Showing posts with label Linux. Show all posts
Showing posts with label Linux. Show all posts

Monday, September 7, 2015

Project 1 Warnet - Upload Image Client Ke Server Diskless


Berjumpa lagi di diskless, semoga mental dan kesabaran anda masih kuat yang diuji coba oleh berkali-kali kegagalan. Tapi ya, jangan sampai menyerah gan. Terus berjuang dan pantang menyerah adalah jalan menuju kesuksesan gan. Ingat! bukan kita doang gagal, karena diskless doang kita nyerah. Para penemu beberapa kali mengalami kegagalan yang bahkan tak terhitung jumlahnya. Utamakan kesabaran, fokus terhadap tujuan dan tingkatkan rasa penasaran adalah cara paling efektif yang bisa membuat anda pantang mundur.

Lanjut lagi materinya, setelah usai menginstall billing pada operator dan client. Sisanya adalah mengupload image client ke server diskless. Kenapa terlebih dahulu harus menyetting billing baru di upload imagenya? Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah semata-mata untuk mengupload image OS Client beserta aplikasi billingnya. Sehingga ketika client yang lain dihidupkan, Billing tidak perlu diinstall lagi melainkan sudah menggunakan billing yang terinstall pada client yang menguploadnya.

Pendahuluan

Sebelum memulai mengupload, terlebih dahulu kita dapatkan aplikasi pengupload-annya. Tenang gan, ga perlu repot buat nyari tuh aplikasi. Sudah saya siapkan spesial buat agan-agan ( ͡° ͜ʖ ͡°). Klik disini untuk mendapatkan aplikasi Diskless Client NxDnya. 

Install Aplikasi NxD Client Upload

Jika sudah mendapatkan aplikasinya, kita buka aplikasinya lalu install. Pastikan firewall sudah dimatikan sebelum diinstall. Ketika anda menginstall aplikasi ini pertama kali, biasanya akan muncuk error yang tulisannya ga jelas kaya dibawah. Anggap aja aplikasi nyuruh restart. Klik ok untuk restart dan install kembali aplikasinya.

Jika sudah restart, kita coba install lagi. Maka proses instalasi akan berjalan semestinya. Untuk type installnya gunakan full install untuk menginstall full fitur dan ketika windows security mengamuk, klik install this driver software anyway.
 

Kalo udah, bakal muncul lagi tuh tulisan encyptan :v tulisan ga jelas dimana gitu. Klik aja yes. Inget gan!! abis install, jangan lupa restart lagi untuk menyelaraskan sistem aplikasi dan sistem OSnya.
 

Setting Enable Upload Pada Server

Jika sudah kita beralih dulu ke server NxD Disklessnya. Kita setting enable upload pada servernya. Hal ini bertujuan agar client bisa mengupload image ke server diskless. Caranya, buka aplikasi NxD Boot Manager lalu pada pilihan options, kita setting Network, Autoadd WKS, dan Import/Export. 



Untuk network setting ini dipergunakan agar nantinya client yang booting lewat ethernet dan tidak memperdulikan OS HDDnya, akan mendapatkan Ip DHCP dari server diskless NxD ini dan akan langsung terkoneksi ke image yang ada di Server Diskless ini. Settingan Ip dan address disini di khususkan untuk clientnya.
 

Selanjutnya, AutoAdd WKS kita ubah settingannya menjadi manual-add on server dan pada tab Import/Export kita enablekan client upload.
 

Upload Image Sisi Client

Kembali lagi ke sisi client. Sebelumnya sudah di restart? Kalo belum, restart dulu, kalo udah kita lanjut. Buka control panel, lalu cari aplikasi NxP 5 Console. Setelah itu kita klik yang uploadernya lalu muncul win popup klik yes saja.


Dan, jreng-jreng. Aplikasi uploader pun terbuka. Dilangkah ini, yang pertama dilakukan adalah mencari boot server Diskless NxDnya dulu. Klik search untuk mencari. Jika ketemu, artinya anda berhasil pada tahap ini, jika gagal pastikan cek apakah settingan enable upload pada server sudah diaktifkan atau belum. Setelah itu, klik mount untuk menggabungkan image tersebut di sistem penyimpanan OS PC ini.
 

Jika sudah tergabung, selanjutnya kita klik diskman maka akan langsung teredirect ke settingan Disk Management. Tujuan kita ke DiskMan adalah semata-mata untuk memformat disk yang akan digunakan untuk upload image tersebut. Cara formatnya udah tau kan? Pilih drive yang tambahkan, trus klik kanan cari tulisan format trus klik. Maka, akan muncul pop up lagi. Isikan seperti yang tertera dibawah ini. Setelah itu Ok.
 

Usai di format, kita close menu DiskMan, kembali ke menu uploader. Sekarang masuk ke tab File Upload, lalu kita masukan src dan dst partision. Sebelum itu, klik refresh dulu yang untuk mendetek si partisi barunya. Jika sudah memastikan Drive C, akan di upload drive baru (drive image server diskless), klik upload. Ditahap ini, pastikan anda menyiapkan kopi, roti dan kalau bisa nasi. Agak lama memang, tapi bersabarlah.
 

Setting Pengarahan Booting Pada Server Diskless

Jika sudah selesai mengupload image pada sisi client. Langkah berikutnya adalah mengklose semua task, trus men-shutdown client, trus bongkar CPU, Cabut hardisk, dan terakhir banting harddisknya untuk melampiaskan kekesalanmu pada diskless :v.

Kembali lagi ke konfigurasi diskless, masih di konfigurasi option yang sebelumnya sudah dilakukan. Sekarang, kita ubah client add modenya menjadi auto-add on server. Hal ini bertujuan agar server bisa menambahkan client mana saja yang diarahkan dan hal ini bersifat dinamic (-_- ngarang). Lalu masukan I/O Server, Disk, Config dan Boot Nic Ip. Biasanya udah kedetek dari awal. Setelah itu klik ok

Ubah Booting Pada Client Lewat Network

Real Config : Yang harddisknya udah di keluarin dari PC berarti anda sudah mengikuti instruksi saya. Sisanya adalah menghidupkan kembali pc yang sudah mengupload image tadi. Ketika sedang booting, coba masuk bios dan ubah peraturan boot order menjadi network yang prioritaskan.

Virtual Config : Yang make virtual (virtualbox), OS yang telah kalian upload tadi dihapus harddsiknya pada pengaturan setting (udah tau kan). Trus diubah pengaturan boot ordernya pada tab system seperti yang tertera pada gambar berikut ini. 

Note : Bagi yang virtual disarankan bagi anda untuk tidak mengikuti langkah diatas. Melainkan menggunakan cara menambahkan Virtual OS baru pada virtual box jangan tambahkan harddisk pada virtualOS tersebut (Ngerti kan maksud gua). Jika sudah ditambahkan baru ubah pengaturan boot ordernya.

Pengecekkan

Jika boot order sudah diubah menjadi network, sekarang kita lakukan pengecekkan dengan cara menghidupkan sistem PCnya. Dan anda akan bisa melihat sendiri bagaimana proses PC mendapatkan Ip DHCP dari server diskless ketika booting. Dan secara otomatis server diskless akan mengarahkan client ke image yang sudah diupload tadi dan juga client secara otomatis akan mendapatkan imagenya dan langsung bisa digunakan.

Image yang didapatkan tersebut sudah berisi biling yang sudah diinstall. Sehingga pengaturan billingnya adalah default bawaan PC Client yang mengupload image tadi.

Troubleshoot

Beberapa Trouble yang saya dapatkan yang semoga anda mengalaminya juga. Berikut list trouble yang saya miliki. Semoga Bermanfaat
  • Jika Pc tidak bisa mengupload, coba cek settingan enable upload imagenya sudah aktif atau belum.
  • Muncul Error saat mengupload, coba restart OS setelah menginstall aplikasi NxPclient yang saya berikan sebelumnya.
  • Client tidak bisa booting, coba setting AutoAdd WKSnya di ubah ke mode Auto-add on Server
  • Pada mode virtualisasi, Error saat booting ingin mendapatkan DHCP dari server diskless. Biasanya ini masalah firewall atau address yang sudah tersetting statik dari saat mengupload. Disarankan membuat virtual os yang baru tanpa harddisk. 
  • Muncul pesan Bootmgr.. Iso windows yang diupload ke server bisa jadi corrupt. Atau bisa saja, buat yang virtualisasi ketika mengkloning, cloningannya corrupt. Disarankan bagi yang virtualisasi, tidak mengkloning apapun, melainkan project warnet dimulai dari proses instalasi sampai pengecekkan.
Sekian penjelasan diskless upload image dari saya. Semoga hal ini membantu anda dalam setting warnet diskless. Dan semoga tidak mengalami masalah apapun dan semoga trouble yang saya dapatkan bisa menjadi pelajaran untuk anda. Insya allah postingan selanjutnya, saya akan menjelaskan tentang management sistem warnet ini. Reviewnya, setting billing sebelum digunakan user, manage image yang lebih dari satu, setting anti pembeku sistem diskless.

Penasaran bukan? stay pada blog saya ini dan terus nantikan kelanjutan-kelanjutan materi yang insya allah bermanfaat untuk dipelajari. Terima kasih sudah berkunjung, silahkan masukan komentar dan saran anda pada kotak saran dibawah. Terima kasih. Berikut link selanjutnya tentang management part pertama tentang setup awal billing.

Saturday, August 29, 2015

Project 1 Warnet - Setting Server Diskless - Setting Disk Image

Assalamu'alaikum

Apa kabar semuanya? Semoga di malam minggu ini semuanya pada bugar dan cerah-cerah. Berjumpa lagi dengan saya, si Admin Jones. Walaupun jones tapi rajin yang rajinnya itu cuma mosting ga jelas di blog yang bisa dibilang biasa-biasa saja. Yaah, itung-itung lebih baik saya memberikan pengetahuan dibanding orang yang mendoakan malam ini hujan :v wkwkwkw..

Pendahuluan

Lanjut lagi, di malam ini saya hendak mengajarkan anda-anda sekalian tentang materi yang unik sekaligus menarik untuk di pelajari. Materi ini adalah diskless, yang merupakan salah satu konfigurasi project 1 (warnet) yang sedang dipelajari ini. Sebenarnya apa itu diskless? Untuk memahami diskless dan perlengkapan yang dibutuhkan lebih lanjut, terlebih dahulu anda harus membaca instalasi NxD yang nantinya akan digunakan untuk konfigurasi diskless ini. 

Topologi

Setelah mengetahui apa itu diskless.. kita akan langsung memulai materi yang dimulai dari topologi. Untuk topologi yang digunakan masih sama seperti yang di gunakan pada proposal yang sudah dibahas sebelumnya. Yaitu dimana, server diskless dan client diskless menggunakan satu network yang sama. Disini saya akan menyetting server diskless dengan address 18.18.18.2/24 yang telah saya setting pada artikel tempelan (instalasi diskless diatas).

Konfigurasi Diskless

Seperti yang kita tau, diskless merupakan suatu metode untuk menghemat harddisk dengan cara cukup menggunakan satu harddisk pada server sehingga client cukup mengakses server diskless untuk menjalankan sistemnya. Konfigurasi yang di perlukan untuk menjalankan server diskless adalah :
  • Setting address server diskless - yang sudah dipelajari di materi instalasi NxD
  • Setting Image Upload Disk
Artinya, kita hanya tinggal menyetting disk agar menjadi letak image yang nantinya akan diupload client. Berikut, konfigurasi-konfigurasi yang harus dilakukan agar diskless dapat dijalankan. Let's ngoprek

Untuk mempermudah konfigurasi diskless, jangan lupa untuk menggunakan mode dekstop pada sistem NxDnya. Pada tampilan mode desktop, bisa terlihat dua aplikasi NxD. Aplikasi ini adalah dua fitur yang saling mendukung untuk menjalankan diskless. Pertama-tama kita buka aplikasi pertama seperti penanda pada gambar.


Jika sudah, maka kita akan masuk ke menu NxD i/o manager. Pada tampilan ini, klik pada Diskman, lalu klik add untuk menambahkan disk baru sebagai media image yang nantinya akan diupload oleh client. Disknya gunakan "New Basic Disk". Setelah itu klik next.


Jika sudah, pada tampilan berikut ini, kita jadikan disk typenya menjadi image file dengan kapasitas yang muat di harddisk (disarankan 2x lebih besar dari kapasitas seluruh sistem client) dengan Os client yang ingin digunakan. Jika sudah klik ok untuk menyelesaikan settingan.
 

Setelah itu pastikan kembali apakah setingan sudah benar. Jika ada yang salah hapus konfigurasinya dengan mengklik Del dan jika settingan sudah benar, tinggal klik close untuk melanjutkan.
 

Selanjutnya, kita buka aplikasi NxD Boot Manager.
 

Pada menu ini, konfigurasi yang harus dilakukan adalah menyetting i/o servernya. Isikan saja address dari address si server diskless yaitu 18.18.18.2 lalu klik ok untuk menyimpan.



Diaplikasi ini juga, kita klik Diskinfo untuk melihat settingan disk image upload. Biasanya tampilan disk info akan kosong. Untuk mengaktifkan disk image yang sudah disetting sebelumnya cukup klik refresh, maka settingan disk image sebelumnya akan terdeteksi pada tampilan disk information.


Demikianlah penjelasan mengenai settingan disk image pada server diskless NxD. Semoga bermanfaat untuk anda, dan semoga bersenang-senang di malam ini (jangan berlebihan ya guys). Dan sampai ketemu lagi di lain waktu. 


Salam hangat dari saya, kurang lebih mohon maaf. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung. Berikut link untuk konfigurasi berikutnya yaitu setting billing pada operator warnet. Klik disini untuk memasuki link.

Instalasi NxD - Server Diskless

Assalamu'alaikum

Kabar gembira untuk kita semua, karena hari ini saya ingin menjelaskan materi baru yang dikhususkan untuk project saya. Walaupun materinya ga seberapa, tapi semoga bermanfaat untuk anda. Oke kita mulai, sebelumnya ada yang sudah tau apa itu diskless? kalo belum tau, mari kita mulai bergabung ke pembelajaran. 

Pengertian Diskless 

Sesuai dengan namanya, diskless yang dinamai dengan bahasa inggris ini berarti menggunakan sedikit media penyimpanan. Disk seperti yang kita tau, layaknya harddisk atau media penyimpanan lainnya bisa kita hemat. Seperti apa? 

Lebih lanjutnya, diskless adalah suatu metode untuk menghemat harddisk dengan cara cukup menggunakan satu harddisk di server dan client cukup mengakses harddisk yang disediakan server menggunakan media network. Artinya client tidak akan booting melalui harddisknya sendiri, tetapi melalui network card/LAN card untuk mengambil sistem operasi yang sudah di letakkan di server diskless.

Untuk menggunakan diskless, kita bisa menggunakan berbagai cara. Ada yang menggunakan aplikasi ada juga yang menggunakan langsung dari OSnya seperti OS NxD ini yang memang dikhususkan untuk rancangan sistem diskless.

Instalasi OS NxD

Ga perlu, banyak basa basi yang nantinya bisa basi. Langsung saja, kita mulai install OS Nxdnya. Untuk versinya saya menggunakan versi 7.0 dan OSnya bisa didownload sendiri di situs-situs yang menyediakan OS NxD. Berikut link yang sudah saya siapkan untuk ISO NxDnya. Klik disini untuk mendownload Iso

Langsung saja, sebelum memulai pastikan anda membaca do'a dan hal pertama yang perlu disiapkan adalah ISO untuk menginstall. Menginstall di virtual atau real itu terserah anda. Berikut ini adalah tampilan saat mulai menginstall.

Setup Linux

Jika anda mulai menginstall tampilan akan seperti gambar berikut. Untuk virtualisasinya, Os ini termasuk jenis Linux Ubuntu. Hal pertama saat memulai penginstallan adalah setup awal. Cukup klik setup lalu install adalah hal yang mudah bukan?

Install Driver Fungsi

Langkah berikutnya adalah pengsintallan driver. Sesuaikan dengan spek driver yang anda miliki lalu klik ok. Agar mempermudah penginstallan, cukup memilih pilihan auto.

Pemilihan Disk dan Partisi

Setelah itu, akan ada pemilihan disk. Dalam hal ini disk yang digunakan, adalah disknya langsung (hda). Untuk pemilihan partisinya, tidak usah repot-repot cukup klik auto lalu klik yes.

Source Instalasi

Langkah ke empat adalah settingan source instalasi. Hal ini, tergantung dari mana source-source bahan instalasinya. Karena saya menginstall menggunakan CD, maka pemilihan saya menggunakan CDROM.

Peletakkan Partisi

Setelah itu akan muncul tahap peletakkan partisi. Gunakan mode installasi default. Jadi, cukup klik ok lalu klik ok.

Setting Default Kernel dan Hostname

Untuk default kernel klik yang ada saja, dan hostname cukup dengan nama yang sederhana tapi memiliki makna yang luar biasa :D walaupun default juga tak apa. 

Setting Interface Card

Langkah selanjutnya adalah menyetting Interface card agar bisa digunakan di OS NxDnya. Untuk settingan ini cukup klik ok karena disini saya hanya memiliki satu NIC Card.

Setting Address Interface

Setelah setting interface card, langkah berikutnya adalah setting address untuk interface tersebut. Address-address yang perlu disetting adalah address interface, gateway (arah address ISP/Internet), dan DNS (agar bisa buka google). Dalam hal ini, saya sarankan anda menggunakan statik address dan juga saya sarankan agar anda menyetting address pada tahap ini, dikarenakan penyettingan address pada sistem OSnya belum di ketahui.

Dalam hal ini, saya menyetting address sesuai dengan address yang digunakan dalam implementasi tugas project warnet saya dkk. Address yang saya gunakan adalah address 18.18.18.2 sesuai dengan topologi.

Pemilihan Bahasa Konfigurasi

Setelah itu ada pemilihan bahasa konfigurasi. Gunakan bahasa yang anda mengerti dalam pilihan yang ada. Akan lebih bagus jika anda menggunakan bahasa china :v

Server Package, Netzone, dan Server Mode

Selanjutnya settingan server packagenya. Untuk packagenya gunakan versi paling terbaru seperti gambar dibawah lalu netzonenya juga di setup, klik yes lalu pilih direktori defaultnya dan terakhir modenya boot server.

Proses Akhir Instalasi

Berdasarkan pengalaman instalasi yang saya lakukan saya mengalami masalah pada proses yang satu ini. Biasanya pada saat instalasi NxD akan muncul tampilan seperti gambar berikut ini. Yaitu tampilan pemilihan server package kambali. Jika tampilan berikut muncul, cukup klik cancel untuk melanjutkan ke tahap final instalasi

Jika sudah semuanya, maka proses instalasi sudah berakhir dengan munculnya tanda seperti gambar dibawah ini. Hal ini menunjukan bahwa OS anda segera reboot. Jika sudah seperti ini, cabut CDROM lalu klik ok untuk merestart sistem NxD.


Setelah itu, sistem akan hidup kembali dan proses memasuki proses boot loader. Diamkan saja, maka sistem akan booting seperti seharusnya.


Dan inilah tampilan booting dari sistem OS NxD.Saat booting selesai mode yang tertera adalah CLI. Agar lebih mempermudah dan mempecantik tampilan, gunakan mode GUI dengan cara login sebagai root, lalu ketikan perintah X pada konfigurasi CLI-nya.
 
 
Otomatis, sistem akan langsung berpindah mode menjadi GUI. Dengan tampilan ini, kita akan lebih dimudahkan dalam berkonfigurasi. Dan berikut contoh SS dari tampilan desktop OS NxD.


Sekian dari saya, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda. Salam perpisahan dari saya, jangan ragu tuk datang lagi. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di kometar. Terima kasih.

Monday, June 8, 2015

Web Server Di CentOS (DNS + HTTP + HTTPS) - Part 3 Web Server HTTPS


Masih kelanjutan dari part sebelumnya, kali ini kita akan membahas cara mengkonfigurasi di server httpsnya. Sebelum itu pastikan server https sudah terkonfigurasi denga address yang sudah di sesuaikan di tabel address part 1 sebelumnya. Jika sudah, langsung saja kita masuk ke materi kita.

Mounting Direktori Utama Web Server

Pada server http sebelumnya sudah kita setting direktori utama untuk web servernya. Sisanya, tinggal mengkonfigurasi direktori utama pada web server https. Untuk mempermudah dan mempercepat konfigurasi, langkah mudah yang bisa kita lakukan adalah memounting direktori utama diserver http ke server https. 

Sama seperti di server http sebelumnya yang telah menggunakan paket NFS untuk memounting direktori utama, di server https juga menggunakan aplikasi NFS untuk memounting direktori utama di server http. Pertama install dulu aplikasi NFSnya dengan menggunakan perintah berikut ini.

# yum -y install nfs-utils nfs-utils-lib
Jika sudah, kita buat direktori untuk tempat peletakan hasil mountingannya. Gunakan perintah berikut ini untuk membuat direktori.

# mkdir /web
Selanjutnya tinggal di mounting deh direktori /web di server http kearah direktori /web yang baru dibuat di server https. Untuk mountingnya kearah address server http dan perintah yang digunakan adalah perintah berikut ini.

# mount 192.168.1.2:/web/ /web

Install Aplikasi Web Server HTTPS 

Alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat server https adalah aplikasi httpd, php, dan mod_ssl. Untuk menginstall ketiga aplikasi tersebut bisa menggunakan perintah berikut ini.

# yum -y install httpd php mod_ssl

Direktori Utama Https

Yang dilakukan selanjutnya adalah membuat direktori utama untuk httpsnya. Untuk peletakan direktori httpsnya bisa diletakkan di direktori httpd. Untuk membuat direktorinya dapat menggunakan perintah berikut ini.

# mkdir /etc/httpd/ssl

Keamanan Https

Sesuai dengan namanya, https (Hypertext Transfer Protocol Secure) adalah web server yang memiliki tingkat keamanan dalam mengakses. Didalam https, kita harus menyetting informasi untuk httpsnya. Sehingga hal ini akan menandakan kepunyaan siapa web https yang digunakan. untuk mengkonfigurasinya, kita bisa menggunakan perintah sesuai pada gambar dibawah ini.

Selain itu, dengan menggunakan perintah yang disebutkan. Kita juga memasukan kemanan untuk httpsnya. Keamanan tersebut berupa key yang disimpan didalam direktori yang diinginkan (dalam hal ini letak direktori untuk keynya berada di direktori utama https yang sudah dibuat  tadi).

Mengedit File Konfigurasi Https

Untuk menjalankan https, ada beberapa yang harus dikonfigurasi termasuk file konfigurasi khusus untuk tempat mengkonfigurasi https. File tersebut bernama ssl.conf yang terletak pda direktori /etc/httpd/conf.d. Untuk mengedit file tersebut, perintah yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

# vi /etc/httpd/conf.d/ssl.conf
Lalu pada baris Virtualhost, hilangkan tanda pagarnya dan diisi dengan 443 (port https). Lalu, dibawahnya (baris DocumentRoot) tambahkan letak direktori utama web server httpsnya. Dan untuk servernamenya masukan domain yang sudah disetting pada server dns untuk domain httpsnya dan pastikan tidak lupa menambahkan port httpsnya (443).


Masih berada di file yang sama, carilah baris sertificate SSL. Di sertifikat tersebut, masukan letak direktori yang sudah dijadikan tempat keamanan Https sebelumnya.
 

Mematikan Firewall

Seperti biasa, agar website server https bisa diakses oleh client. Kita harus, mematikan firewallnya terlebih dahulu. Caranya dengan mengedit file /etc/selinux/config. Untuk mengeditnya gunakan perintah berikut ini. Lalu edit baris selinux menjadi disabled.

# vi etc/selinux/config

Langkah terakhirnya menggunakan perintah setenforce 0 untuk mematikan firewallnya. Seperti contoh perintah berikut ini.

# setenforce 0

Restart Aplikasi HTTPD

Agar konfigurasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, kita harus merestart aplikasi Httpnya. Untuk merestart aplikasi gunakan perintah berikut ini.

# service httpd restart

Pengecekkan Pada Client : Implementasi

Langkah terakhir untuk menyelesaikan material kita kali ini adalah pengecekkan pada client. Sebelum itu, pada client harus disetting address, netmask dan dns sesuai dengan tabel address yang sudah saya sediakan sebelumnya di part1. Jika sudah maka kita akan melanjutkan pengetestannya.

Bukalah web browser, lalu untuk pengecekkan pertama, bukalah nama domain server http sesuai dengan yang disetting pada server dns. Masih ingat bukan nama domain untuk server http? ya nama domainnya adalah alfafarhan.net. Jika website berhasil terbuka, maka proses autentikasi akan muncul. Kenapa? hal ini disebabkan karena sebelumnya pada server http sudah disetting autentikasi.


Isikan autentikasi sesuai dengan setingan pada server httpnya. Jika berhasil melewati proses autentikasi, maka tampilan website akan seperti gambar dibawah ini. Tampilan website ini berdasarkan settingan file html yang di konfigurasikan di server http.
 
   
Pengecekkan kedua adalah pengetestan terhadap server https. Buka website domain kedua alfafarhan.com (untuk server https yang disetting di server dns). Jika tampilan seperti gambar dibawah yang muncul, cukup klik tetap lanjutkan. Tampilan seperti ini muncul dikarenakan sifat dari web server https yang memiliki keamanan yang tinggi.
 

Jika sudah mengklik "tetap lanjutkan", maka tampilan dari isi website sama seperti tampilan website server http. Hal ini disebabkan karena sebelumnya direktori utama server http sudah dimounting oleh server https menggunakan aplikasi NFS.

Hanya beberapa konfigurasi dan settingan dns + web server http maupun https yang bisa saya jelaskan kali ini. Semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan dikomentar. Terima kasih sudah mau berkunjung, datang lain kali.

Web Server Di CentOS (DNS + HTTP + HTTPS) - Part 2 Web Server HTTP


Setelah kita membahas konfigurasi pada server dns di part sebelumnya, pada part kedua ini, kita akan mencoba mengkonfigurasi web server httpnya. Langsung saja, kita masuk materinya. Sebelum itu, konfigurasikan terlebih dahulu address dari server web httpnya sesuai dengan struktur address yang sudah disediakan pada part sebelumnya (di tabel address).


Install Aplikasi NFS 

Setelah menyetting ip, terlebih dahulu kita install aplikasi NFS sebelum menginstall aplikias untuk web servernya. Aplikasi NFS ini bertujuan untuk memounting direktori web server agar nantinya antara web server http dengan web server https memiliki tampilan konfigurasi web yang sama. Untuk menginstall aplikasi NFS, kita dapat menggunakan perintah berikut ini.


# yum -y install nfs nfs-utils

Menyetting Direktori Yang Di Mounting

Kita membutuhkan satu direktori utama yang menjadi letak direktori untuk web server kita. Dengan adanya direktori utama tersebut, kita bisa menjadikan direktori tersebut sebagai direktori yang akan di mounting agar nantinya direktori utama tersebut juga akan berada pada direktori di server https. Sebelum itu, kita buat terlebih dahulu direktori utamanya (bebas).

# mkdir /web 
Setelah direktori dibuat, kita bagikan direktori tersebut dengan menggunakan nfs. Fungsinya agar direktori tersebut bisa di mounting oleh server https. Untuk membagikan direktori tersebut dengan nfs kita harus mengedit file exports di direktori /etc. Perintah yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

# vi /etc/exports
Jika sudah masuk ke filenya, kita tambahkan beberapa sintaks seperti gambar dibawah ini. Yang ditambahkan adalah letak direktori yang ingin di share (dibagikan), Address server https (address server yang akan memounting), dan settingan nfs untuk pengaturan direktorinya. 

Restart Aplikasi NFS

Agar, konfigurasi NFS yang sudah kita lakukan dapat berjalan seperti yang dikonfigurasikan. Kita harus merestart aplikasi NFS. Perintah untuk merestart aplikasi NFS adalah sebagai berikut.


# service rpcbind restart
# service nfs restart
# exportfs -a 

Install Paket Web Server

Untuk mengkonfigurasi sebuah web server, kita membutuhkan beberapa aplikasi di CentOS seperti httpd, php. Perintah yang dapat kita gunakan adalah sebagai berikut.
# yum -y install httpd php 

Direktori Utama Web Server (direktori html dan password)

Untuk membuat web server pada suatu server, kita harus menyediakan direktori untuk web servernya. Yang disediakan adalah letak direktori untuk htmlnya dan letak direktori untuk passwordnya. Gunakan perintah berikut ini untuk membuat kedua direktori yang disebutkan.

# mkdir /web/password
# mkdir /web/public_html 

Mematikan Firewall

Agar nantinya website web server http dapat diakses oleh client, Kita harus mematikan firewall terlebih dahulu. Untuk mematikan firewall, settingan yang harus dilakukan pertama adalah mengedit file /etc/selinux/config. Gunakan perintah berikut ini untuk mengedit filenya, setelah itu ubah pengaturan selinuxnya menjadi disabled.

# vi /etc/selinux/config

Langkah akhir untuk mematikan firewall adalah dengan menggunakan perintah setenforce berikut ini.

# setenforce 0

Menambahkan Password Akses HTTP

Kita bisa menambahkan password agar saat client mengakses website server http kita dengan web browser, maka akan ada autentikasi untuk mengakses websitenya. Cara menambahkannya adalah menambahkan file terlebih dahulu untuk letak file aksesnya di direktori /web (direktori utama web servernya). Perintah yang dapat kita gunakan adalah sebagai berikut.

# cd /web
web]# vi .htaccess
Yang ditambahkan di file htaccess adalah perintah-perintah berikut ini. Perintah dibawah ini bertujuan agar saat client mengakses website server kita, akan muncul jendela authentikasi. Hal ini memerlukan fitur php untuk dapat menjalankan htaccess ini.


Setelah file htaccess ditambahkan, kita setting autentikasinya. Yaitu menyetting user dan password untuk login agar bisa mengakses website server http. User yang saya gunakan disini adalah user alfa dan password yang digunakan adalah (rahasia). Untuk menyettingnya kita dapat menggunakan perintah htpasswd seperti contoh gambar berikut ini.

Sedangkan konfigurasi htpasswd tersebut akan dimasukan ke direktori /web/password yang sudah ditambahkan sebelumnya.


Dengan begini setiap client yang hendak mengakses website server http akan langsung melakukan autentikasi.

Mengedit File HTTP (httpd.conf)

Sebelum dapat menggunakan hasil implementasi settingan server http, terlebih dahulu kita harus menyetting file httpd.conf yang merupakan file konfigurasi httpd. File tersebut berada di direktori /etc/httpd/conf/httpd.conf. Gunakan perintah berikut ini untuk mengedit file konfigurasi httpd.conf tersebut.

# vi /etc/httpd/conf/httpd.conf
Lalu pada baris <directory, tambahkan letak direktori utama untuk web servernya (/web). Dan juga tambahkan authconfig pada baris allowoverride yang bertujuan agar munculnya tampilan autentikasi (login).

 
Masih di file httpd.conf, cari baris name virtualhost, lalu edit file tersebut menjadi seperti gambar dibawah ini. Dan pada baris <virtualhostnya, masukan settingan yang berkaitan dengan web server httpnya.


Keterangan :
  • ServerAdmin : Email Admin untuk server httpnya (disesuaikan dengan domain yang disetting di server dns).
  • DocumentRoot : Letak direktori utama server http.
  • ServerName : Nama domain yang disesuaikan di server dns sebelumnya.
  • ServerAlias : Nama domain tanpa www (nantinya akan teredirect ke server namenya.
  • ErrorLog : Letak direktori untuk menyampaikan pesan eror di server http
  • CustomLog : Letak direktori untuk menyampaikan pesan akses di server http.

Mengedit File Html

Langkah akhir untuk menjalankan suatu website adalah mengedit file htmlnya. File html yang disetting haruslah berada di direktori utama web server http yaitu di didirektori /web lebih tepatnya harus berada di direktori /web/public_html. Untuk mengedit file html, kita bisa menggunakan perintah berikut ini.

# cd /web/public_html
# vi index.html
Dimulai dari sini, kita akan mengedit file html dan disinilah kekreatifitasan kalian dalam mengedit file html ditonjolkan. Untuk mengedit file ini, kalian harus menyesuaikan dengan struktur yang harus ada dalam mengkonfigurasi html. 

Restart Aplikasi HTTPD

Semua konfigurasi sudah dilakukan, sisanya tinggal restart untuk mengaktifkan konfigurasi yang sudah disetting sebelumnya. Gunakan perintah berikut ini untuk merestart aplikasi httpd.

# service httpd restart
Dengan begini, server http sudah selesai dikonfigurasi dan sudah bisa diakses oleh client nantinya. Namun, konfigurasi masih belum selesai. Masih ada server https yang harus dikonfigurasi. Dan hal ini akan berlanjut ke part selanjutnya yaitu part2. Berikut link klik disini untuk masuk kepart selanjutnya. 

Sekian dari saya, terima kasih sudah berkunjung. Salam perpisahan, bertemu lagi di part selanjutnya. Jangan lupa, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih. 

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment