Saturday, May 26, 2018

Database Instrumental 2 - Ketergantungan Fungsional dan Relasi Antar Data pada Database


Assalamu'alaikum

Selamat pagi, selamat berakhir pekan dan Salam data management. Berjumpa lagi dengan saya mimin yang tampan, baik hati dan tidak sombong. Kali ini kita akan melanjutkan kembali pembahasan yang sudah di jelaskan sebelumnya yaitu tentang database. Karena di pembahasan sebelumnya kita sudah mengetahui apa itu database. Maka pada artikel kali ini saya ingin membahas tentang ketergantungan fungsional dan relasi antar data (bukan tabel) pada database.

Relational Data Model

Pada dasarnya database memiliki banyak jenis atau modelnya. Seperti model database jaringan, hirarki, atau database relational yang kita pelajari kali ini. Database relational ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. E.F. Codd, peneliti IBM tahun 1970 pada seminar "A Relational model of data for large shared banks", Communication of ACM, pada juni 1970. Dimana tujuan dari model data relational ini adalah :
  • Memungkinkan data independence, artinya program aplikasi tidak akan mempengaruhi perubahan data pada database. 
  • Menyediakan dasar substansi untuk berkaitan dengan data semantik, konsistensi data, dan masalah kerangkapan data.  
  • Memungkinkan ekspansi/perluasan bahasa manipulasi data yang berorientasi set.

Model data relasional adalah suatu model basis data yang menggunakan tabel dua dimensi yang terdiri dari baris dan kolom untuk menggambarkan record-record datanya.  

 

Struktur Data Relational 

Selain model, relational database juga memiliki struktur sebagai berikut. 
  • Entitas, adalah tabel dengan baris dan kolom. Contoh: tabel MAHASISWA, tabel DOSEN, tabel MATA KULIAH. 
  • Atribut, adalah nama kolom dari sebuah relasi. Contoh atribut dari MAHASISWA adalah NPM, nama mahasiswa, alamat, tempat lahir, tanggal lahir. 
  • Domain, adalah sekumpulan nilai untuk satu atau lebih atribut. 
  • Tuple, adalah baris dari suatu relasi. 
  • Degree, adalah derajat dari relasi yaitu jumlah atribut dalam sebuah relasi. 
  • Cardinality, adalah jumlah tuple dalam sebuah relasi. 
  • Basis data relasional adalah, kumpulan dari tabel-tabel normal.  
  
Keterangan :
  • Atribut: NPM, NamaMhsw, Jurusan, NoTelpon 
  • Domain(Jurusan)=char(20) 
  • Domain(NPM)=char (5) 
  • Cardinality(MAHASISWA)=5 
  • Degree(MAHASISWA)=4 

Ketergantungan Fungsional Database

Dalam sebuah tabel database, terdapat suatu hubungan data antar attribut pada suatu tabel. Hubungan inilah yang bisa kita sebut sebagai ketergantungan fungsional. Ketergantungan fungsional terjadi ketika nilai satu attribut menentukan nilai attribut yang kedua, ketiga dan lainnya sesuai ketentuan relasinya. Nilai attribut penentu nilai ini kita sebut sebagai determinant.


Namun, ada beberapa tabel yang memiliki lebih dari satu determinant (penentu nilai attribut yang lain). Ini lah yang disebut sebagai ketentuan dari ketergantungan fungsional. Untuk memudahkannya disini saya akan memberikan contoh ketergantungan fungsinal dari sebuah data. Semisal kita memiliki slip atau sebuah kertas transaksi yang berhubungan dengan database dengan contoh sebagai sebagai berikut.


Dari contoh slip transaksi tersebut, kita ubah kedalam ketergantungan fungsional attributnya. 


Maka list ketergantungan fungsionalnya adalah sebagai berikut.
  • No Sales > Tgl
  • No Sales > Nama
  • No Sales > Alamat
  • No Sales > Telp
  • No Sales > Kode Bag
  • No Sales > Grand Total
  • No Sales & Kode Bag > Jumlah
  • Kode Bag > Nama Barang
  • Kode Bag > Harga
  • Jumlah & Harga > Total
Pada data dalam database ini, terdapat lebih dari satu determinant. Hal ini dikarenakan suatu nilai attribut ada berdasarkan induk dari attribut tersebut (determinant). Hal ini menandakan bahwa semua attribut memiliki induk yang sama. Karena ini hubungan determinant dan nilai attribut disesuaikan dengan kondisi fungsionalnya. 



Dilihat dari list ketergantungan diatas, maka banyak timbul pertanyaan kenapa attribut ini bergantung pada determinant ini atau mengapa determinant ini menentukan nilai attribut tersebut. Berikut rinciannya.
  • No Sales > Tgl, Nama, Alamat, Telp. Determinant No Sales menentukan Tgl, Nama, Alamat, dan Telp ini sudah mutlak karena informasi no sales tersebut ada pada attribut yang disebutkan. 
  • No Sales > KodeBag. Hubungan ini juga termasuk mutlak karena Kode Bag tidak mungkin ada jika no sales tidak berjalan pada transaksi. Walaupun Kode Bag juga merupakan sebuah determinant.
  • No Sales > Grand Total. Hubungan ini terjadi karena nilai akhir sebuah data untuk melengkapi informasi No Sales. 
  • No Sales & Kode bag > Jumlah. Relasi ini memiliki 2 determinant untuk menentukan satu attribut. Hal ini dikarenakan jumlah tidak akan ada jika kedua determinant ini tidak ada. Karena itu nilai jumlah bergantung kepada kedua determinant ini.
  • Kode Bag > Nama Barang. Hubungan fungsional ini sudah mutlak karena ini merupakan data sebuah barang (inventory).
  • Kode Bag > Harga. Hubungan ini juga mutlak karena harga tidak bergantung kepada determinant No Sales. Namun, harga ada pada nilai jual sebuah barang. 
  • Jumlah & Harga > Total. Hubungan determinant ini terjadi dengan penggunaan operator jumlah. Dimana Jumlah + Harga akan menghasilan total harga. 
Demikian pembahasan kita kali ini, semoga memudahkan anda untuk memahami ketergantungan fungsional pada database dan semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan letakkan dikomentar atau juga bisa langsung kontek saya pada akun akun sosial media yang sudah saya sediakan. Terima kasih sudah berkunjung, salam data management. 

Sunday, May 20, 2018

Database Instrumental 1 - Pengenalan Basis Data (Database)

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, selamat berakhir pekan. Salam data management. Di kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan materi yang sedikit berbeda dari biasanya yaitu pembahasan mengenai basis data atau lebih sering dikenal dengan nama database secara internasionalnya. Memang sudah direncanakan bahwa nantinya akan ada update secara menyeluruh sehingga lingkup pembelajaran bisa lebih meluas bahkan nanti nya ke programming juga insya allah. Langsung saja. untuk memulai pembahasan kali ini yang perlu dilakukan adalah pengenalan terhadap database terlebih dahulu.

Apa itu database?

Sebelum adanya database penyimpanan user sering disebut dengan flat file management. Flat file management ini merupakan sistem yang sangat rentan terhadap update data. Maksud lain dari flat file management adalah penyimpanan manual sebuah data didalam sebuah file. Tentu penyimpanan ini tidak terpusat dan akan memungkinkan data yang ganda. Sehingga memungkinkan terjadinya mis-informasi. 

 
Karena faktor-faktor tersebutlah database diciptakan dan ditemukan oleh E.F Codd yang diperkenalkan di tahun 1970. Database menggunakan fungsi matematika yang sering dikenal dengal aljabar relational. Database saat ini digunakan banyak perusahaan sebagai model standar untuk penyimpanan data (database) komersial.




Berdasar hal tersebut, apa itu database? Database sendiri adalah sekumpulan data yang disimpan dalam bentuk tabel yang bisa di relasikan (dihubungkan) antar tabel satu dengan yang lainnya sehingga kumpulan tabel tabel tersebut menghasilkan sebuah informasi. Biasanya database digunakan pada aplikasi aplikasi yang ingin dirancang. Tujuannya agar aplikasi tersebut memiliki ingatan secara terpusat tentang apa saja yang di input/simpan oleh user.
Dengan begitu, dengan adanya database kita bisa meminimalisir data yang rangkap (ganda), data updating lebih mudah dan otomatis data juga terpusat. Sehingga data yang terpusat itulah yang bisa diakses bersama secara shared. 

Karakteristik Database

Seperti yang kita tau bahwa bentuk dari database adalah tabel tabel seperti pada excel umumnya. Memiliki baris dan kolom dan antar database juga memiliki relasi yang menghubungkannya. Karakteristik dari database adalah sebagai berikut.
  • Data disimpan pada tabel. Tabel terdiri dari baris dan kolom seperti yang terlihat pada spreadsheet. Basis data memiliki beberapa tabel, dimana setiap tabel menyimpan data tentang suatu hal yang berbeda. 
  • Setiap baris dalam suatu tabel menyimpan data dari instance yang berbeda.  
  • Setiap kolom dalam suatu tabel menyimpan karakteristik dari suatu instance tersebut. 
  • Basis data menyimpan data dan relasi.
 

Data dan Informasi Pada Database

Perlu kita ketahui perbedaan antara data dan informasi yaitu, data adalah fakta atau angka yang disimpan atau dicatat sedangkan informasi adalah pengolahan suatu data sehingga menghasilkan suatu arti dan tujuan. Namun pada basis data, selain untuk menyimpan data. Database juga mampu mengolah suatu informasi menggunakan Structured Query Languange (SQL). SQL inilah yang nantinya akan dipelajari dalam pembahasan pengolahan suatu database.



Istilah-Istilah Dalam Database

Untuk mempelajari database, kita harus paham betul istilah istilah asing yang nantinya akan sering di bahas di pertemuan-pertemuan pembahasan database selanjutnya. Diantaranya.
  • Entitas, yaitu suatu obyek yang terdapat di dunia nyata yang bisa dibedakan dengan obyek lainnya dan memiliki kata kunci. Contohnya pelanggan, mahasiswa, karyawan, penjualan dll. Entitas ini bisa kita gambarkan sebagai nama dari suatu tabel data.
  • Attribut, karakteristik dari suatu entitas. Merupakan baris baris pertama pada suatu kolom. Contohnya karakteristik dari entitas/tabel mahasiswa adalah : NIM, Nama, Alamat, Tgl Lahir, No.telp Dll.
  • Relasi, yaitu hubungan antar tabel menggunakan kata kunci yang sama (penghubung)
Ketergantungan Fungsional
  • Ketergantungan Fungsional, yaitu dimana nilai suatu attribute menentukan nilai attribut lainnya. Ketergantungan fungsional akan dijelaskan di pembahasan berikutnya.
  • Determinant, yaitu nilai attribute utama pada ketergantungan fungsionalnya.
 Key (Kata Kunci)
  • Candidate key, yaitu kata kunci atau suatu attribute yang dicalonkan untuk menjadi primary key dalam suatu tabel
  • Composite key, yaitu key yang terdiri dari dua atau lebih kolom (attribut).
  • Primary Key, yaitu kunci utama yang merupakan hasil pilihan dari candidate key. Suatu attribute yang menentukan identitas dari suatu tabel dan data didalam kolomnya berbeda beda (unik).
  • Surrogate key, yaitu nilai yang ditambahkan oleh DBMS secara otomatis pada suatu primary key. Tujuannya untuk membedakan antar baris suatu tabel.
  • Foreign Key, yaitu kunci tamu yang digunakan suatu tabel untuk merelasikan tabel tersebut ke tabel yang lain. Dan tentu, foreign key pada tabel1 merupakan primary key pada tabel2.
Sistem Relasi Database
  • Entity integrity constraints adalah yaitu dimana setiap relasi harus memiliki primary key.  Attribut-attribut yang merupakan primary key tidak boleh bernilai NULL. Attribute lain kadang-kadang juga dibatasi agar tidak bernilai NULL, meskipun bukan primary key (sesuai requirement-nya).
  • Referential Integrity Constraints adalah penerapan yang difokuskan pada foreign key. Constraints ini melibatkan 2 buah relasi/table yaitu referencing relation (yang memiliki foreign key) dan referenced relation (relasi yang sudah di referensikan).

Komponen dari Database

Komponen dari database adalah unsur-unsur yang diperlukan untuk menjalankan suatu database. Komponen-komponen tersebut diantaranya, ada user, aplikasi database atau aplikasi lainnya yang berpapasan dengan database, Sql (Jika database SQL), DBMS (Database Management), Dan Database itu sendiri.

Arsitektur 3 Level Basis Data 

Sesuai dengan ketentuan ANSI SPARC, database digolongkan menjadi 3 level yang berbeda. Diantaranya :
  • Level External, level ini adalah level cara pandang hanya sebatas entitas dan relasi dalam bentuk tabel tabel informasi yang diperlukan saja. Level ini lebih mengacu ke pemakaian user yang membutuhkan sebuah data dari tabel database.
  • Level Conseptual, level ini sudah masuk ke dalam pandangan suatu divisi yang mengelola database. Pada tingkatan ini, menggambarkan data apa yang disimpan dan relasi (hubungan) antar datanya. Tingkatan ini sudah condong ke konseptor atau implementor pengelola database.
  • Level Internal, level ini adalah level yang dikelola langsung oleh proggramer atau administrator sistem. Level ini menyajikan bagaimana data disimpan secara fisik dan bagaimana cara memanagement penggunaan data.

Saturday, April 14, 2018

Network Infrastructure MAN 5 - Inter-Connection Diverse Internet Service Provider

Assalamu'alaikum

Selamat pagi, salam networking. Kembali lagi bersama sama pada salah satu material yang membahas tentang bagaimana koneksi intranet bisa terjadi dalam suatu jaringan internet. Yang dimana konfigurasi yang dilakukan adalah menggunakan salah satu metode yang pernah saya pelajari saat berada di salah satu perusahaan yang pernah saya tempati. Langsung saja, kita akan melanjutkan materi yang tertunda kemarin, kali ini kita akan membahas tentang interkoneksi intranet dengan menggunakan protocol routing ospf dan juga interkoneksi intranet dengan menggunakan ISP yang berbeda.

Topology 

Unntuk topology masih kelanjutan dari chapter sebelumnya di materi MAN ke 4, yang di interkoneksikan disini adalah bagaimana cara menghubungkan site jakarta dengan datacenter (intranet local loop) dan cara menghubungkan site bekasi dan tanggerang ke Datacenter (interkoneksi menggunakan beda ISP).


Bagi kalian yang menjalankan project menggunakan GNS3, kalian bisa menggunakan interface loopback dengan menambahkan switch dan host ke arah interface loopback pada windows kalian. Hal ini dikarenakan router yang akan kita fokuskan untuk di konfigurasi adalah R1 (datacenter), R8 (jakarta), R.Bekasi dan R.Tanggerang. Ke empat router ini sebaiknya diarahkan ke interface loopback windows agar kita bisa mengkonfigurasinya menggunakan winbox. Untuk info jelasnya biisa cek pada link berikut Cara Menambahkan Interface Loopback Pada Windows.




Interkoneksi Pure Intranet 

Yang pertama kita hubungkan disini adalah interkoneksi intranet yang sudah disediakan jalur link oleh satu ISP yang sama, artinya disini kita akan menghubungkan antara R1 (Datacenter) dengan R8 (Jakarta). Lalu di chapter ini sebenernya apasih yang perlu kita hubungkan lagi? Semua interkoneksi main link memang sudah terhubung. Namun, untuk interkoneksi antar jaringan lokal Datacenter dengan jaringan lokal site Jakarta belum terhubung. Karena itulah kita perlu menyiapkan interkoneksi ini.




Langsung saja, yang pertama kita konfigurasi disini adalah ip address untuk interface lokal pada 2 router yang sudah saya sebutkan tadi. Untuk ip bebas, disini saya menggunakan ip 10.10.0.1 untuk R1 (Datacenter) dan 10.10.1.1 untuk R8 (Site Jakarta).
 

Setelah itu kita konfigurasi protocol routingnya, disini saya menggunakan OSPF untuk interkoneksi penghubung jaringan lokal antar site. Pada konfigurasi OSPF yang perlu di konfigurasikan adalah interface untuk advertising yaitu port 2 (jalur intranet atau localloop) dan port 3 yang merupakan jalur ke jaringan lokal masing masing site. Jangan lupa set router ID dan terakhir advertising network yang di perlukan.

[admin@Datacenter] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@Datacenter] > routing ospf interface add interface=ether3
[admin@Datacenter] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.1
[admin@Datacenter] > routing ospf network add network=10.10.0.0/24 area=backbone
[admin@Datacenter] > routing ospf network add network=20.20.20.0/24 area=backbone

[admin@Jakarta] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.2
[admin@Jakarta] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@Jakarta] > routing ospf interface add interface=ether3
[admin@Jakarta] > routing ospf network add network=10.10.1.0/24 area=backbone
[admin@Jakarta] > routing ospf network add network=20.20.20.0/24 area=backbone

Setelah ditambahkan, kita cek kembali tabel routing masing masing router apakah network lokal lawan yang di advertising sudah masuk ke masing masing tabel routingnya. Seperti pada keterangan tabel routing Datacenter, network lokal site Jakarta sudah masuk pada tabel routing. Dengan begini interkoneksi antar jaringan lokal di Datacenter denga site Jakarta sudah terhubung.

[admin@Datacenter] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 A S  0.0.0.0/0                          103.77.145.1             10
 1 ADC  10.10.0.0/24       10.10.0.1       ether3                    0
 2 ADo  10.10.1.0/24                       20.20.20.2              110
 3 ADC  20.20.20.0/24      20.20.20.1      ether2                    0
 4 ADC  103.77.145.0/30    103.77.145.2    ether1                    0

Interkoneksi Antar ISP yang Berbeda

Seperti yang kita tau, tentunya ada beberapa site yang menggunakan ISP yang berbeda karena disebabkan beberapa faktor seperti tidak tercakupnya layanan ISP pertama pada site yang di tunjukan. Karena hal tersebut ada kemungkinan bahwa kita harus menghubungkan interkoneksi antar ISP yang berbeda tersebut. Metode yang digunakan yaitu OSPF + VPN. 

Langsung saja, karena disini saya menggunakan PPTP, yang pertama harus kita lakukan adalah mengenable service vpn PPTP. Service ini di enable pada R1 (site Datacenter)



Setelah itu kita create ip pool untuk koneksi vpnnya. Untuk membedakan antara interkoneksi single ISP dengan multi ISP, disini saya menggunakan ip range 20.20.20.10 - 15an. Masukan konfigurasi ip pool pada profile vpn PPTPnya untuk site Bekasi dan Site Tanggerang.


Setelah profile dibuat, tinggal kita buat aksesnya pada tab secrets. Gunakan username dan password keamanan yang kalian butuhkan. Pada pilihan profile masukan profil yang sudah dibuat tadi sesuai dengan akses user password yang kalian konfigurasikan.


Setelah menambahkan PPTP service pada site Datacenter, sekarang tinggal kita koneksikan saja akses vpnnya pada router yang bersangkutan yaitu router Bekasi dan router Tanggerang. Caranya dengan mengkoneksikannya pada menu PPP, service pptp client. Masukan ip publik data center lalu login menggunakan user dan password sesuai yang sudah di konfigurasikan sebelumnya.

Eitts, belum selesai gaess. Masih ada yang perlu kita tambahkan. Yaitu konfigurasi interkoneksi jaringan lokalnya. Secara gateway, memang antara R1 dengan R.Bekasi sudah terkoneksi. Namun, kita perlu mengkoneksikan jaringan lokalnya agar nantinya ketika ada kendala disisi lokal site yang bersangkutan masih dapat kita akses. 

Yang perlu kita tambahkan sebagai langkah akhir disini adalah menambahkan routing ospf untuk mengadvertise network R.Bekasi agar dapat dikenali di Site Datacenter maupun di Site lainnya. Sehingga, kita tambahkan ospf interface pada Interface ether2 (yang kearah lokal) dan interface VPN yang merupaka interkoneksi ke DataCenternya. Setelah itu jangan lupa untuk menambahkan routerID untuk bekasi, lalu masukan network yang sesuai pada interface yang diadvertisekan.

Lalu bagaimana dengan R.Datacenternya? apakah perlu ditambahkan interface VPN agar hasil advertise diberikan ke R.Bekasi? Jawabannya adalah tidak perlu. Hal ini dikarenakan network 20.20.20.0/24 sudah di advertise oleh routing OSPF pada R.Datacenter. Sehingga secara otomatis, tabel routing akan langsung menerima hasil advertise dari R.Bekasi.
 
[admin@bekasi] > routing ospf interface add interface="Vpn Backbone"
[admin@bekasi] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@bekasi] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.0.3
[admin@bekasi] > routing ospf network add network=20.20.20.0/24 area=backbone
[admin@bekasi] > routing ospf network add network=10.10.2.0/24 area=backbone
[admin@datacenter] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 A S  0.0.0.0/0                          103.77.145.1             10
 1 ADC  10.10.0.0/24       10.10.0.1       ether3                    0
 2 ADo  10.10.1.0/24                       20.20.20.2              110
 3 ADo  10.10.2.0/24                       20.20.20.10             110
 4 ADo  10.10.3.0/24                       20.20.20.11             110
 5 ADC  20.20.20.0/24      20.20.20.1      ether2                    0
 6 ADo  20.20.20.1/32                      20.20.20.10             110
 7 ADo  20.20.20.1/32                      20.20.20.11             110
 8 ADC  20.20.20.10/32     20.20.20.1      <pptp-bekasi123>          0
 9 ADC  20.20.20.11/32     20.20.20.1      <pptp-tanggeran...        0

 10 ADC  103.77.145.0/30    103.77.145.2    ether1                    0
Demikian penjelasan mengenai chapter 5 dari material interkoneksi jaringan intranet pada sebuah perusahaan. Semoga mudah dipahami dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakkan di kolom komentar. Terima kasih sudah berkunjung, salam networking.

Konsep Routing Jaringan

 

Assalamu'alaikum

Selamat malam, salam networking gaesss. Mumpung ada kesempatan, saya ingin kembali sharing mengenai routing concept. Karena sebelum-sebelumnya kita sudah mencoba berbagai konfigurasi yang berkaitan dengan routing, memang seharusnya sudah ada dasar pengetahuan mengenai routing itu sendiri. Namun ada beberapa pemahaman penting yang mungkin perlu kalian ketahui mengenai penjelasan detail dari routing.

Mulanya...

Seiring dengan perkembangan zaman, tentunya dalam bidang teknologi juga melakukan perkembangan. Tentunya jaringan dan internet adalah sekumpulan perangkat yang saling terhubung secara fisik hingga menghubungkan dunia atau sering juga kita dengar motto mikrotik (routing the world). Sehingga mendapatkan atau mengirimkan informasi apapun akan mudah diakses oleh siapapun dan dimanapun. 




Tentunya hal ini tidak didasari oleh perangkat fisik saja, melainkan firmware atau software teknis yang menjalankan kinerja dari perangkat perangkat yang berada dalam fisik penghubung jaringan internet ini. Mari kita sebut itu sebagai program untuk menjalankan kinerja perangkat router atau switch atau perangkat jaringan lainnya. 

Dalam program untuk menjalankan perangkat tersebut banyak function yang bisa kita terapkan atau kita konfigurasikan sesuai apa yang diperlukan oleh router untuk melakukan aktifitasnya. Salah satunya yang kita bahas kali ini adalah routing yang merupakan protokol untuk menghubungkan satu dua perangkat agar menghasilkan kumpulan perangkat yang saling berinteraksi di jaringan internet.

Konsep Dasar Routing

Untuk memahami routing, tentunya ada dasar yang harus kalian ketahui terlebih dahulu. Yaitu bagaimana perintah yang harus kita berikan untuk menghubungkan perangkat yang berbeda agar kedua perangkat bisa saling berbagi informasi. Pada dasarnya routing terbagi menjadi dua yaitu routing statik dan juga routing dynamic. Dan yang perlu kalian tau dari routing dinamic ini bukan berarti routing akan berjalan otomatis semudah yang kalian bayangkan. 

Kedua routing ini sama-sama memerlukan tahapan konfigurasi yang membutuhkan logika dan pemikiran "apa sih yang harus di konfigurasikan". Bedanya adalah metode konfigurasi yang dilakukan. Yaitu routing statik adalah memilih jalur secara manual agar perangkat bisa terhubung kesana dan routing dinamic yang sifatnya advertising (mengiklankan) yaitu mengenalkan dirinya pada routing yang lain. 

Routing Statik

Sedikit saya review ulang tentang routing statik yang sebelumnya pernah kita bahas. Routing statik adalah dimana kita mengkonfigurasi manual tujuan network yang kita inginkan (dst-address) dengan menggunakan pintu mana (gateway). Dua poin ini sangat penting dalam menjalankan routing statik, hal ini digunakan untuk mengarahkan paket data agar diarahkan jalurnya. 




Gateway
Gateway tidak hanya berada pada perangkat router saja, kalian bisa menemukannya pada konfigurasi ipv4 yang berada pada windows kalian. Dalam hal ini banyak yang salah kaprah mengenai gateway pada konfigurasi pada komputer. Karena perlu kita ingat bahwa gateway digunakan untuk pintu yang menghubungkan ke network yang berbeda. Jadi, gateway tidak benar benar perlu dikonfigurasikan ketika kita hanya ingin menghubungkan 2 perangkat di network yang sama.

Bedanya gateway pada PC dengan router adalah pada PC tidak perlu mengkonfigurasikan Dst-Address (address tujuan). Hal ini dikarenakan PC merupakan end user pada sebuah jaringan komputer. Dimana end user ini pasti ingin mengakses semua address tujuan menggunakan gateway yang dikonfigurasikan.


Administrative Distance
Secara default jalur routing statik biasanya akan digunakan sebagai jalur utama, hal ini biasanya dikarenakan distance yang digunakan routing statik adalah 1. Semakin kecil distance yang digunakan, maka jalur tersebutlah yang akan di prioritaskan. Nilai dari distance dapat berupa angka lain (0-255) dan secara default sudah tersetting pada setiap protocol routing yang digunakan. Contohnya : 
  • Connected Routes : 0
  • Static Routing : 1
  • eBGP : 20
  • OSPF : 110
  • RIP : 120
  • MME : 130
  • iBGP : 200
Selain itu, distance protocol routing 255 adalah route yang akan di reject routing filter. Yang menandakan bahwa setiap distance bisa kita ubah numbernya. Semakin kecil distance, maka semakin di prioritaskan jalur tersebut sebagai main link.

Routing Policy
Pada dasarnya router akan menggunakan tabel routing yang utama sebagai jalur utama akses internet. Namun, kita bisa menentukan jalur mana yang akan dilalui sebuah paket. Routing policy ini sering kita sebut sebagai marking paket dan mengarahkannya. Hal ini sudah pernah saya bahas dalam penjelasan marking akses gateway pada mikrotik, kalian bisa cek kembali pada link berikut ini Job Experience 3 - Routing Management And Firewall Mangle.

Time To Live (TTL)
TTL adalah suatu nilai pada paket data yang tersimpan pada header paket yang memiliki fungsi jumlah lompatan dari router ke router sesuai nilai TTL yang dimiliki pada paket tersebut. Nilai default TTL adalah 64, dan maksimumnya adalah 255. Setiap melewati perangkat layer3 (router), maka nilai TTL akan berkurang 1. Dan router tidak akan melewatkan paket data jika nilai TTL yang dia terima bernilai 1.

Dan begitulah kiranya mengenai konsep dasar routing yang perlu kalian tau mengenai routing statik. Selanjutnya di ada kesempatan lain, kita akan membahas konsep routing dan istilah istilah yang perlu kalian ketahui mengenai routing dinamic. Sekian dari saya, semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian dan terutama untuk diri saya sendiri.  Saran dan pertanyaan bisa letakkan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung, salam networking.

Sunday, March 4, 2018

Network Infrastructure MAN 4 - Cloud OSPF Network (Internet) Simulation

Assalamu'alaikum

Selamat siang, salam networking. Berjumpa lagi dengan saya setelah 3 bulan vacum ngeblog karena berbagai alasan hehe. Kali ini kita akan melanjutkan lagi pertemuan tentang simulasi Metropolitan Area Network. Tentu saja materi yang akan saya sampaikan kali ini berkaitan dan merupakan lanjutan dari materi MAN3 sebelumnya. Yaitu tentang Public Address inject simulation. Bagi yang masih bingung dengan labnya, alangkah baiknya silahkan mencoba melihat ke artikel sebelumnya. 

Topology 

Langsung saja, untuk memulai lab kita kali ini saya akan memberikan gambar terlebih dahulu topology dari jaringannya. Disini ada beberapa device yang saya update agar memudahkan lab kita. Berikut beberapa list yang akan kita pusatkan pada lab kali ini. 
  • 3 buah router internet yaitu cloud1, cloud2 yang merupakan isp yang sudah kita konfigurasi sebelumnya dan cloud3. Ketiga router ini akan dijadikan backbone untuk simulasi internet dan merupakan isp yang akan mengadvertise network/ip public dari client client yang mereka miliki.
  • Pada Router vendor pub, identitas nama router diubah menjadi cloud2
  • 2 router client dari perusahaan yang sama di site yang berbeda. Yaitu site bekasi dan site tanggerang.
  • Pada end router yang sebelumnya R1 dan R8, kita ganti nama menjadi Data Center dan Jakarta.



Konfigurasi Ip Address (publik)

Untuk simulasi internet, kita akan berfokus pada kotak kuning dengan router cloud1, cloud2 dan cloud3. Routing yang akan digunakan disini adalah routing OSPF dengan beberapa contoh ip publik yang bisa kita gunakan untuk simulasi disini. Ip publik disini cuma contoh saja untuk memudahkan kita mengkonfigurasi ip address nantinya.

R Cloud1E1 (Backbone)103.216.75.1/30
R Data CenterIp Publik103.77.145.2/30
E2 (Client)103.66.147.1/30R JakartaIp Publik103.77.145.6/30
R Cloud2E2 (Backbone)103.216.75.2/30R BekasiIp Publik103.66.147.2/30
E3 (Backbone)103.216.75.5/30R TanggerangIp Publik103.55.149.2/30
R Cloud3E1 (Backbone)103.216.75.6/30


E2 (Client)103.55.149.1/30

Advertising Backbone Network Cloud

Untuk konfigurasi pertama, kita akan setting simulasi jalur internya terlebih dahulu. Supaya keliatan realnya, saya akan menggunakan ip address publik sesuai dengan tabel diatas. Pertama, kita masukan ip address backbone disetiap router cloud

[admin@MikroTik] > system identity set name=cloud1
[admin@cloud1] > ip address add address=103.216.75.1/30 interface=ether1
[admin@R9-cloud3] > system identity set name=R9-cloud2
[admin@R9-cloud2] > ip address add address=103.216.75.2/30 interface=ether2
[admin@R9-cloud2] > ip address add address=103.216.75.5/30 interface=ether3
[admin@MikroTik] > system identity set name=cloud3
[admin@cloud3] > ip address add address=103.216.75.6/30 interface=ether1
Setelah itu tinggal kita konfigurasi ospf interface, instance dan network yang ingin di advertise ke simulasi internet. 

[admin@cloud1] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@cloud1] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.1.1
[admin@cloud1] > routing ospf network add network=103.216.75.0/30 area=backbone
[admin@R9-cloud2] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@R9-cloud2] > routing ospf interface add interface=ether3
[admin@R9-cloud2] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.1.2
[admin@R9-cloud2] > routing ospf network add network=103.216.75.0/30 area=backbone
[admin@R9-cloud2] > routing ospf network add network=103.216.75.4/30 area=backbone
[admin@cloud3] > routing ospf interface add interface=ether1
[admin@cloud3] > routing ospf instance set 0 router-id=0.0.1.3
[admin@cloud3] > routing ospf network add network=103.216.75.4/30 area=backbone
Setelah itu pastikan tabel routing sudah sesuai dengan yang kita advertising. Disini saya cek tabel routing pada cloud1.
[admin@cloud1] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
 #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE
 0 ADC  103.216.75.0/30    103.216.75.1    ether1                    0
 1 ADo  103.216.75.4/30                    103.216.75.2            110

Advertising Publik Client

Jika backbone sudah jadi, tinggal kita setting clientnya deh. Dengan begitu nota bisa cair :v. Poin penting yang perlu kita konfigurasi untuk menghubungkan ip publik client ke jaringan internet (simulasi) adalah konfigurasi ip dan advertising ke dalam routing ospf. Lakukan langkah ini di setiap cloud yang memiliki client.

[admin@cloud1] > ip address add address=103.66.147.1/30 interface=ether2
[admin@cloud1] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@cloud1] > routing ospf network add network=103.66.147.0/30 area=backbone
[admin@cloud3] > ip address add address=103.55.149.1/30 interface=ether2
[admin@cloud3] > routing ospf interface add interface=ether2
[admin@cloud3] > routing ospf network add network=103.55.149.0/30 area=backbone
Untuk cloud2, disini memberikan contoh advertising network publik client menggunakan winbox. Sesuai interface yang sudah ditambahkan sebelumnya (cek artikel sebelumnya), interface yang diadvertising adalah interface bridge yang menghubungkan koneksi vpn dengan vlan. Dan di network masukan network yang advertising tersebut.




Konfigurasi Ip Publik Untuk Client Site Bekasi

Step selanjutnya adalah konfigurasi ip untuk di arahkan ke clientnya. Yang pertama kita konfigurasi adalah Router ISP Cloud2 yang memiliki client di site bekasi. Metode koneksi internet pada client ini adalah menggunakan ip statik dengan satu host saja. Artinya disini kita akan menggunakan /30. Sesuai topology, interface yang mengarah ke client adalah int eth2. Dan karena metode yang digunakan adalah ip statik, maka poin penting yang perlu kita konfigurasi adalah ip address dan ip dns tepatnya pada allow remote request.


Setelah router ISP dikonfigurasi, sekarang tinggal konfigurasi di clientnya secara statik. Yang perlu di konfigurasi di client site bekasi ini adalah ip address, ip route, ip dns. Ketiga tahap inilah yang dibutuhkan untuk membuat router client dapat terkoneksi ke internet. 

[admin@MikroTik] > system identity set name=bekasi
[admin@bekasi] > ip address add address=103.66.147.2/30 interface=ether1
[admin@bekasi] > ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=103.66.147.1
[admin@bekasi] > ip dns set servers=103.66.147.1 allow-remote-requests=yes

Konfigurasi Ip Publik Untuk Client Site Tanggerang

Selanjutnya kita lanjutkan di site tanggerang. Untuk site ini kita akan coba menggunakan metode dynamic. Sehingga si client tidak perlu repot mengkonfigurasi ip dan semacamnya secara statik. Di metode ini sering kita temui bahwa ip publik dynamic akan expired dan terus berganti ip publik secara berkala berdasarkan time leases yang di sediakan oleh vendor tersebut. Sistem ip berubah secara berkala tidak akan saya jelaskan disini. Mungkin di lain waktu dan pertemuan akan saya jelaskan. Insya allah.
 

Karena ISP menggunakan metode dynamic, maka di client kita tinggal konfigurasi DHCP client nya saja untuk mendapatkan ip yang disediakan oleh ISP secara dynamic tersebut.

Pengecekkan

Selanjutnya tahap akhir, tinggal kita lakukan pengecekkan tes ping ke ip publik yang ada dari router client. Pengetestan ini semacam simulasi test internet seperti ping ke google atau web web yang ada di internet. Jika sudah reply artinya semua site yang memiliki ip publik sudah dapat terkoneksi ke internet dan sudah dapat berkomunikasi via ip publik.


Dan begitulah akhir cerita kita pada pertemuan kali ini. Semoga ada manfaat bagi kalian para pembaca. Barangkali ada yang ingin ditanyakan bisa langsung di kolom komentar. Sekian dari saya, salam networking.

Wednesday, December 13, 2017

Lab 50 Mikrotik - Simple Queue Burst Limit

Assalamu'alaikum

Selamat sore, salam networking. Lanjut lagi pembahasannya, kali ini kita akan kembali ke material management bandwidht. Setelah kita membahas tentang aktikel PCQ simple queue, kali ini kita akan membahas tentang burst limit simple queue pada mikrotiknya. Seperti apa burst limit itu, langsung saja kita bahas pada penjelasan berikut ini.

Burst Limit

Apa itu burst? Burst adalah salah satu fitur simple queue untuk melimit bandwidht berdasarkan waktu mengakses. Maksudnya, ketika ada client yang ingin mengakses router, bandwidht akan diledakan ke burst limit melewati batas max limit dengan batasan burst threshold yang ditentukan. Penggunaan burst limit biasanya digunakan untuk mengatasi RTO (Request Time Out) pada client yang hendak mengakses router ataupun internet.
 
Burst limit, biasa dilakukan di tingkatan pelanggan internet up to. Sehingga, dengan menggunakan fitur burst limit, kualitas terhadap pemberian jeda bandwidht diatas max limit bisa dilakukan dalam waktu yang diinginkan. Sehingga ketika client sedang mengakses sebuah website misalnya, untuk mempercepat akses tersebut burst limit diberikan, namun dalam waktu yang ditentukan (average data rate) limitasi diturunkan kembali ke max limitasi yang sebelumnya kita gunakan. 


Dengan adanya burst limit, website yang lama diakses akan cepat sehingga pemadatan traffic bisa cepat diselesaikan. Dan bandwidht juga tidak akan terbuang karena kecepatan bandwidth dikurangi kembali ketika akses website sudah selesai dilakukan. 

Lab Simple Queue Burst Limit

Langsung saja, kita akan mulai coba mensimulasikan burst limit pada perangkat mikrotik yang kita miliki. Dalam simulasi ini, kita akan menggunakan pengaturan seperti gambar berikut ini. Dimana burst limit akan kita berikan 1024k, max limit 512k dan burst threshold 384k.

Langsung saja, kita masukan max limit, burst limit dan burst thresholdnya pada konfigurasi simple queuenya. Untuk targetnya, kita masukan address dari salah satu pc yang ingin kita tes terlebih dahulu. Untuk burst time kita masukan saja 8. Burst time 8 ini bukan untuk lamanya burst dilakukan sehingga kalian bisa menyimpulkan bahwa 8 detik burst limit diberikan ke user. Burst time ini, saya berikan 8 karena konfigurasi ini berkaitan dengan burst threshold dan burst limit yang diberikan. Dan ini juga sering disebut sebagai perhitungan rata rata data rate.


Kita bahas nanti perhitungannya, setelah kita konfigurasikan burst limit pada salah satu pc yang dikelola mikrotik. Kita coba lakukan pengecekkan menggunakan btest yang sudah disediakan mikrotik. Maka pada detik detik awal melakukan koneksi btest, bandwidht akan langsung mencapai kecepatan 1024k. Sisanya akan turun setelah waktu burst limit yang sudah ditentukan habis. *lihat grafik (3 detik lamanya terjadi burst).

Perhitungan Average Data Rate

Lanjut ke perhitungan average data rate. Sebelum saya sudah mendiscover cara menghitung average data rate burst limit mikrotik dan saya mendapatkan beberapa sumber. Namun, tidak diketahui pasti kebenaran isi artikel pada sumber sumber yang saya temukan tersebut. Karena itu, saya juga melakukan testing langsung pada mikrotik nya. Dan hasilnya sesuai dari perhitungan yang mereka jelaskan. Rumusnya cukup mudah, yaitu:



Sehingga dengan memasukan angka angka tadi kedalam rumus, kita akan bisa menghasilkan waktu (t) lamanya burst terjadi pada konfigurasi yang kita terapkan. Yap betul, hasilnya adalah 3 detik.

Uji Coba Burst Limit

Kondisi pertama, adalah ketika awal terjadinya burst limit. Karena tadi kita dapatkan hasil lamanya burst terjadi adalah selama 3 detik, kita coba cek kembali dengan btest lalu lakukan ujicoba seperti sebelumnya. Hanya saja pastikan kalian menghitung detik ya gaes. Dan bisa coba kalian perhatikan gambar gif berikut, interval waktu yang terjadi selama burst limit adalah 3 detik.


Kondisi kedua adalah burst limit akan terjadi lagi ketika interval waktu (3 detik) tidak adanya paket data (aktifitas jaringan) selama waktu tersebut.


Namun, burst limit tidak akan terjadi lagi jika kita memulai aktifitasi kurang dari waktu interval (data rate tepatnya) yaitu selama 3 detik.
 

Demikian penjelesan mengenai management bandwidth burst limit pada simple queue. Hasilnya kita dapatkan adalah interval yang didasarkan perhitungan data rate akan berpengaruh pada interval awal terjadinya burst limit dan interval waktu saat tidak ada aktifitas penggunaan bandwidth. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan bisa letakan di komentar. Dan jangan lupa koreksi saya jika saya salah :D. terima kasih sudah berkunjung, salam networking!!

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment