Wednesday, November 22, 2017

Job Experience 4 - Monitoring Jaringan Menggunakan Netwatch Mikrotik dan Email Alert

Assalamu'alaikum

Selamat siang, selamat beraktifitas, salam networking gaess. Jumpa lagi bersama admin yang tamvan, baik hati dan tidak sombong. Kali ini kita akan membahas lagi tentang beberapa pengalaman yang bisa saya bagikan pada teman teman sekalian. Materi yang akan saya jelaskan pada artikel kali ini adalah tentang monitoring jaringan. 

Monitoring jaringan sendiri adalah suatu metode untuk mengetahui status jaringan yang kita kelola. Metode monitoring yang akan kita gunakan kali ini adalah netwatch dengan mail alert. Langsung saja kita bahas pembahasan materinya pada penjelasan berikut ini. 

Topology

Kali ini tidak hanya penjelasan belaka, kita akan coba uji coba labnya dengan menggunakan topology pastinya. Untuk topology, kita bisa menggunakan contoh topology berikut ini. Karena bersifat real lab, maka saya berencana menggunakan perangkat cisco pada R1, R2 dan perangkat mikrotik di R3 dan R4. Untuk Router Central tetap akan menggunakan mikrotik karena ujicoba netwatchnya pada router ini.

Selain itu, untuk ip address, kita akan menggunakan network 10.10.10.0/24 sebagai network lokal dan ujicoba kali ini juga harus menggunakan internet. Dimana nantinya kita akan menggunakan alamat gmail sebagai pengirim dan yahoo sebagai penerima. Tentu saja, kalian bisa menggunakan mail server lainnya selain yang di uji cobakan disini.
Bagi yang ingin menggunakan virtualisasi untuk uji coba lab ini, kalian bisa menggunakan gns3 dengan topology seperti berikut ini. Karena kebetulan saya juga pakai gns3 untuk lab kali ini gaes :v. Seperti topology, siapkan device cisco 2 unit dan mikrotik 2 unit. Dan untuk cloudnya kita arahkan ke real interface pc atau laptop kalian gaess. Tepatnya interface NICnya. Note : bukan loopback ya!!

Konfigurasi R1 - R4

Untuk memulai monitoring nantinya, kita setup dulu device cisco dan mikrotik yang dikelola R.Centralnya. Yang perlu di konfigurasikan disini adalah ip address saja. Tujuannya agar R.central bisa mengakses kesetiap router yang dikelolanya. Contohnya akses seperti ping. Hal ini di karenakan metode netwatch adalah menggunakan sistem ping setiap interval waktu yang ditentukan.

R1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip addr 10.10.10.11 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip addr 10.10.10.12 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh

[admin@MikroTik] > system identity set name=R3
[admin@R3] > ip addr add address=10.10.10.13/24 interface=ether1
[admin@MikroTik] > system identity set name=R4
[admin@R4] > ip address add address=10.10.10.14/24 interface=ether1
Setelah semua device dikonfigurasikan ipnya, jangan lupa untuk melakukan pengecekkan pada router central. Cek dengan menggunakan perintah ping ke setiap device router internal.
 

Konfigurasi Email Pengirim (Engine SMTP)

Setelah berhasil dikonfigurasi, kita konfigurasikan email pengirim yang akan router central gunakan. Email ini yang nantinya akan menjadi email pengirim alert setiap ada device router internal yang up maupun down. Untuk email pengirim disini saya akan menggunakan alamat gmail saya. 

Untuk mengkonfigurasi emailnya, terlebih dahulu kita cek ip dari smtp gmailnya. Setelah itu baru kita masukan ip tersebut pada Tools > Email. Konfigurasi emailnya cukup mudah, masukan server ip dan port. Untuk from, user dan password adalah alamat email kalian beserta password yang digunakan terhadap alamat emailnya.
 

Setelah email di konfigurasi, kita cek terlebih dahulu apakah email yang kita konfigurasi sudah berjalan dengan baik atau belum. Caranya, dengan mengklik pada tombol send email pada email setting lalu isikan pengirim dan penerima emailnya. Send email ini sama seperti kita melakukan email email seperti biasanya. Yang gapernah melakukan pesan email biasanya anak sosmed yak :v.
 

test akan berhasil jika email sudah diterima pada alamat email penerima yang sudah di send diatas. Kira kira contohnya akan seperti ss berikut ini.
 

Bagi yang gagal atau pada log biasanya muncul auth failed. Btw saya juga mengalaminya. Kira kira ss log nya seperti gambar dibawah. Hal ini dikarenakan keamanan pada akun googlenya gaess. Pastikan kalian mengallownya terlebih dahulu pada settingan aplikasi yang kurang aman di google settings.
 

Konfigurasi Netwatch

Setelah itu barulah kita konfigurasi netwatchnya. Pada tools netwatch, kita tambahkan rule baru dengan host device device internal yang sebelumnya kita konfigurasikan diatas. Intervalnya kalian bisa masukan seberapa lama waktu untuk refresh status devicenya. Dan timeout disini adalah down nya perangkat ketika hasil ping mencapai 1000ms. 


Lalu pada host 10.10.10.11 tersebut kita masukan rule up dan downnya. kira kira script send emailnya seperti contoh berikut ini. Script ini sama saja seperti kita test email sebelumnya. Hanya saja script ini bersifat otomatis ketika device 10.10.10.11 mengalami perubahan status seperti up dan down. Setelah itu lanjutkan konfigurasi netwatch untuk device lainnya.
 

Pengetestan

Yap, tahap akhirnya kita lakukan pengecekkan. Seperti yang terlihat di netwatch, status device semuanya adalah up. Namun, ketika kita mencoba mensimulasikan untuk mematikan device R1, maka status pada netwatch pun akan mengalami perubahan menjadi down.  



Dan pada email penerima, pemberitahuan atau notifikasi akan muncul. Memberitahukan bahwa device R1 Cisco sedang down sesuai dengan subject dan isi pesan email yang kita terapkan sebelumnya.
 

Notifikasi email, tidak hanya R1 saja. Namun semua device yang sudah di tambahkan di netwatch tadi akan termonitoring semua. Sehingga dalam management jaringan akan termaksimalkan ketika kita dapat informasi tentang status device yang sedang terjadi.
 

Kesimpulan Akhir

Mungkin sekedar informasi saja. Pada router Central akses internet adalah mutlak. Dan disarankan agar tidak down. Hal ini bertujuan agar netwatch setiap device internal tadi tetap akan diinformasikan melalui akses internet tersebut. Metode email alert ini biasanya sering diterapkan di perusahaan perusahaan yang memiliki kualitas jasa tingkat tinggi. 

Selain itu, metode ini sudah sedikit ketinggalan jaman menurut saya :v. Apalagi menggunakan alamat email yang disediakan google :v. Menggunakan alamat email yang disediakan google adalah sebuah kesalahan besar bagi perusahaan. Kecuali mereka mau membayar ke google atau mau membuat mail server sendiri.

Dibalik informasi bahwa email alert sudah ketinggalan jaman, mungkin solusi yang bisa diterapkan pada monitoring jaman now adalah menggunakan notifikasi pada sosial media misalnya. Contohnya saya sudah pernah mencoba bot telegram sebagai perantara notifikasi status device. Yang nantinya diharapkan bisa saya share suatu saat. Coming soon gaes :v.

Demikian penjelasan mengenai job experience ke4 tentang monitoring jaringan via email alert. Semoga artikel ini membantu dan memudahkan kalian memonitoring jaringan yang kalian kelola. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan letakkan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung, datang lain kali. Salam networking.

Tuesday, November 21, 2017

Cisco EIGRP : Lab 5 - Filtering Menggunakan AD


Assalamu'alaikum

Selamat malam, salam networking. Berjumpa lagi di malam yang panjang ini bersama admin kurang kerjaan. Btw, ane lagi butuh kerjaan njay :v. Yang mau nawarin project atau sesuatu yang berkaitan dengan IT bisa kontak saya ke alfafarhan.oktober98@gmail.com. Barangkali ada sesuatu yang bisa kita kembangkan bersama dengan menginvestasikan waktu saat ini. 

Lanjut, kali ini saya berencana membahas materi cisco lagi. Kali ini masih di bagian filtering route. Metode yang digunakan kali ini adalah dengan menggunakan AD atau Administrative Distance. Apa itu AD dan bagaimana fungsinya serta bagaimana cara menggunakannya pada filtering routing eigrp. Langsung saja kita simak penjelasan berikut ini.

Administrative Distance

Sesuai namanya kita, akan filter routing list kali ini menggunakan metode AD. Ad sendiri adalah administrative distance. Sama seperti distace distance routing biasanya, AD seperti pemilihan jalur routing. Semakin kecil AD yang digunakan routing maka, jalur tersebut lah yang akan digunakan sistem routing. Berdasarkan penjelasan dari cisco, distance pada EIGRP memiliki 2 distance. Yaitu untuk internal 90 dan externalnya 170. 

Ketika routing distance semakin kecil maka jalur tersebut yang akan digunakan hop EIGRP. Hal ini biasanya terjadi ketika ada multi gateway yang mengarah ketujuan yang sama. Dan sudah pasti jalur routing statik yang memiliki distance paling terkecil dibanding routing dynamic lainnya (distance : 1) akan dipilih sebagai jalur utama. Sementara itu pada distance di device cisco, ketika kita menggunakan distance 255 pada routing eigrp, maka jalur tersebut akan di filter. Sistemnya akan sama seperti deny network tertentu.

Topology

Langsung saja kita mulai labnya. Pertama tama siapkan topologynya terlebih dahulu. Tentu saja kalian bisa menggunakan metode virtualisasi atau bahkan real device sekalipun. Untuk virtualisasi kalian bisa mengecek pada totalink, bisa kalian cari sendiri. Dan untuk topologynya kita akan menggunakan topology berikut. Sama seperti routing cisco cisco sebelumnya, kita akan menggunakan interface serial pada R1 dan R2. Dan juga untuk addressnya disesuaikan dengan routernya.

Persiapan Konfigurasi

Sebelum mengkonfigurasi filtering ADnya, kalian buat terlebih dahulu konfigurasi berikut ini. Seperti biasa dasar setup ip dan konfigurasi routing tidak dijelaskan lebih lanjut. Kalian bisa mengecek artikel EIGRP configuration yang sudah pernah saya bahas pada awal awal routing EIGRP. Langsung saja yang perlu di persiapkan pada konfigurasi awal yaitu:
  • Setting ip setiap interface termasuk loopback 
  • Setting EIGRP 10 dengan network directly connected termasuk loopback dengan settingan No auto-summary. 

Konfigurasi Filtering AD

Untuk mengkonfigurasi filtering ad tertentu, kita buat dulu network yang baru yang nantinya akan digunakan untuk filtering adnya. Kita buat saja network 33.33.33.3 (loopback) pada R3. Lalu langsung distribusikan pada routing eigrpnya.

R3(config)#int lo1
R3(config-if)#ip addr 33.33.33.3 255.255.255.255
R3(config-if)#ex
R3(config)#router eigrp 10
R3(config-router)#net 33.33.33.3
Lalu pada R2 atau R1, cek routing tabelnya. Pastikan bahwa network 33.33.33.3 sudah berada pada tabel routing R2 tersebut.

R2(config)#do sh ip ro
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
       i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
       ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
       o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       1.1.1.1 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:01:00, Serial1/0
     2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C       2.2.2.2 is directly connected, Loopback0
     33.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       33.33.33.3 [90/156160] via 23.23.23.3, 00:00:10, FastEthernet0/0
     3.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       3.3.3.3 [90/156160] via 23.23.23.3, 00:02:36, FastEthernet0/0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       23.23.23.0 is directly connected, FastEthernet0/0
     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       12.12.12.0 is directly connected, Serial1/0

Konfigurasi Distance Routing

Setelah itu, kita ubah distance pada R2 di network 33.33.33.3 yang telah disetting pada R3 menjadi 255. Tujuannya agar network tersebut tidak muncul pada tabel routing baik pada R2 maupun R1. Caranya : Pertama, setting access list yang berisi pengizinan untuk network 33.33.33.3. Bukan berarti dizinkan, tapi hanya sebagai patokan number access listnya agar network 33.33.33.3 bisa disetting distancenya pada routing EIGRP.

Note : Access list ini hanya sebagai script konfigurasi yang nantinya akan diarahkan pada konfigurasi distance routing eigrp 10

R2(config)#access-list 7 permit 33.33.33.3
Setelah itu barulah kita ubah distance routing eigrpnya. Dengan akses list 7 yang sudah kita buat diatas, kita akan merubah distance routing terhadap network 33.33.33.3. Di konfigurasi ini yang perlu diperhatikan adalah angka 7, dimana angka7 ini adalah nomor akses list yang kita buat sebelumnya.

R2(config-router)#distance 255 0.0.0.0 255.255.255.255 7

Pengecekkan

Setelah di filter, kita coba lakukan pengecekkan pada tabel routing R2 maupun R1. Karena kita memfilternya pada R2, otomatis R1 juga tidak akan mendapatkan tabel routing yang di advertising R2. Untuk log penggantian advertisingnya kira kira akan seperti ini.

*Mar  1 00:06:53.431: %DUAL-5-NBRCHANGE: IP-EIGRP(0) 10: Neighbor 23.23.23.3 (FastEthernet0/0) is down: route configuration changed
*Mar  1 00:06:53.431: %DUAL-5-NBRCHANGE: IP-EIGRP(0) 10: Neighbor 12.12.12.1 (Serial1/0) is down: route configuration changed
*Mar  1 00:06:54.171: %DUAL-5-NBRCHANGE: IP-EIGRP(0) 10: Neighbor 12.12.12.1 (Serial1/0) is up: new adjacency
Dan untuk tabel routingnya kira kira akan seperti berikut ini. Dimana network 33.33.33.3/32 tidak muncul lagi pada tabel routing.


R2(config)#do sh ip ro
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
       i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
       ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
       o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

     1.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
D       1.1.1.1 [90/2297856] via 12.12.12.1, 00:00:02, Serial1/0
     2.0.0.0/32 is subnetted, 1 subnets
C       2.2.2.2 is directly connected, Loopback0
     23.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       23.23.23.0 is directly connected, FastEthernet0/0
     12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C       12.12.12.0 is directly connected, Serial1/0
Demikian penjelasan mengenai filtering AD pada lab cisco routing. Semoga membantu kalian. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung, salam networking.

Belajar GNS3 4 : Remote Mikrotik Di GNS3 Menggunakan Winbox

Assalamu'alaikum

Selamat malam, salam networking. Move on dulu dari konfigurasi networking. Sekali kali kita coba konfigurasi virtualisasi. Di artikel kali ini, saya ingin sedikit berbagi tentang materi remote winbox pada routerOS yang bersifat virtual pada gns3. Lho emang bisa? bisa dong. Dengan menggunakan fitur loopback, kita bisa menjadikan PC kita sebagai device virtual di gns3. Langsung saja disimak pada materi kali ini gaess.



Menyiapkan Interface Loopback Windows

Pertama tama yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan terlebih dahulu interface loopback pada windows atau pc kita. Interface loopback sudah pernah saya jelaskan di artikel sebelumnya, cek cara membuat interface loopback di windows. Pembuatan interface loopback ini harus dilakukan agar, pc kita bisa menjadi salah satu device yang ada pada gns3. Kalian tentu bisa mendisable kembali interface tersebut pada network and sharing center.

Menyiapkan Perangkat Virtual

Setelah semua siap, barulah kita mulai lab gns3nya. Buka aplikasi gns3, lalu masukan qemu mikrotik, ethernet switch dan host yang merupakan salah satu cloud yang bisa diarahkan ke interface real pada windows. Kalian bisa memilih cloud ataupun host untuk di masukan ke dalam layar project. Cek juga cara menambahkan mikrotik qemu di gns3.

Konfigurasi Host atau Cloud

Setelah itu, kita konfigurasi host yang sudah di letakkan di layar project. Kita tambahkan interface loopback pada generic ethernetnya Nio. Sesuaikan nama interface loopback dengan yang tertera pada interface sharing and center windows. Karena nama interface saya ethernet2, maka kita tinggal menambahkan saja ethernet2 tersebut pada NIonya. 


Bagi yang mengalami kendala interface loopback tidak muncul pada Nio Gns3nya, seperti contoh pada gambar berikut. Ada step yang harus di tambahkan lagi. Kita hanya perlu merestart service npf pada cmd.
 

Pertama tama, buka cmd sebagai administrator. Kalian bisa search pada pc kalian. Cara ini juga bisa dilakukan pada windows 7 dan windows 8.
 

Setelah itu barulah kita restart service npfnya dengan menggunakan perintah seperti gambar berikut. Caranya mudah sekali, hanya mestop servicenya lalu menghidupkan kembali service tersebut.
 

Next step, jika interface Nio loopback windows sudah ditambahkan di hostnya. Tinggal kita sambungkan menggunakan kabel. Sambungkan saja ke interface host yang baru kita tambahkan seperti contoh berikut. Dan jangan lupakan switchnya. Alasannya, karena qemu mikrotik tidak bisa langsung diarahkan ke interface hostnya.
 

Konfigurasi Qemu RouterOS

Untuk membuktikan berhasil tidaknya, kita konfigurasi sedikit beberapa konfigurasi pada routerOS gns3nya. Setidaknya konfigurasikan identitas RouterOs dan ip address yang diarahkan ke hostnya. Karena saya disini menggunakan interface e0 pada qemu mikrotiknya, maka pada konfigurasi addressnya interface yang digunakan adalah interface ether1. Note : e0 pada gns3 sama dengan ether1 pada mikrotik RouterOS.
 

Langkah akhirnya, tinggal pengetestan menggunakan winboxnya. Cek pada tombol neighboard bagi yang menggunakan winbox lama yang winbox baru cek pada menu neighboards. Maka, identitas router yang sebelumnya di konfigurasi pada console gns3 akan muncul di winbox yang pc kita gunakan. Sampai tahap ini, kalian sudah bisa mengkonfigurasi routerOS Gns3 menggunakan aplikas winbox gaess.
 

Update Video

Untuk lebih jelasnya cek video berikut, cara setup atau install mikrotik di fitur qemu GNS3 sampai bisa di remote winbox.



Demikian penjelasan mengenai konfigurasi host loopback gns3 agar mikrotik qemu bisa diremote akses menggunakan winbox pc. Semoga artikel ini membantu kalian dan mempermudah kalian mempelajari virtualisasi komputer dan jaringan. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan letakan di kolom komentar. Terima kasih sudah berkunjung, salam networking.

Lab 2 Mikrotik Routing - OSPF Routing Non Backbone Area

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking. Lanjut lagi nih gengs tentang routing OSPF pada mikrotik. Berbeda dari sebelumnya, kali ini routing area tidak hanya backbone saja. Di artikel ini nanti saya juga akan jelaskan perbedaan mengenai konsep konfigurasi area pada ospf. Sesuai namanya, tidak hanya backbone aream maka area yang akan kita implementasikan pada lab kali ini adalah area1 dan area2. Simak saja pada penjelasan berikut ini.

Topology

Untuk topology, kita akan menggunakan topology seperti gambar berikut. Hampir sama dengan topology sebelumnya, namun topology kali ini dipisahkan oleh setiap area yang ditengahi oleh area backbone. Alasan area backbone yang memiliki identitas 0.0.0.0 berada ditengah, tidak berada di sebelah kiri area1 adalah agar menjadi central area. Area backbone adalah area penengah yang bisa menggabungkan area area lainnya. Tanpa area backbone, antar area tidak akan bisa terkoneksi.

Konfigurasi Ip Address

Untuk konfigurasi kali ini masih saya list kan satu satu konfigurasinya. Jangka panjangnya, kalian harus terbiasa dengan konfigurasi konfigurasi dasarnya. Untuk konfigurasi pertama kita akan konfigurasi identitas router dan ip address terlebih dahulu pada setiap router.

[admin@MikroTik] > system identity set name=R1
[admin@R1] > ip address add address=12.12.12.1/24 interface=ether1
[admin@MikroTik] > system identity set name=R2
[admin@R2] > ip address add address=12.12.12.2/24 interface=ether1
[admin@R2] > ip address add address=23.23.23.2/24 interface=ether2
[admin@MikroTik] > system identity set name=R3
[admin@R3] > ip address add address=23.23.23.3/24 interface=ether1
[admin@R3] > ip address add address=34.34.34.3/24 interface=ether2
[admin@MikroTik] > system identity set name=R4
[admin@R4] > ip address add address=34.34.34.4/24 interface=ether1

Konfigurasi OSPF Interface dan Instance

Seperti artikel sebelumnya, setelah mengkonfigurasi ip address, kita konfigurasikan interface yang nantinya akan di allow advertising dan juga merubah instance routerid ospf pada setiap router.

[admin@R1] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R1] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.1
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R2] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.2
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R3] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.3
[admin@R4] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R4] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.4

Konfigurasi OSPF Area

Selanjutnya barulah kita mengkonfigurasi OSPF Areanya. Pada konfigurasi ini, yang perlu di perhatikan ada topology yang kita gunakan. Sehingga area yang perlu di tambahkan adalah area1 dan area2. Area1 sendiri ditambahkan pada R1 dan R2. Sedangkan area2 ditambahkan pada R3 dan R4. Selanjutnya, yang perlu di perhatikan pada konfigurasi ini adalah area idnya. Area id harus disesuaikan dengan area id yang areanya sama. Karena jika antar area id berbeda, routing ospf tidak akan berjalan pada area tersebut.

[admin@R1] > routing ospf area add name=area1 area-id=0.0.0.1
[admin@R2] > routing ospf area add name=area1 area-id=0.0.0.1
[admin@R3] > routing ospf area add name=area2 area-id=0.0.0.2
[admin@R4] > routing ospf area add name=area2 area-id=0.0.0.2
Note :
  • Area backbone tidak perlu ditambahkan karena default ospf adalah area backbone. Dan area backbone memiliki area id 0.0.0.0 
  • Pada dasarnya, kalian ingin menambahkan semua area di semua routerpun tidak masalah.

Advertising Network

Advertise network kali ini pun juga berbeda dari sebelumnya. Network yang ingin di advertising pada ospf kali ini harus disesuaikan dengan areanya. Tujuannya sendiri adalah agar "broadcast advertise routing table" yang dilakukan router secara otomatis bisa di minimalisir dengan penggunaan area. Sehingga network 12.12.12.0/24 berada pada area1 dan 34.34.34.0/24 berada pada area2. Sedangkan 23.23.23.0/24 tetap berada pada area netral atau backbone.
 
[admin@R1] > routing ospf network add network=12.12.12.0/24 area=area1
[admin@R2] > routing ospf network add network=12.12.12.0/24 area=area1
[admin@R2] > routing ospf network add network=23.23.23.0/24 area=backbone
[admin@R3] > routing ospf network add network=23.23.23.0/24 area=backbone
[admin@R3] > routing ospf network add network=34.34.34.0/24 area=area2
[admin@R4] > routing ospf network add network=34.34.34.0/24 area=area2

Pengecekkan

Dan yang terakhir adalah tahap pengecekkannya. Kita bisa mengecek table routing atau test ping ke router yang melewati hop. Tujuannya agar kita tau apakah routing ospf yang kita konfigurasikan sudah berjalan dengan baik atau belum. 

Selain itu, pada table routing kalian juga akan bisa melihat status routingnya. ADo menandakan Active, Dynamic, OSPF. Identitas seperti ini setidaknya harus kalian kuasai agar memudahkan kalian dalam melakukan pengecekkan setiap waktu. Dan juga untuk distance yang digunakan ospf secara default adalah 110.

[admin@R1] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADC  12.12.12.0/24      12.12.12.1      ether1                    0
 1 ADo  23.23.23.0/24                      12.12.12.2              110
 2 ADo  34.34.34.0/24                      12.12.12.2              110
Demikian penjelasan mengenai konfigurasi OSPF Non Backbone Area, semoga menambah pemahaman kalian tentang ospf. Kita akan lanjutkan di materi materi berikutnya. Sekian dari saya, sarang pertanyaan bisa letakkan di komentar. terima kasih sudah berkunjung, salam networking.
 

Monday, November 20, 2017

Menambahkan Interface Virtual Loopback Pada Windows

Assalamu'alaikum

Selamat siang, salam networking. Selamat berjumpa lagi dengan mimin yang tamvan. Melenceng sedikit dari target material kita, kali ini saya ingin sedikit membahas tentang bagaimana cara mengkonfigurasi interface loopback pada windows. Tepatnya sih di windows 10 kalo yang mimin konfigurasi. Tapi ngga menutup kemungkinan untuk pengguna windows 7, windows 8 untuk mencobanya.

Knowing Loopback

Sedikit penjelasan mengenai loopback berdasarkan sedikitnya pengetahuan saya :v, loopback adalah sebuah virtual interface atau sering disebut interface loopback yang bisa digunakan oleh device yang berada dalam suatu jaringan. Tentu saja, interface virtual ini bisa diisikan ip address yang tentu saja ip address virtual juga. 

Interface loopback sering digunakan dalam materi routing seperti materi routing yang pernah kita bahas sebelumnya. Loopback sering digunakan sebagai address yang menandakan identitas device, identitas diri sendiri dan juga sering disebut sebagai address 127.0.0.1. Dan juga loopback bisa digunakan sebagai virtual interface sebanyak apapun yang kita inginkan. 

Selain itu jika kita membahas loopback pada windows, loopback tersebut bisa dikombinasikan pada simulator seperti gns3 atau virtualbox. Dan tentunya akan sangat membantu kalian untuk mempelajari jaringan internet dengan menggunakan metode virtualisasi atau sering saya sebut hemat energi :v. Dan karena hal tersebut, saya berencana untuk membahas artikel ini.



Menambahkan Interface Loopback

Untuk menambahkan interface loopback, sebenarnya sangat mudah sekali. Kalian bisa menemukan 1000 cara atau kurang, yang bisa ditemukan oleh mbah google. termasuk saya yang kebetulan baru membahas materi ini :v. Untuk menambahkan interface loopback pada kolom search windows kalian bisa melakukan search hdwwiz. Pastika penulisannya benar ya, bukan HDD gaes. 

Setelah itu pop up akan muncul, untuk melakukan penambahan hardware wizard. Pada step ini next, saja.
 

Setelah itu pilih opsi install secara otomatis, lalu next.
 

Step step sebelumnya diskip saja, hingga ke tahap ini. Di tahap ini, kalian pilih pada hardware tipe network adapters. Di tipe ini kalian akan bisa memilih banyak opsi network tools hardware yang bisa kita gunakan.


Untuk loopback sendiri, kalian bisa menemukannya pada microsoft, tepatnya model Microsoft KM-Test Loopback Adapter. Beberapa tipe windows, kadang berbeda namanya, intinya cari nama loopback saja pada add hardwarenya.
 

Lalu loopback yang sudah dipilih tadi, tinggal di install saja. Klik next untuk melanjutkan.
 

Setelah selesai diinstall klik finish untuk menuntaskan wizardnya.
 
Ditahap akhir, kalian bisa melihat pada network and sharing center. Disana terlihat interface kalian akan bertambah dengan interface loopback yang baru. Dengan demikian interface ini nantinya akan bisa digunakan untuk gns3 atau virtualbox yang akan saya bahas pada artikel yang berbeda.
 

Sekedar catatan, ketika interface loopback diaktifkan. Beberapa fungsi akan mengalami gangguan. Hal ini dikarenakan interface dan asli akan di bentrokan dengan interface virtual loopback tersebut. Sebagai contoh, fail remote akses routerOS via mac address. Untuk mencegah hal tersebut, kalian bisa mendisable interface loopbacknya sewaktu waktu ketika kalian tidak membutuhkannya. 

Update Video

Untuk lebih jelasnya saya juga menyediakan video berikut, cara setup atau install mikrotik di fitur qemu GNS3 sampai bisa di remote winbox via loopback windows.



Demikian penjelasan mengenai penambahan interface loopback pada windows atau PC. Semoga membantu. Saran dan pertanyaan bisa letakkan di komentar. Sekian dari saya, terima kasih sudah berkunjung. Salam networking.

Lab 1 Mikrotik Routing - OSPF Routing Area Backbone

Assalamu'alaikum

Selamat pagi teman teman, salam networking. Hari ini saya berencana membahas material routing mikrotik. Mungkin beberapa waktu kebelakang sempat saya jelaskan tentang ospf. Ntah itu konfigurasinya, metodenya, atau bahkan penjelasan mengenai ospf itu sendiri. Di lab kali ini rencananya saya ingin membahas detail tentang ospf. Namun, saya rasa penjelasan tentang ospf tetap akan dipisahkan pada artikel yang lain. Mohon pengertiannya gaes :v. 



Topology

Sesuai yang saya informasikan sebelumnya, khusus untuk lab ini saya ingin kalian membiasakan diri pada konfigurasi ospf pada mikrotik terlebih dahulu. Karena, efek panjangnya akan kalian lebih rasakan ketika berada di kerja lapangan nantinya. Jadi, khusus untuk lab ini, sama seperti pada vendor sebelah kita akan mencoba routing ospf pada mikrotik berikut. 

Untuk topology, kita akan menggunakan topology berikut ini, sedikit sama dibanding topology pelatihan routing routing pada umumnya, namun kali ini kita akan menggunakan 4 router. Kalian bisa mengimplementasikan routing ospf menggunakan gns3 atau real device sekalipun. Berikut artikel : Belajar-GNS3-2-Install-MikroTik-Di-Qemu-GNS3

Konfigurasi Ip Address

Untuk metode konfigurasi, kita akan coba menggunakan metode command line atau cli yang umumnya berbasis tulisan. Jangka panjangnya, kita akan melabkan routing mikrotik menggunakan metode command line tersebut. kalian juga tentu bisa mengkonfigurasi ospf menggunakan winbox desktop dengan menu yang dinamis. Menu ospf pada mikrotik bisa ditemukan pada Routing > OSPF.


Konfigurasi yang pertama kita harus lakukan adalah konfigurasi ip address. Untuk ip address, seperti biasa kita akan menggunakan metode mudah diingat. Seperti R1 bertemu R2 menjadi 12.12.12.0/24, dimana R1 menggunakan ip 12.12.12.1 dan R2 menggunakan 12.12.12.2. Begitu juga selanjutnya, sampai ke R4.

[admin@MikroTik] > system identity set name=R1
[admin@R1] > ip address add address=12.12.12.1/24 interface=ether1
[admin@MikroTik] > system identity set name=R2
[admin@R2] > ip address add address=12.12.12.2/24 interface=ether1
[admin@R2] > ip address add address=23.23.23.2/24 interface=ether
2
[admin@MikroTik] > system identity set name=R3
[admin@R3] > ip address add address=23.23.23.3/24 interface=ether1
[admin@R3] > ip address add address=34.34.34.3/24 interface=ether2
[admin@MikroTik] > system identity set name=R4
[admin@R4] > ip address add address=34.34.34.4/24 interface=ether1
Setelah menambahkan ip address, untuk memastikan saja test ping terhadap device directly connected (yang terhubung secara langsung).

Konfigurasi OSPF Interface dan Instance

Untuk mengadvertising network yang sudah kita tambahkan tadi, terlebih dahulu kita tambahkan interface ospf dan mengubah router id pada ospf instace. Mengubah routerid adalah optional, namun saya sarankan untuk mengubahnya agar router id antar router berbeda.
 
[admin@R1] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R1] > routing ospf instance set default router-id=0.0.0.1
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R2] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R2] > routing ospf instance set default router-id=0.0.0.2
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R3] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R3] > routing ospf instance set default router-id=0.0.0.3
[admin@R4] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@R4] > routing ospf instance set default router-id=0.0.0.4

Advertising Network OSPF

Setelah itu barulah kita advertising network yang di kelola oleh setiap router. Advertising network ini dilakukan untuk memperkenalkan network router sendiri ke pada network router lain. Tujuannya adalah agar router lain bisa tau bahwa network x berada pada router kita. Dan satu lagi, untuk areanya kita akan menggunakan area 0 atau sering disebut area backbone pada semua router. Konfigurasikan semua network dan area pada router ospf seperti berikut.

admin@R1] > routing ospf network add network=12.12.12.0/24 area=backbone
[admin@R2] > routing ospf network add network=12.12.12.0/24 area=backbone
[admin@R2] > routing ospf network add network=23.23.23.0/24 area=backbone
[admin@R3] > routing ospf network add network=23.23.23.0/24 area=backbone
[admin@R3] > routing ospf network add network=34.34.34.0/24 area=backbone
[admin@R4] > routing ospf network add network=34.34.34.0/24 area=backbone

Pengecekkan 

Langkah terakhir adalah pengecekkan. Pengecekkan yang perlu dilakukan adalah mengecek  tabel routing dan test ping ke  semua perangkat. Untuk hasil tabel routing sesuai yang kita konfigurasikan sebelumnya, kira kira akan seperti contoh berikut. Dimana semua network bisa terlihat pada tabel router R1. Otomatis, dengan begini. Test ping ke setiap device sudah bisa dilakukan.

[admin@R1] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADC  12.12.12.0/24      12.12.12.1      ether1                    0
 1 ADo  23.23.23.0/24                      12.12.12.2              110
 2 ADo  34.34.34.0/24                      12.12.12.2              110
Demikian penjelasan mengenai konfigurasi ospf pada mikrotik. Penjelasan detail tentang ospf mikrotik ditunda dulu dan akan dijelaskan pada lain waktu. Semoga artikel ini berguna dan bermanfaat untuk kalian, dan semoga memudahkan kalian dalam meengkonfigurasi ospf pada mikrotik. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di kolom komentar. Salam networking.

Saturday, November 18, 2017

Lab 49 MikroTik - Simple Queue With PCQ

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking, salam akhir pekan. Skip dulu dari lab routing cisco. Kali ini saya ingin melanjutkan pembahasan mengenai management bandwidht pada mikrotik. Yaitu menggunakan PCQ. PCQ ini nantinya akan kita implementasikan pada simple queue, sehingga queue ini akan lebih termaksimalkan terhadap pemakaian bandwidht lokal yang kita gunakan.

The Power Of PCQ

Melihat dari konfigurasi lab sebelumnya. Dimana kita meletakkan konsep CIR pada setiap user yaitu dimana setiap user diberikan limit terendah dari bandwidht yang dimiliki. Namun,  jika ada salah satu client yang tidak aktif, maka bandiwdht yang kita setting ini tidak ada yang bisa menggunakannya atau juga bisa kita bilang hal ini seperti mubadzir bandwidht. 

PCQ ini menganut sistem MIR (Maximum Information Rate), sistem yang menggunakan deteksi informasi bandwidht yang aktif. Kita bisa mengatakan metode ini sebagai maximal bandwidht yang diberikan terhadap jaringan lokal tertentu. Dan dengan adanya metode ini, bandwidht diharapkan tidak mubadzir karena akan teralokasikan dengan sangat baik. Contohnya, ketika ada user yang off, sehingga sistem MIR akan langsung mengalokasikan bandwidht user yang tidak aktif ke user yang sedang aktif.



Konsep PCQ 

Konsep PCQ bisa digambarkan seperti gambar berikut. Pada gambar dibawah bisa anda lihat bahwa ketika ada 2 user/client yang menggunakan akses si router, maka total bandwidht yang semula 1M dibagi dua menjadi 512k untuk digunakan kedua client tersebut. Jika jumlah client bertambah, maka bandwidht akan dibagi lagi sesuai jumlah client yang mengakses. Dan seterusnya.

Inilah yang disebut MIR yang mempunyai fungsi memberikan alokasi bandwidht yang tidak digunakan oleh client lain kepada client yang sedang aktif. Hal ini akan berguna, sehingga tidak ada alokasi bandwidht yang terbuang. Namun settingan PCQ yang ditampilkan gambar dibawah adalah dengan rate : 0. Jika settingan PCQ rate diubah menjadi 256k bagaimana? 


Jawabannya, 2 user yang terkoneksi tidak akan mendapatkan pembagian bandwidht yang rata 512k seperti sebelumnya. Hal ini dikarenakan, setiap user tidak akan mendapatkan bandwidht lebih dari PCQ Rate. Termasuk juga jika hanya 1 client yang terkoneksi. Namun, jika alokasi bandwidht digunakan oleh 6 client, maka alokasi bandwidht diperkecil sesuai dengan max limit.
 

Konfigurasi PCQ

Untuk mengkonfigurasikan PCQ, seperti lab sebelumnya masih di menu queue. Lalu pada queue types kita tambahkan rule baru.


Untuk nama konfigurasi terserah, yang jelas untuk menandai antara upload dan downloadnya. Lalu pada kind, isikan type pcq. Dan untuk classifiernya diarahkan, download menggunakan dst address dan upload menggunakan scr address.
 

Jika sudah apply, ok. Maka, konfigurasi pcq akan terlihat seperti tampilan berikut ini. Pada tahap ini konfigurasi belum selesai, karena kita baru saja menambahkan type queuenya. Type inilah yang nantinya akan kita deploy di simple queue atau queue tree.
 

Konfigurasi Simple Queue

Setelah itu barulah kita tambahkan konfigurasi simple queuenya. Kita tambahkan network lokal yang digunakan, lalu berikan max limit yang dinginkan. Dan terakhir pada tahap advanced, target upload dan download disesuaikan dengan queue type yang kita buat sebelumnya.
 

Pengetestan

Untuk pengetestan, kita bisa menggunakan aplikasi Btest. Terlihat pada satu user ketika memberikan full traffic ke arah router, maka bandwidht yang didapat full dari max limit yang kita berikan. Yaitu 5Mbps.
 

Sedangkan saat kita melakukan test pada dua client, maka keduanya akan mendapatkan bandwidht yang sama rata dari 5Mbps, kira kira 2,5 Mbps. Namum, ketika full traffic di disconnect pada salah satu user, maka bandwidth akan diberikan full kembali kepada user yang masih aktif menggunakan akses tersebut.
 

Demikian penjelasan mengenai konfigurasi simple queue with PCQ. Semoga artikel ini membantu dan bermanfaat buat kalian. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di kolom komentar. Terima kasih sebelumnya, salam networking.  

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment