemukannya di menu PPP pada RouterOS Kalian. Pada tab PPPoE Servers, kalian tambahkan PPPoE rule baru. Tambahkan sesuai interface yang kalian gunakan.
 

Setelah itu, barulah kita tambahkan login tunnelnya. Sama seperti tunnel tunnel lainnya, kalian bisa menambahkan login tunnel pada tab secret di menu ppp. tambahkan user dan password sesuai yang kalian butuhkan. Setelah itu tambahkan address virtual sebagai pengkoneksian si tunnel ini.

Mengkoneksikan Dial Up Di Client

Setelah dikonfigurasi, kita coba dial up dari client yang berada pada jaringan lokal kalian. Kalian bisa melakukan dial up ini pada network and sharing center, lalu klik pada set up a new connection or network. Setelah itu muncul pop up, pilih connect to the internet.

Setelah itu pilih pilihan Broadband PPPoE
 

Step selanjutnya, kalian akan di instruksikan untuk mengisi login PPPoEnya. Isikan user dan password sesuai yang kalian tambahkan di konfigurasi mikrotik sebelumnya. Setelah itu tinggal klik connect untuk mengkoneksikannya.
 

Maka otomatis kalian akan dimunculkan pop up "kamu sudah terkoneksi ke internet" ya walaupun ada internet ngga ada internetnya sih :v. Tapi btw, koneksi menggunakan PPPoE ini banyak yang bilang hampir sama seperti login hotspot. Ya ngga ada salahnya juga sih hehe. Kita bisa mengatakan itu sama karena kita mengimplementasikan PPPoE ini pada jaringan yang sederhana, yaitu pada jaringan lokal. 

Perbedaannya dengan hotspot biasa, PPPoE bisa diterapkan pada jaringan yang luas. Sehingga setiap rumah yang terkoneksi menggunakan kabel mode bisa mengakses internet hanya ketika si user mendial-up koneksi ke arah telkom, jadi flashback :'v.
 

Pengecekkan

Pengecekkannya kalian bisa melihat pada address yang diberikan si PPPoE, dan juga bisa mentest ping koneksinya. Ntahh itu ke server atau ke internet, jika memang router terkoneksi ke internet. *Btw, Ts lupa buat ss pingnya wkwkw. Diharapkan menyusul, ntah iya dikerjain apa kaga duh duh.
 

Demikian penjelasan mengenai material terakhir di Bab ini, konfigurasinya juga ngga terlalu sulit bahkan mudah untuk di simulasikan dan di implementasikan. Sekian dari saya, semoga artikel ini membantu dan bermanfaat untuk kalian teman teman. Salam Networking 

Thursday, November 2, 2017

Lab 45 MikroTik - PPTP Bridging

Assalamu'alaikum,

Selamat pagi, salam networking. Sudah lumayan lama saya belum posting artikel jaringan lagi guys, karena belakangan ini lumayan sibuk juga dan belum ada artikel yang benar benar ingin saya posting juga sih. Yak, karena kira kira sudah 2-3 bulan lamanya, saya mau nyoba bikin kelanjutan artikel tentang PPTP yang kemarin, diartikel sebelumnya sudah pernah kita bahas guys. Kali ini saya tambahin dikit namanya PPTP Bridging hehe. 

PPTP Bridging

PPTP Bridging. Sesuai namanya, pptp bridging ini tentunya bisa di mode bridgekan. Tujuannya mode ini adalah menjadikan interface yang di kontrol mikrotik bisa di interkoneksikan ke pptp yang ingin dikoneksikan. Sehingga pptp ini ngga cuma konfigurasi untuk mengkoneksikan 2 routerboard atau mengkoneksikan leptop ke mikrotik via ip publik (pptp). Tapi juga bisa mengkoneksikan antar jaringan yang di bawahi oleh si mikrotik sendiri.   

Syarat untuk mengkoneksikannya adalah 2 atau lebih perangkat mikrotik yang dikoneksikan, dengan syarat disetiap mikrotik yang terkoneksi, mode yang digunakan harus sama semua. Yaitu bridging yang diterapkan pada mikrotiknya. Dan metode ini biasa diterapkan di backbone (pusat internet). Karena juga namanya pengkoneksian dua lokal jaringan agar bisa memiliki network yang sama, inilah yang disebut PPTP Bridging.



Topology

Untuk topology kali ini kita akan menggunakan topology yang paling dasar dalam VPN. Sehingga ketika tau dasarnya, maka jika untuk penggunaan yang lain, kalian bisa mengembangkannya sendiri sesuai kebutuhan dan keperluan jaringan kalian nantinya. Disitulah arsitektur jaringan kalian dibutuhkan. Lanjut, untuk labnya seperti biasa karena saya ngga punya ip publik :v, kali ini kita akan me labkan menggunakan simulasi. Udah simulasi, topology paling dasar duh banget deh hehe. 

Sama seperti lab sebelumnya, simulasi kali ini kita akan menggunakan wifi atau pihak ketiga sebagai backbone atau tempat ip publiknya. Tentu, kalian bisa menggunakan tethering atau wifi lainnya buat ujicoba lab ini. Ngga harus wifi, kalian mau buat routing sendiri yang lebih kompleks sehingga ip publik bisa di deploy di router juga bisa.

Persiapan

Persiapan yang lain yang perlu kalian lakukan selain mengkoneksikan backbone sebagai simulasi adalah
  • Membuat rule PPTPnya. Pastikan PPTP server (di mikrotik yang menjadi servernya) terceklist pada kolom enabled. 
  • Membuat Bridging mode di kedua router mikrotik dengan interface yang langsung terkoneksi dengan leptop

Konfigurasi PPTP Bridging

Setelah persiapan sudah matang, konfigurasikan saja PPTP Brdigingnya seperti contoh berikut ini. Pada menu ppp, kita buat dulu profiles barunya. Profiles baru ini digunakan untuk membuat rule bahwa profil si PPTP modenya adalah bridge. Disini adalah bagian terpentingnya. Pastikan konfigurasi bridge disesuaikan dengan bridge yang sudah agan konfigurasi sebelumnya. Untuk encryption juga jangan lupa sebagai security pptpnya.


Setelah itu, pada secret buat user pass untuk di koneksikan nantinya oleh si pptp client. Dan pastikan profile yang kita buat tadi di deploy di konfigurasi profile pada menu secret seperti gambar dibawah ini.

Konfigurasi PPTP Client

Setelah mengkonfigurasi pptp servernya, sekarang kita konfigurasi di clientnya. Langsung saja di dial out ke ip publik simulasi servernya dengan user dan pass yang sudah dibuatkan sebelumnya. Dan pastikan pada profile dial out dipilih nama konfigurasi bridging yang sudah dibuat juga pada client.

Pengecekkan

Untuk pengecekkan kalian bisa lihat langsung di interface ppp atau di interface bridge. Disitu kalian bisa melihat identitas interface pppnya menjadi DRS yang berarti dynamic, running, slave (slave ini berarti sudah terkoneksi secara bridging). Dan di interface bridge, kalian juga bisa melihat bahwa interface ppp masuk secara dynamic (otomatis) kedalam port yang di management bridge yang kalian punya.


Selain itu, kita bisa mencoba test ping. Pastikan ip router jangan lupa ditambahkan. Maka otomatis, router akan mereply ping ke arah router lawan ataupun client lawan. Note : test ping dilakukan di router2.


Sedikit tips dari saya barangkali, untuk pptp bridging atau bridging dalam mode vpn lainnya, kalian harus berhati hati dalam management ip. Karena mode bridge yang kalian punya bukan hanya dari satu device saja melainkan interkoneksi antar dua device. Kalaupun ada dhcp server disalah satu router, pool address yang diberikan jangan di samakan antar device mikrotik.

Dannnn untuk next time nya kita akan mencoba coba vpn multiganda, sehingga kita bisa menkoneksikan vpn 1 dan vpn2 ya, ntahlah mungkin ribet juga sih. Atau bisa juga menjelaskan metode pptp atau vpn + routing awkawka. Dan masih banyak yang bisa kita perbincangkan pada lab selanjutnya.



Sekian dari saya, semoga artikel ini dapat membantu dan memudahkan anda. Dan semoga penjelasan saya mudah dimengerti. Saran dan pertanyaan bisa diletakan di kolom komentar. Sekian, salam networking.

Monday, July 31, 2017

Lab 44 MikroTik - PPTP Tunnel

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking. Pada senin pagi ini kita akan melanjutkan material tentang tunnel jaringan yaitu pptp. Berbeda dari lab sebelumnya, tunnel ini menyediakan layanan yang menjadi palayanan tunnelnya dan perangkat lain hanya tinggal mengaksesnya. Router yang menyediakan layanan tunnel ini secara otomatis menyediakan address khusus untuk digunakan oleh pengakses. Sehingga perangkat yang terhubung ke internet, perangkat tersebut tinggal memasukan address public dari si penyedia tunnel tersebut. Berikut topologynya.



Topology

Pada topology bisa terlihat, disini R1 menyediakan layanan tunnel. Dia menyediakan address bagi yang ingin mengaksesnya dan address jika dia sudah diakses. Disaat R1 dan R2 terhubung ke internet, R2 yang ingin mengakses tunnel R1 tinggal memasukan address publik si R1 (192.168.1.1). Maka saat sudah terhubung, terowongan PPTP tunnel akan terbuka dan address yang disedikan oleh penyedia tunnel akan digunakan. Dengan adanya address tunnel ini, antara si pengguna dan penyedia bisa saling berkomunikasi dan bisa saling kirim paket data.

Note : untuk menjalankan simulasi, disini kita akan menggunakan wifi sebagai jaringan publik sebagai contoh saja.

Konfigurasi PPTP Antar Router

Langsung saja, untuk mengkonfigurasi koneksikan kedua router ke internet terlebih dahulu. Setelah itu setting address agar router benar-benar terkoneksi ke internet. Lanjut, kita setting PPTPnya. Pertama buka menu ppp. Pada tab interface terdapat layanan pptp server. Layanan tersebut kita enablekan (kita aktifkan) lalu apply.


Setelah itu, kita buka pada tab secrets. Secrets ini biasa digunakan oleh penyedia layanan tunnel untuk mengkonfigurasi cara mengakses layanan tunnel kita oleh pengguna tunnel. Disini kita bisa menambahkan Nama dan password untuk login tunnel. Disni juga penyedia tunnel menyetting address yang akan disediakan jika tunnel telah terhubung/terkoneksi. Untuk addressnya sendiri, kita dapat menggunakan address berapa saja. Karena address ini nantinya akan digunakan jika tunnel akan terwujud. 


Lanjut, pada R2 atau pengakses tunnel pptp bisa mengakses R1 dengan cara membuat interface PPTP client.


Masih di pembuatan interface, pada tab dial out, kita masukan connect to-nya adalah ip publik si R1. Dan juga masukan user dan password login yang disetting pada R1 tadi.


Jika sudah terhubung pada interface tersebut statusnya akan bertuliskan connected yang berarti terhubung. Setelah itu kita cek pada ip addressnya. Maka akan ada address yang tersetting secara dynamic pada address list. Address tersebut mengarah ke interface yang disetting tadi. Jika dilihat-lihat address tersebut adalah address yang disediakan oleh penyedia layanan tunnel.  Jika seperti itu, kita coba cek test ping ke arah address tunnel R1. Maka proses pengiriman ping akan berhasil dilakukan.

Konfigurasi PPTP Client Di Windows

Beda lagi jika client yang ingin terhubung ke R1 (router penyedia layanan tunnel). Biasanya ada juga client yang ingin terhubung pada tunnel kita, karena itu ada PPP secret bisa kita tambahkan rule lagi dengan remote address yang berbeda. agar address tersebut yang nantinya akan digunakan client untuk terhubung. Untuk topology bisa dilihat kembali pada topology simulasi diatas.
Untuk menyetting PPTP Client pada PC bisa pada network and sharing center di control panel. Lalu klik pada “set up new connection” (membuat koneksi baru). Lalu pilih pilihan connect to a work place (mengkoneksikan ke jaringan VPN : PPTP Server si router1).
 

Karena kita baru membuat koneksi baru, maka ceklist pada no (untuk membuat koneksi baru).


Lalu pilih yang VPN. Karena kita ingin mengakses R1 yang menyediakan tunnel PPTP.


Lalu kita masukan address public si Router1. Disini saya memberi nama jaringannya, VPN Connection.


Jangan lupa diisikan user password vpnnya agar autentikasi antar PPTP dapat terhubung. User dan password disesuaikan di PPTP server pada settingan sebelumya.
 
Untuk melihat ip yang telah terkoneksi, bisa kita lihat pada jaringan VPN Connection tersebut dan kita klik detail. Dan kita juga bisa melakukan pengiriman pesan ping ke address tunnel si router1.


Demikian penjelasan mengenai PPTP Tunnel di mikrotik. Semoga bermanfaat untuk kawan kawan. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa diletakkan di kolom komentar. Sampai jumpa pada postingan berikutnya, salam networking.

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment