Berdasarkan lab-lab yang kita lakukan sebelumnya antar VLAN selalu tidak dapat dihubungkan walaupun sudah satu network yang sama. Namun ada resolv untuk problem yang seperti itu. Caranya adalah dengan menggunakan router. Kira-kira topologynya bisa seperti gambar dibawah ini.
Setting Mode Trunk ke Arah Router Pada Switch
Konfigurasi di lanjutkan dari lab yang sebelumnya. Link berikut ini adalah link lab cisco sebelumnya yang membahas mengenai penghubungan vlan yang sama antar switch. Selanjutnya tinggal menambahkan mode trunk pada interface Fa0/4 di switch yang terhubung dengan router. Caranya seperti ini.
Setelah semua interface switch yang ingin di hubungkan sudah di berikan mode trunk, sekarang tinggal menyetting routernya pada interface fa0/0. Pada interface ini akan kita buat sub-interface. Pertama, kita aktifkan interface fa0/0 pada routernya
Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#int fa0/0 Router(config-if)#no sh
Router(config-if)# %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Setelah interface di hidupkan, kita buat sub-interface beserta ipnya. Tujuan kita membuat ip pada sub-interface adalah untuk menjadikan ip tersebut sebagai gateway untuk para host (client). Pertama, kita setting sub-interface untuk vlan 10 (angka sub-interface tidak berpengaruh pada vlan).
Router(config-if)#int fa0/0.10 Router(config-subif)# %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.10, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.10, changed state to up
Pada konfigurasi, angka enkapsulasi harus di samakan dengan angka vlan-nya. Karena, logika dari enkapsulasi merupakan pembungkusan paket dan hanya diberikan angka pada paket tersebut. Sedangkan untuk ip addressnya harus satu network dengan host. Selanjutnya, kita setting sub-interface untuk vlan 20-nya.
Router(config)#int fa0/0.20 Router(config-subif)# %LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.20, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.20, changed state to up
Ingat : angka sub-interface tidak berkaitan dengan vlan-nya
Setting Address Pada Tiap-tiap Client
Setelah kita menyetting sub-interface, baru tinggal kita cek pada client. Apakah sudah bisa terhubung antar vlan? Jika belum bisa periksa kembali gatewaynya. Gateway kearah ip sub-interface router sesuai dengan vlan yang berkaitan. Contohnya seperti ini :
VLAN 10
PC1
Ip Addr : 10.10.10.2 Netmask : 255.255.255.0 Gateway : 10.10.10.1
PC2
Ip Addr : 10.10.10.3 Netmask : 255.255.255.0 Gateway : 10.10.10.1
VLAN 20
PC3
Ip Addr : 20.20.20.2 Netmask : 255.255.255.0 Gateway : 20.20.20.1
PC4
Ip Addr : 20.20.20.3 Netmask : 255.255.255.0 Gateway : 20.20.20.1
Verifikasi
Dengan begini, lengkap sudah seluruh konfigurasi dan antar Vlan sudah dapat saling terhubung. Terakhir untuk verifikasi kita cek ip yang tersetting dengan menggunakan perintah berikut.
Router#sh ip int br Interface IP-Address OK? Method Status Protocol
FastEthernet0/0 unassigned YES unset up up
FastEthernet0/0.10 10.10.10.1 YES manual up up
FastEthernet0/0.20 20.20.20.1 YES manual up up
Update Video
Berikut saya siapkan video juga bagi temen-temen untuk penjelasan mengenai vlan
Demian pertemuan kita kali ini dengan tema cara menghubungkan vlan yang berbeda. Jadi, sudah tau kan? bagaimana cara menghubungkan vlannya. Jawabannya, ya tepat sekali menggunakan router sebagai media menghubung. Karena kita semua tau bahwa router memiliki fungsi menghubungkan network yang berbeda.
Sekian dari saya, salam malam minggu semoga ga hujan. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih sudah mampir walaupun ada yang nyasar. Semoga artikel ini berguna dan bermanfaat untuk anda.
Selamat malam para blogger dan reader. Masih dalam tahap project, kali ini saya ingin menjelaskan konfigurasi billing yang nantinya digunakan pada project ini. Untuk billingnya sendiri saya menggunakan billling explorer dan seperti apa konfigurasi yang harus dilakukan untuk menjalankan program billing ini? langsung saja, berikut penjelasannya. Cekidot!!
Billing adalah salah satu komponen utama dari sebuah warnet. Aplikasi billing yang beragam kini saling bersaing untuk menjadi yang terbaik disetiap warnet di indonesia. Salah satunya adalah billing explorer. Billing ini memang tidak asing buat kita, karena billing ini sempat trend di setiap warnet.
Topologi Dan Address
Masih ingat seperti apa topologi yang digunakan? jika dilihat dari konfigurasi yang ingin di setting, maka penyetelan billing akan dilakukan oleh perangkat operator dan client. Dan juga seperti yang sudah kita tau, kita akan menggunakan network 18.18.18.0/24 di jaringan lokal warnet kita. Karena ip 18.18.18.1 telah digunakan router, dan 18.18.18.2 digunakan server diskless. Maka, untuk operator ipnya adalah 18.18.18.3 dan sisanya adalah client
Pendahuluan
Setelah mengingat topologi yang digunakan, kini saatnya untuk mengkonfigurasi Billing untuk warnet yang kita inginkan. Sebelum itu, agan-agan semua harus memiliki software billing explorer terlebih dahulu. Jika belum punya bisa download dulu di google atau bisa download di link berikut ini.
Instalasi Aplikasi Billing Operator
Jika aplikasinya sudah didownload, pastikan isi foldernya sama seperti gambar dibawah ini. Yang disiapkan disini adalah aplikasi billing (folder atas) untuk server dan client dan keygen untuk server (operator) yang folder bawah.
Jika sudah, kita buka aplikasi billing operatornya pada file server lalu klik pada Gsetup atau setup untuk menginstall aplikasi billling pada PC operatornya.
Setelah itu tahap instalasi, langsung saja lakukan instalasi seperti instal-install aplikasi pada umumnya, Berikut tampilan langkah-langkah instalasi billing server. Jika muncul pemberitahuan error, cukup klik ignore untuk melanjutkan.
Tampilan Billing Explorer Operator
Setelah selesai menginstall aplikasi billingnya, coba kalian buka aplikasinya. Biasanya pada startmenu aplikasi billing explorernya ada.
Aktifasi Billing Operator
Billing yang sudah diinstall, memerlukan registrasi untuk melanjutkan pemakaian billingnya. Untuk melewati proses registrasi dengan cepat :v kita bisa menggunakan aplikasi yang sudah saya berikan pada file tersebut. Sedikit haram, tapi untuk belajar apa salahnya -_-?.
Untuk melakukan registrasi aktifasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengklik perintah registrasi pada tab help dengan username dan password default billing explorer. Yaitu login sebagai admin dengan pass 008. Setelah itu, akan muncul tampilan registrasi warnet. Isikan data warnet yang ingin anda gunakan, jika sudah klik continue dan klik yes untuk melanjutkan registrasi.
Setelah itu, Serial number billing explorer hasil registrasi tadi, masukan ke aplikasi aktifasinya lalu klik generate.
Jika sudah, maka kode registrasi dan ID billing, deskpro, server dan kode aktifasinya akan muncul. Pindahakan semua kode registrasi dan IDnya ke aplikasi billing explorernya. Contoh gambar bisa terlihat.
Jika sudah, kita cek kembali apakah aplikasi billing explorernya sudah teraktifasi atau belum dengan cara mengklik about pada tab help.
Setting Konfigurasi Awal Billing Operator
Instalasi dan aktifasi sudah di lakukan. Langkah terakhir adalah setting konfigurasi billing operatornya. Hal ini bertujuan agar nantinya client tidak bermasalah dalam hal paket billing atau hal lainnya. Untuk mengkonfigurasi sebuah operator billing, caranya klik perintah setting konfigurasi pada menu file (seperti gambar) lalu masukan login default.
Jika sudah masuk, maka tampilan general menunjukan address dan port client yang harus dingat agar nantinya akan di konfigurasi di client. Setelah itu, penyetelan paket. System paket yang digunakan terserah sesuai dengan kebutuhan seperti yang sudah dicantumkan pada proposal sebelumnya.
Demikian penjelasan langkah-langkah setting billing operator. Semoga artikel ini membantu anda dan bermanfaat untuk anda dan juga semoga berhasil mengkonfigurasinya. Untuk konfigurasi clientnya akan saya jelaskan lain kali. Sekian dari saya, saran dan pertanyaa silahkan di komen. Terima kasih. Berikut link selanjutnya, tentang konfigurasi billing client.
Masih dimalam yang sama dengan postingan sebelumnya, kali ini juga saya ingin menjelaskan settingan konfigurasi yang harus dilakukan agar suatu perangkat dapat terkoneksi ke internet melalui router. Pada lab ini, kita ingin mencoba agar router mikrotik dapat terhubung ke internet. Pada lab ini kalian akan tau bagaimana cara setting ip, netmask, gateway dan dns pada router mikrotik. Penasaran? Langsung saja penjelasannya.
Topologi
Pada topology bisa kita lihat router mikrotik terhubung oleh 2 interface (anggap saja ether1 dan ether2). Pada ether1 si mikrotik langsung terhubung oleh koneksi internet. Dan pada ether 2 terhubung oleh jaringan lokal yang merupakan client-client si router ini. Client-client ini juga ingin terkoneksi ke internet. Karena itu, si router harus memberikan akses internetnya kepada jaringan lokal yang terhubung pada ether2.
3 Konfigurasi Utama
Karena router masih belum terkoneksi ke internet, kita harus menyetting beberapa konfigurasi seperti address, dns dan routes. Berfungsi sebagai apakah ketiganya?
Setting Address Publik
Agar dapat terhubung, dibutuhkanlah yang namanya alamat untuk router. Alamat inilah yang akan menjadi tanda pengenal agar si router dapat dikenali oleh koneksi. Untuk menyettingnya bisa pada menu Ip > addresses. Pastikan address yang router gunakan satu network dengan koneksi. Netmask ditulis dibelakang ip address, dan pastikan netmask harus sama dengan koneksi yang digunakan. Dan interfacenya harus sesuai dengan interface yang terhubung ke koneksi tersebut. Untuk perintah commnad linenya dapat menggunakan perintah sebagai berikut.
Setelah setting address (alamat) kita sudah dapat terhubung ke si pemberi koneksi. Namun, kita belum bisa terhubung ke internet. Agar dapat terhubung ke internet kita setting gatewaynya.
Gateway inilah yang menjadi gerbang kita menuju tujuan. Maksudnya jika tujuan kita adalah internet, kita harus tau lewat mana yang menuju internet. Gateway yang kita setting haruslah gerbang yang mengantarkan kita ke internet (seperti ip si koneksi : 192.168.1.1)
Di internet, ada jutaan ip publik yang saling terhubung. Ip-ip tersebut dinamakan internet. Agar dapat terhubung ke internet kita harus mengenal ip-ip tersebut, kita harus menyetting jutaan ip tersebut pada dst-address (tujuan). Namun, ada cara yang lebih mudah yaitu dengan menggunakan ip 0.0.0.0/0. Ip tersebut adalah ip yang mewakili jutaan ip yang ada diinternet.
Ibaratnya seperti jika kita yang berasal dari luar kota ingin ke jakarta (anggap jakarta adalah internet). Dan kita tidak tau lewat mana agar sampai ke jakarta. Tapi kita punya teman (anggap teman adalah gateway) yang tau jalan menuju jakarta. Teman itulah yang akan mengantarkan kita ke jakarta.
Untuk menyetting gateway bisa pada menu ip > routes. Dan isikan dst-addressnya ip yang mewakili seluruh internet dan gatewaynya yang merupakan alamat (ip) si koneksi internet. Untuk perintah command linenya dapat menggunakan perintah sebagai berikut.
[admin@alfa] > ip routeaddgateway=192.168.1.1 dst-address=0.0.0.0/0
Setting DNS
Gateway sudah tersetting, berarti sudah dapat terkoneksi ke internet. Tapi ada pertanyaan, bagaimana jika coba mengeping ke www.google.com? Jawabannya adalah tidak bisa, kenapa? Memang kita sudah terhubung ke internet, tapi hanya seluruh ip yang ada di internet yang bisa kita akses. Misal, test ping ke 8.8.8.8 maka hasil ping akan berjalan.
Agar google.com dapat diakses, maka perlu adanya proses DNS (Domain Name System). Yaitu suatu metode untuk pemetaan alamat ip menjadi sebuah nama. Bisa dibilang beberapa alamat ip yang ada di internet memiliki nama (seperti google). Dengan DNS, router dapat mengenal nama-nama ip tersebut.
Pertanyaannya, bagaimana cara menyettingnya? Yaitu dengan masuk kedalam menu Ip > DNS dan memasukan address si pemilik dns. Kita bisa memasukan dns milik siapapun termasuk dns milik google yaitu 8.8.8.8 Atau kita juga bisa menggunakan dns yang digunakan si pemberi koneksi (pada topology).
Untuk perintah command linenya dapat menggunakan perintah dibawah ini
Ingat, kita ingin agar jaringan lokal yang terhubung dengan router pada interface ether2 dapat terkoneksi ke internet. Karena itu, si router harus memberikan akses internet yang dimilikinya kepada client.
Sebelum itu, ingat ether2 belum memiliki alamat. Terlebih dahulu kita harus menyetting address pada ether2nya agar menjadi sebuah alamat utama yang nantinya akan di akses si client.
Untuk Ip yang digunakan bebas karena disini router membuat jaringan lokal sendiri dengan settingan ip sendiri. Untuk menyettingnya pada menu IP > Address atau gunakan perintah command line dibawah ini.
Setelah menyetting ip pada ether2, kita hanya tinggal membagikan koneksi internet yang sudah router dapatkan untuk di bagikan ke client yang berada pada jaringan lokal. Kita bisa menggunakan NAT untuk membagikan koneksi.
NAT adalah cara untuk memanipulasi address sumber (srcnat) ataupun address tujuan (dstnat) atau bisa dibilang memanipulasi header paket. Untuk konfigurasi NAT buka menu IP > Firewall > tab NAT. Untuk perintah command linenya gunakan perintah berikut ini.
[admin@alfa] > ip firewallnataddchain=srcnat action=masquerade out-interface=ether1
Konsep dari settingan di atas adalah : jaringan lokal atau jarigan private belum mengenal internet. Kita ingin agar jaringan tersebut dapat terkoneksi (mengenal) si internet. Agar bisa mengenal maka kita ingin setiap paket data dari jaringan lokal diganti atau bisa dibilang diwakili oleh si address router yang ke internet (ether1).
Karena itu setiap paket data yang berasal address sumber, diberi action masqurade (pergantian ip). Sehingga paket data yang yang berasal dari address sumber manapun akan diganti ipnya menjadi ip si out-interface (ether1). Bisa dibilang address sumber yang menuju internet akan diwakili oleh address ether1 router.
Note : dalam paket ada yang namanya header paket. Didalam header paket tersebut ada srcnat (address sumber) dan dstnat (address tujuan)
Setting Address Di Client & Pengecekkan
Jika sudah begini, maka jaringan lokal akan dapat terhubung, baik itu ke terhubung ke router maupun terhubung ke internet. Untuk itu, kita coba pengetestan pada client. Pertama-tama setting ipnya dulu, lalu netmask, gateway dan DNSnya. Note :
Ip dan netmask yang digunakan haruslah satu network dengan si router (ip lokal).
Karena tujuan si client adalah ke internet, maka si client harus tau lewat mana agar sampai ke internet. Karena internet berasal dari si router, maka router tersebut dapat dijadikan gatewaynya para client.
DNSnya bisa menggunakan yang router gunakan atau juga bisa menggunakan dns milik google atau dns-dns lainnya.
Address
10.10.10.2
Netmask
255.255.255.0
Gateway
10.10.10.1
DNS
192.168.1.1
Maka saat pengecekkan ping, akan berhasil. Baik itu ping ke alamat router maupun ke internet (sebagai contoh ping ke google.com).
Kesimpulan :
Ketika client mengeping ke google.com, paket ping akan melalui beberapa pemeriksaan. Pertama paket ping dari client akan masuk ke ether router yang terhubung ke jaringan lokal (ether2) disini client hanya masih mengenal alamat router pada ether2 karena satu network.
Kedua saat paket data masuk melalui ether2 router, paket tersebut akan dicek, karena pada settingan setiap paket data yang memiliki header “jaringan sumber” di beri action masquerade (diganti). Maka setiap paket dari “jaringan sumber” tersebut diubah address “jaringan asal”-nya menjadi address out-interface (ether1).
Agar lebih mengerti konsep masquerade, anda dapat melihat topology konsep Masquerade dibawah ini. Semoga anda dapat memihaminya.
Agak pusing? Tidak mengerti? Baca lagi bro!! Tetap semangat dan semoga berhasil dengan koneksi internet ini. Ingat, orang sukses tidak hanya mencoba sekali. Namun, berkali-kali dan terus diulang agar mengerti dan berhasil.
Update
Yang masih bingung, konfigurasinya apa aja. Cek video tutorial yang saya buat berikut. Semoga membantu guys.
Sekian dari saya, semoga artikel ini bermanfaat buat kalian. Saran dan pertanyaan bisa lemparkan ke kolom komentar. Sekian, salam networking. Sampai jumpa lagi di artikel selanjutnya. Terima kasih.
Hai agan-agan semua, jumpa lagi dalam blog networking. Salam hangat dimala hari spesial dari saya untuk anda. Dengan dasar istilah share the benefit, saya ingin selalu ingin berbagi manfaat kepada anda sekalian dengan pengetahuan-pengetahuan tentang ilmu jaringan yang semoga diberkahi dan bermanfaat untuk anda.
Malam hari ini, saya ingin menjelaskan materi tentang export dan import konfigurasi mikrotik. Jika pada lab sebelumnya, saya menggunakan backup dan restore untuk menyimpan dan mengembalikan konfigurasinya, Lalu bagaimana dengan konfigurasi export dan import? Berikut penjelasan materi lab 11 mikrotik - export dan import konfigurasi mikrotik.
Tidak jauh berbeda dengan backup dan restore. Kita juga bisa melakukan backupan dengan menggunakan perintah export dan import. Bahkan menggunakan export & import memiliki kelebihan yaitu :
Bisa membackup sebagian konfigurasi semisal konfigurasi ip saja yang dibackup.
Karena ekstensi yang digunakan adalah rsc, maka konfigurasi yang dibackup bisa diedit menggunakan text editor (notepad) karena file berbentuk mode script.
Namun entah kenapa, export dan import hanya bisa dilakukan pada mode CLI atau terminal. Karena itu kita bisa menggunakan terminal untuk melakukan export import. Perintah yang bisa digunakan adalah.
[admin@alfa] > exportfile=semua-konfigurasi
Karena kelebihan export import adalah bisa membackup sebagian konfigurasi, kita coba mengetestnya. Semisal konfigurasi ip address saja yang ingin dibackup. Sebagai bukti kita coba setting ip address terlebih dahulu (asal-asalah juga boleh).
Lalu kita backup konfigurasinya. Ingat hanya ip address yang dibackup. Perintah yang bisa digunakan adalah perintah command line dibawah ini.
Setelah konfigurasinya dibackup kita lihat pada file listnya.
Lalu kita backup konfigurasi ip ke pc client. Seperti biasa gunakan teknik drag & drop.
Sudah terlihat, ektensi file backupan adalah .rsc sekarang coba kita buka file backupan tersebut menggunakan notepad.
Maka isi script pada file backupan adalah seperti ini. Konfigurasinya sama seperti konfigurasi ip yang sebelumnya telah kita lakukan. Kalian bisa menambahkan konfigurasi ip tambahan melalui notepad ini dengan perintah yang sama seperti yang tertera yang nantinya akan di export pada konfigurasi mikrotiknya.
Lalu coba kita hapus semua konfigurasi ip yang ada, untuk menjadi bukti bahwa perintah export dan import telah berhasil dilakukan.
[admin@alfa] > importfile-name=konfigurasi-ip.rsc
Maka pada settingan ip address, ip address yang telah kita setting sebelumnya akan muncul kembali setelah konfigurasi yang export kita import kembali.
Note : Terdapat perbedaan restore dengan import, yaitu ketika restore maka semua konfigurasi akan ditimbun dengan konfigurasi backup-an tersebut. Namun jika mnggunakan import konfigurasi yang telah di export, hanya bersifat tambahan konfigurasi. Sehingga konfigurasi lama tidak akan hilang.
Update
Berikut ini saya tambahkan video tutorial yang bisa memudahkan export dan import, lab nya sedikit dicampur dengan lab backup dan restore. Video juga bisa dilihat pada link berikut ini. Semoga membantu guys.
Demikianlah penjelasan mengenai settingan konfigurasi export dan import. Sekali lagi, semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan anda silahkan masukan di komentar. Sampai bertemu lagi.
Selamat datang kembali, salam pagi. Di Pagi yang segar ini saya ingin berbagi yang segar-segar dulu nih. Jika sebelumnya kita sudah bisa membuat vlan (mengelompokan) yang berbeda. Kita bisa menghubungkan antar vlan yang sama didalam switch yang berbeda. Kira-kira kayak gini nih topologynya.
Untuk setting VLANnya sama seperti sebelumnya. Pertama kita tambahkan dulu VLAN-nya di kedua switch. Tambahkan vlan 10 dan 20 dan beri nama pada kedua vlan diatas.
Switch#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#vlan 10 Switch(config-vlan)#name alfa Switch(config-vlan)#ex Switch(config)#vlan 20 Switch(config-vlan)#name farhan Switch(config-vlan)#ex Switch(config)#
Setelah itu jadikan interface yang tertera sesuai dengan vlannya.
Setelah semua interface telah di kelompokan oleh kedua vlan. Baru di kedua switch tepatnya pada interface fa0/3 kita berikan mode trunk sebagai penghubung. Caranya tinggal menambahkan sintaks seperti ini pada kedua switch.
Dengan begini maka vlan yang sama antar switch dapat saling terhubung. Namun tetap, antar vlan yang berbeda switch pun tidak dapat saling berkomunikasi. Kita bisa mengecek mode trunking yang kita buat beserta informasi mengenai port yang digunakan. Mengecek dapat menggunakan cara sebagai berikut.
Switch#sh int trunk Port Mode Encapsulation Status Native vlan Fa0/3 on 802.1q trunking 1
Port Vlans allowed on trunk Fa0/3 1-1005
Port Vlans allowed and active in management domain Fa0/3 1,10,20
Port Vlans in spanning tree forwarding state and not pruned Fa0/3 none
Ket : Ingat!! Sintaks dan perintah-perintah vlan diatas dilakukan pada kedua switch. Pada Kedua switch ya!!
Update Video
Berikut saya siapkan video juga bagi temen-temen untuk penjelasan mengenai vlan.
Demikian penjelasan mengenai cara menghubungkan 2 vlan yang sama dalam switch yang berbeda namun terhubung. Semoga anda dapat memahaminya dan semoga artikel ini bermanfaar untuk anda. Sekian dari saya, sampai bertemu di lain waktu, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar, terima kasih.
Apa kabar semuanya? Semoga di malam minggu ini semuanya pada bugar dan cerah-cerah. Berjumpa lagi dengan saya, si Admin Jones. Walaupun jones tapi rajin yang rajinnya itu cuma mosting ga jelas di blog yang bisa dibilang biasa-biasa saja. Yaah, itung-itung lebih baik saya memberikan pengetahuan dibanding orang yang mendoakan malam ini hujan :v wkwkwkw..
Pendahuluan
Lanjut lagi, di malam ini saya hendak mengajarkan anda-anda sekalian tentang materi yang unik sekaligus menarik untuk di pelajari. Materi ini adalah diskless, yang merupakan salah satu konfigurasi project 1 (warnet) yang sedang dipelajari ini. Sebenarnya apa itu diskless? Untuk memahami diskless dan perlengkapan yang dibutuhkan lebih lanjut, terlebih dahulu anda harus membaca instalasi NxD yang nantinya akan digunakan untuk konfigurasi diskless ini.
Topologi
Setelah mengetahui apa itu diskless.. kita akan langsung memulai materi yang dimulai dari topologi. Untuk topologi yang digunakan masih sama seperti yang di gunakan pada proposal yang sudah dibahas sebelumnya. Yaitu dimana, server diskless dan client diskless menggunakan satu network yang sama. Disini saya akan menyetting server diskless dengan address 18.18.18.2/24 yang telah saya setting pada artikel tempelan (instalasi diskless diatas).
Konfigurasi Diskless
Seperti yang kita tau, diskless merupakan suatu metode untuk menghemat harddisk dengan cara cukup menggunakan satu harddisk pada server sehingga client cukup mengakses server diskless untuk menjalankan sistemnya. Konfigurasi yang di perlukan untuk menjalankan server diskless adalah :
Setting address server diskless - yang sudah dipelajari di materi instalasi NxD
Setting Image Upload Disk
Artinya, kita hanya tinggal menyetting disk agar menjadi letak image yang nantinya akan diupload client. Berikut, konfigurasi-konfigurasi yang harus dilakukan agar diskless dapat dijalankan. Let's ngoprek
Untuk mempermudah konfigurasi diskless, jangan lupa untuk menggunakan mode dekstop pada sistem NxDnya. Pada tampilan mode desktop, bisa terlihat dua aplikasi NxD. Aplikasi ini adalah dua fitur yang saling mendukung untuk menjalankan diskless. Pertama-tama kita buka aplikasi pertama seperti penanda pada gambar.
Jika sudah, maka kita akan masuk ke menu NxD i/o manager. Pada tampilan ini, klik pada Diskman, lalu klik add untuk menambahkan disk baru sebagai media image yang nantinya akan diupload oleh client. Disknya gunakan "New Basic Disk". Setelah itu klik next.
Jika sudah, pada tampilan berikut ini, kita jadikan disk typenya menjadi image file dengan kapasitas yang muat di harddisk (disarankan 2x lebih besar dari kapasitas seluruh sistem client) dengan Os client yang ingin digunakan. Jika sudah klik ok untuk menyelesaikan settingan.
Setelah itu pastikan kembali apakah setingan sudah benar. Jika ada yang salah hapus konfigurasinya dengan mengklik Del dan jika settingan sudah benar, tinggal klik close untuk melanjutkan.
Selanjutnya, kita buka aplikasi NxD Boot Manager.
Pada menu ini, konfigurasi yang harus dilakukan adalah menyetting i/o servernya. Isikan saja address dari address si server diskless yaitu 18.18.18.2 lalu klik ok untuk menyimpan.
Diaplikasi ini juga, kita klik Diskinfo untuk melihat settingan disk image upload. Biasanya tampilan disk info akan kosong. Untuk mengaktifkan disk image yang sudah disetting sebelumnya cukup klik refresh, maka settingan disk image sebelumnya akan terdeteksi pada tampilan disk information.
Demikianlah penjelasan mengenai settingan disk image pada server diskless NxD. Semoga bermanfaat untuk anda, dan semoga bersenang-senang di malam ini (jangan berlebihan ya guys). Dan sampai ketemu lagi di lain waktu.
Salam hangat dari saya, kurang lebih mohon maaf. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih sudah berkunjung. Berikut link untuk konfigurasi berikutnya yaitu setting billing pada operator warnet. Klik disini untuk memasuki link.
Kabar gembira untuk kita semua, karena hari ini saya ingin menjelaskan materi baru yang dikhususkan untuk project saya. Walaupun materinya ga seberapa, tapi semoga bermanfaat untuk anda. Oke kita mulai, sebelumnya ada yang sudah tau apa itu diskless? kalo belum tau, mari kita mulai bergabung ke pembelajaran.
Pengertian Diskless
Sesuai dengan namanya, diskless yang dinamai dengan bahasa inggris ini berarti menggunakan sedikit media penyimpanan. Disk seperti yang kita tau, layaknya harddisk atau media penyimpanan lainnya bisa kita hemat. Seperti apa?
Lebih lanjutnya, diskless adalah suatu metode untuk menghemat harddisk dengan cara cukup menggunakan satu harddisk di server dan client cukup mengakses harddisk yang disediakan server menggunakan media network. Artinya client tidak akan booting melalui harddisknya sendiri, tetapi melalui network card/LAN carduntuk mengambil sistem operasi yang sudah di letakkan di server diskless.
Untuk menggunakan diskless, kita bisa menggunakan berbagai cara. Ada yang menggunakan aplikasi ada juga yang menggunakan langsung dari OSnya seperti OS NxD ini yang memang dikhususkan untuk rancangan sistem diskless.
Instalasi OS NxD
Ga perlu, banyak basa basi yang nantinya bisa basi. Langsung saja, kita mulai install OS Nxdnya. Untuk versinya saya menggunakan versi 7.0 dan OSnya bisa didownload sendiri di situs-situs yang menyediakan OS NxD. Berikut link yang sudah saya siapkan untuk ISO NxDnya. Klik disini untuk mendownload Iso
Langsung saja, sebelum memulai pastikan anda membaca do'a dan hal pertama yang perlu disiapkan adalah ISO untuk menginstall. Menginstall di virtual atau real itu terserah anda. Berikut ini adalah tampilan saat mulai menginstall.
Setup Linux
Jika anda mulai menginstall tampilan akan seperti gambar berikut. Untuk virtualisasinya, Os ini termasuk jenis Linux Ubuntu. Hal pertama saat memulai penginstallan adalah setup awal. Cukup klik setup lalu install adalah hal yang mudah bukan?
Install Driver Fungsi
Langkah berikutnya adalah pengsintallan driver. Sesuaikan dengan spek driver yang anda miliki lalu klik ok. Agar mempermudah penginstallan, cukup memilih pilihan auto.
Pemilihan Disk dan Partisi
Setelah itu, akan ada pemilihan disk. Dalam hal ini disk yang digunakan, adalah disknya langsung (hda). Untuk pemilihan partisinya, tidak usah repot-repot cukup klik auto lalu klik yes.
Source Instalasi
Langkah ke empat adalah settingan source instalasi. Hal ini, tergantung dari mana source-source bahan instalasinya. Karena saya menginstall menggunakan CD, maka pemilihan saya menggunakan CDROM.
Peletakkan Partisi
Setelah itu akan muncul tahap peletakkan partisi. Gunakan mode installasi default. Jadi, cukup klik ok lalu klik ok.
Setting Default Kernel dan Hostname
Untuk default kernel klik yang ada saja, dan hostname cukup dengan nama yang sederhana tapi memiliki makna yang luar biasa :D walaupun default juga tak apa.
Setting Interface Card
Langkah selanjutnya adalah menyetting Interface card agar bisa digunakan di OS NxDnya. Untuk settingan ini cukup klik ok karena disini saya hanya memiliki satu NIC Card.
Setting Address Interface
Setelah setting interface card, langkah berikutnya adalah setting address untuk interface tersebut. Address-address yang perlu disetting adalah address interface, gateway (arah address ISP/Internet), dan DNS (agar bisa buka google). Dalam hal ini, saya sarankan anda menggunakan statik address dan juga saya sarankan agar anda menyetting address pada tahap ini, dikarenakan penyettingan address pada sistem OSnya belum di ketahui.
Dalam hal ini, saya menyetting address sesuai dengan address yang digunakan dalam implementasi tugas project warnet saya dkk. Address yang saya gunakan adalah address 18.18.18.2 sesuai dengan topologi.
Pemilihan Bahasa Konfigurasi
Setelah itu ada pemilihan bahasa konfigurasi. Gunakan bahasa yang anda mengerti dalam pilihan yang ada. Akan lebih bagus jika anda menggunakan bahasa china :v
Server Package, Netzone, dan Server Mode
Selanjutnya settingan server packagenya. Untuk packagenya gunakan versi paling terbaru seperti gambar dibawah lalu netzonenya juga di setup, klik yes lalu pilih direktori defaultnya dan terakhir modenya boot server.
Proses Akhir Instalasi
Berdasarkan pengalaman instalasi yang saya lakukan saya mengalami masalah pada proses yang satu ini. Biasanya pada saat instalasi NxD akan muncul tampilan seperti gambar berikut ini. Yaitu tampilan pemilihan server package kambali. Jika tampilan berikut muncul, cukup klik cancel untuk melanjutkan ke tahap final instalasi
Jika sudah semuanya, maka proses instalasi sudah berakhir dengan munculnya tanda seperti gambar dibawah ini. Hal ini menunjukan bahwa OS anda segera reboot. Jika sudah seperti ini, cabut CDROM lalu klik ok untuk merestart sistem NxD.
Setelah itu, sistem akan hidup kembali dan proses memasuki proses boot loader. Diamkan saja, maka sistem akan booting seperti seharusnya.
Dan inilah tampilan booting dari sistem OS NxD.Saat booting selesai mode yang tertera adalah CLI. Agar lebih mempermudah dan mempecantik tampilan, gunakan mode GUI dengan cara login sebagai root, lalu ketikan perintah X pada konfigurasi CLI-nya.
Otomatis, sistem akan langsung berpindah mode menjadi GUI. Dengan tampilan ini, kita akan lebih dimudahkan dalam berkonfigurasi. Dan berikut contoh SS dari tampilan desktop OS NxD.
Sekian dari saya, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda. Salam perpisahan dari saya, jangan ragu tuk datang lagi. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di kometar. Terima kasih.
Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1 More »