Monday, October 26, 2015

Lab 15 MikroTik - NTP (Network Time Protocol)

Assalamu'alaikum

Selamat malam agan pria maupun agan wanita, berjumpa lagi dimalam ini bersama saya tentunya siapa lagi kalau bukan orang lain (ah sudahlah). Malam yang spesial ini saya akan membagikan materi yang spesial juga ya walaupun tidak spesial spesial amat. Lab selanjutnya di mikrotik yaitu tentang NTP. Saya bilang spesial karena ini materi penutup tentang konfigurasi basic pada mikrotik dalam daftar MTCNA. Lalu bagaimana isi materinya? berikut kilasanya.

Network Time Protocol

Lab yang akan kita bahas kali ini, adalah lab yang menyangkut-pautkan tentang waktu. NTP adalah suatu metode untuk mensinkronsasikan waktu, agar antar waktu dapat sama. NTP bekerja pada port UDP 123. NTP akan berguna bagi konfigurasi-konfigurasi selanjutnya seperti akses yang dibolehkan pada jam-jam tertentu.

Karena sebagian routerboard tidak memiliki baterai yang berfungsi untuk menyimpan waktu seperti pada pc-pc umumnya, maka saat routerboard di restart, waktu pada routerboad akan kacau dan tidak sinkon. Karena itu pada routerboad ntplah yang bisa digunakan router sebagai penyinkron waktu ke server NTP dan sebagai penyimpan waktu setiap kali routerboard di restart. Syaratnya, Router harus terkoneksi ke internet.

Setting Zona Waktu

Sebelum kita menyetting NTP, pastikan kalian terlebih dahulu terkoneksi ke internet dan terlebih dahulu kita setting zona waktunya. Pilih zona waktu sesuai dengan tempat waktu di daerahmu. Untuk menyettingnya bisa pada menu System > Clock. Pada clock juga bisa dilihat waktu dan tanggal yang sedang di gunakan. Hal ini bertujuan agar, saat sistem NTP di load, yang di load itu adalah zona waktu daerahmu.
 

Setting NTP Client

Setelah itu, karena kita ingin menyingkronkan waktu antara router dengan server NTP diinternet. Maka layanan yang digunakan adalah NTP client. Untuk menyettingnya bisa pada menu System > Ntp Client. Dan masukan primary ntpnya menjadi server NTP yang di tuju, seperti server NTP Indonesia. Masukan saja pada primary NTP “id.pool.ntp.org” (tanpa kutip) maka nama tersebut akan berubah menjadi ip setelah di apply.


Ket : Beberapa versi mikrotik terbaru, NTP client bukanlah hal yang familiar lagi. Sehingga ketika ingin menyetting ntp client, harus pada menu System > Sntp.

Bukti jika waktu pada router akan berubah menjadi waktu pada server NTP Indonesia, adalah pada log. Coba buka log dan pada time di log akan muncul perbandingan yang semula january (default) menjadi waktu desember (waktu sekarang) dan di keterangan di log akan ada aktifitas bahwa admin telah merubah arah parameter NTP.


Bisa dilihat lagi pada clock di menu system > clock. Waktunya akan berubah menjadi waktu terkini dengan tanggal terkini.


Dengan demikian lah perjumpaan kita berakhir disini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda. Saya admin, undur diri. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di kotak komentar. Arigatou

Project 2 NAN - Konfigurasi Web Server Di Debian

Assalamu'alaikum

Masih melanjutkan kisah server dari postingan sebelumnya, di hari yang sama di waktu yang sama dan di deadline yang sama. Saya akan langsung membagikan sistem server saya selanjutnya yaitu konfigurasi web server. Dari sini kita juga bisa mengimplementasikan dns dan bahkan ftp yang sudah diimplementasikan sebelumnya. Ingat!! semua konfigurasi yang digunakan adalah untuk kepentingan si server sendiri.

Install Paket Apache2

Untuk membuat sebuah web server sederhana, ya walaupun cuma support html. Kita bisa menggunakan aplikasi yang satu ini pada server debian. Untuk menginstall aplikasi ini, kita bisa menggunakan perintah yang satu ini
# apt-get install apache2

Sinkronisasi Web Server

Karena sebelumnya, kita sudah menyetting dns. Kita terlebih dahulu kita sinkronkan dns tersebut. Penyinkronan ini otomatis terbuat direktorinya ketika paket apache2 sudah selesai di install. Letak direktorinya berada pada /etc/apache2/sites-available. Untuk berjaga-jaga jangan gunakan file defaultnya. Kita kopikan saja file default menjadi website agar lebih termanagement.
# cd /etc/apache2/sites-available
/etc/apache2/sites-available# cp default website 
Jika sudah, langsung saja edit file websitenya dengan menggunakan perintah :
/etc/apache2/sites-available# nano website
Editlah seperti contoh file yang sudah saya edit ini. Untuk server name adalah sinkronisasi terhadap domain sebelumnya yaitu domain www. ServerAlias diperlukan karena pasti yang mengakses, ada yang tidak menggunakan tanda www. Dibagian DocumentRoot adalah letak file html yang sinkronasikan disini. Ubahlah letak html tersebut sesuai keinginan kalian. Akan lebih baik jika diletakkan pada direktori /var/www.


Restart Sistem Dan Atur Direktori Website

Jika settingan sudah selesai, kita coba aktifkan file tersebut dan non-aktifkan file default. Gunakan perintah berikut ini untuk mengaktifkan.
/etc/apache2/sites-available# a2dissite default
/etc/apache2/sites-available# a2ensite website
Setelah itu, kita coba pindahkan letak html default /var/www/index.html ke direktori yang sebelumnya sudah disetting yaitu ke /var/www/website/index.html. Gunakan beberapa perintah berikut ini untuk memindahkannya.
# cd /var/www
/var/www# mkdir website
/var/www# mv index.html website/
Jika sudah bagian terakhirnya adalah merestart aplikasi apache2 dengan menggunakan perintah berikut ini
# /etc/init.d/apache2 restart

Pengecekkan

Setelah itu, kita cek pada client. Sebelum itu, pastikan client sudah berada di network yang sama dengan server dan dapat berhubungan dengan si server. Jika sudah, coba buka websitenya pada web browser dengan mengetikan ip server pada URL bar atau bisa menggunakan domain www.caman.lokal seperti yang sudah di setting sebelumnya. Maka berikut tampilan default htmlnya.
 

Mengedit Html

Kita juga bisa mengedit htmlnya agar lebih menarik dan membawa kesan informatif pada klien kita nantinya. Untuk mengedit htmlpun ada berbagai cara, seperti mengambil html yang sudah jadi dan memindahkannya ke server melalui ftp. Atau mengeditnya secara manual. Berikut kinerja saya ketika mengedit file html pada debian melalui jalur ftp.


Maka hasil dari pengeditan tersebut akan menjadi seperti ini. Keren bukan? Daya tarik dari tampilan informatif akan membuat klien takjub dan menjadikan para klien penuh dengan informatif. Sekedar tambahan dari saya untuk project ini, bagian website alangkah baiknya diisi dengan informasi-informasi jaringan NAN kalian. Seperti pembukaan, informasi jaringan, dan beberapa rule atau peraturan.
 

Sekian dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca dan semoga menjadi inspirasi untuk mendesain html yang lebih baik lagi. Bagi para pembaca yang ingin menyalurkan atau mendonasikan htmlnya kepada admin jones ini, bisa di melalui komentar (ngarep). Yaudahlah, sudah saatnya kita bubar pada materi ini, saran da pertanyaan silahkan masukan di komentar terima kasih.

Project 2 NAN - Konfigurasi FTP Server

Assalamu'alaikum

Masih melanjutkan project 2 dengan saya sendiri si admin yang ga punya kerjaan yang kerjanya cuma mosting. Setelah sebelumnya, kita sudah mengkonfigurasi dns server. Sekarang, kita akan langsung mengimplemtasikan fitur dns di dalam ftp. Tanpa banyak basa basi, langsung saja kita ke TKP.

Install Proftpd

Disini saya akan mengimplemetasikan fitur ftp denga menggunakan aplikasi proftpd. Apa saja yang harus dikonfigurasikan pada proftpd ini. Langsung saja kita install aplikasinya dengan menggunakan perintah berikut ini.
# apt-get install proftpd
Jika muncul pop up saat penginstallan, pilih saja standalone. Hal ini dikarenakan kita ingin membangun server ftp sendiri (tidak dari internet). Lalu klik ok untuk melanjutkan.


Set Direktori Untuk FTP

Untuk penyettingan letak direktori utama itu sih terserah anda ingin meletakannya dimana. Berbagai cara bisa dilakukan, termasuk cara saya yang mengubah posisi direktori untuk user ftp ke direktori baru /share. Jika sudah mengeset direktori utamanya, tinggal tambahkan direktori didalamnya untuk sample.
 

Pengecekkan

Tahap terakhir dari konfigurasi ini adalah pengecekan. Sebelum itu, pastikan pada client sudah satu network dengan server dan sudah dapat terhubung. Jika sudah, kita buka web browser dan ketikan (ftp.ipserverlu) seperti ini ftp.192.168.1.2. Karena sebelumnya kita sudah menyetting dns atau domain pada ip 192.168.1.2 menjadi sebuah nama caman.lokal. Maka kita bisa menggunakan domain ftp.caman.lokal

Gunakan user ftp yang sudah dibuat tadi beserta passwordnya yang sudah diset sebelumnya. Lalu klik login untuk melihat isi direktorinya.
 

Maka, direktori yang dibuat sebelumnya akan muncul pada isi direktori ftp yang sedang diakses.

Hak Akses Direktori

Terakhir, kita setting juga hak aksesnya menjadi full akses untuk setiap user yang login. Fungsinya buat apa? Untuk menjadikan akses full bisa di gunakan. Contohnya untuk kopi data ke server atau share data. Keamanan Hak Akses ini juga merupakan tanggung jawab anda sebagai administrator. Silahkan setting sesuai dengan keinginan anda.


Demikianlah sekilas penjelasan mengenai settingan ftp pada jaringan implementasi ini. Semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.

Project 2 NAN - Konfigurasi DNS Server Di Debian


Selamat siang dan Salam jaringan. Di kesempatan kali ini saya, berniat untuk melanjutkan memosting konfigurasi server selanjutnya. Konfigurasi kali ini berkaitan dengan dns. Karena disini saya akan menjadikan server debian pada jaringan implementasi ini menjadi sebuah nama domain yang mudah diingat nantinya oleh para klien. Sehingga ip yang sebelumnya disetting 192.168.1.2 tidak harus diingat, melainkan dengan sebuah nama domain.

Install Aplikasi DNS

Untuk melanjalankan dns, kita membutuhkan alatnya atau aplikasinya. Aplikasi dns yang saya gunakan disini adalah bind9 yang sudah satu paket dengan repositori cd debian saya. Untuk menginstallnya cukup menggunakan perintah berikut ini dan tunggu sampai proses instalasi selesai.
# apt-get install bind9
Jika sudah, maka direktori /etc/bind9 dipastikan sudah ada. Untuk melihat isi dari direktori tersebut gunakan saja perintah ls. Berikut ini beberapa file yang harus di konfigurasikan adalah :

Konfigurasi Domain Dengan Bind9

File yang akan saya konfigurasikan pertama adalah file named.conf.local. Cukup gunakan editor nano untuk mengkonfigurasikan file tersebut. Untuk mengkonfigurasikan file tersebut kita bisa menggunakan perinhta berikut ini dan pastikan anda berada pada direktori bind9
# nano named.conf.local
Jika sudah tambahkan saja beberapa konfigurasi seperti dibawah ini. Ohya, sebelumnya saya disini menggunakan domain caman.lokal. Sehingga disini kita membuat dua zona. Zona pertama untuk nama dommainnya, dan dibawahnya zona ip addr si server debian. Namun, Ipnya cukup menggunakan depannya saja. Untuk type domainnya cukup gunakan type master. 

Dan pasti konfigurasi zona tersebut harus diletakkan pada suatu file buat nama file pada direktori yang sudah ditentukan. Untuk filenya, yang harus digunakan adalah db.local (untuk domain) dan db.127 (untuk ip). Kita bisa membuat file dengan nama berbeda dari file tersebut dengan isi yang sama atau bisa dibilang cukup kopikan saja file tersebut ke nama yang berbeda.


File yang dikonfigurasikan selanjutnya adalah named.conf.options. File ini bertujuan untuk memforwarder dns dari luar. Untuk file ini bersifat optional, kali cukup menggunakan dns dari luar untuk mengisinya. Dns yang saya gunakan disini adalah dns milik cepat.net. Untuk mengkonfigurasi file ini cukup gunakan perintah berikut ini.

# nano named.conf.options

Selanjutnya adalah mengkopi file db.local dan db.127 menjadi db.domain dan db.ip seperti yang sudah tertuliskan pada file named.conf.local. Perintah kopi filenya cukup menggunakan perintah seperti berikut.
# cp db.local db.domain -> file zona domain
# cp db.127 db.ip       -> file zona ip
Lalu editlah file tersebut. Untuk file pertama kita konfigurasikan db.domain terlebih dahulu. Gunakan editor nano untuk mengkonfigurasikan db.domain seperti perintah berikut ini.
# nano db.domain
Lalu cukup edit hingga menjadi seperti contoh dibawah ini. Karena saya menggunakan beberapa fitur untuk server yang menggunakan dns. Maka tinggal tambahkan saja sub-domain seperti www (website), chat, ftp (storage) dan streaming jika diperlukan. 

Semua domain tersebut diarahkan ke address server tersebut 192.168.1.2. Dan tambahan dari saya, setiap nama domain yang asli seperti caman.lokal harus menggunakan titik (.) pada setiap penulisan konfigurasi pada file ini. Contohnya caman.lokal.
 

File selanjutnya yang harus dikonfigurasi adalah db.ip gunakan editor nano untuk mengkonfigurasinya. Gunakan perintah berikut ini.
# nano db.ip
Jika sudah, edit file tersebut hingga seperti contoh berikut ini. Pastikan tidak lupa untuk memberi titik disetiap domain inti. Selain itu, untuk ipnya disini menggunakan 2.1.168. Lalu ip apakah itu? Ip ini merupakan ip dari si server debian (192.168.1.2) dan hanya dibalik saja. Lalu kemana ip depan 192? Sebelumnya kita sudah meletakkannya pada konfigurasi zona di file named.conf.lokal. Karena header ipnya sudah diletakan disitu, sisanya kita letakkan pada file ini dan bersifat terbalik oke.

Pengetestan

Jika semua settingan sudah di konfigurasikan seperti seharusnya. Kita tinggal ke bagian pengecekkan. Untuk mengeceknya, kita perlu menambahkan konfigurasi dns pada server. Lebih tepatnya pada file /etc/resolv.conf. Gunakan perintah berikut ini untuk mengedit file tersebut. 

# nano /etc/resolv.conf

Jika sudah, keluar dan simpan konfigurasi tersebut. Lalu restart aplikasi bind9 dan networknya. Hal ini bertujuan agar konfigurasi dapat berjalan sesuai dengan konfigurasi. Gunakan kedua perintah berikut ini untuk merestartnya.
# /etc/init.d/bind9 restart# /etc/init.d/networking restart
Jika sudah tinggal di cek dnsnya menggunakan perintah nslookup seperti contoh gambar dibawah ini. Jika hasil pengecekkannya sudah persis seperti ini, kalian berhasil dan bisa melanjutkan ke tahap konfigurasi server selanjutnya.

 
Semoga berhasil dengan konfigurasi anda dan semoga artikel ini bermanfaan bagi anda para pembaca. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.

Project 2 NAN - Konfigurasi Server - Set Address dan Mounting Hardisk Tambahan Di Debian

Assalamu'alaikum

Berjumpa lagi dengan saya di blog menimba ilmu jaringan ini. Pada hari ini tepatnya di pagi yang sejuk ini saya ingin berbagi dan menshare lagi tentang project kedua saya. Jika sebelumnya kita sudah mengkonfigurasi RB, Antena ubnt, kali ini saya ingin menunjukan fitur-fitur dan konfigurasi yang akan saya terapkan pada server di jaringan implementasi ini. Terus saksikan project ini untuk melanjutkan kisah si server.

Sekilas Fitur Server

Sebagai pembukaan, mungkin materi tidak terlalu spesial. Setting address dan mounting harddisk tambahan akan saya bagikan disini. Untuk OS servernya sendiri disini saya menggunakan debian versi 7 atau wheezy. Dan semua konfigurasi yang saya terapkan di server ini berfungsi seluruhnya. Lebih penasaran bukan? Oke, langsung saja, berikut fitur yang nantinya akan saya sediakan di jaringan NAN implementasi ini.
  • DNS Server : Sebagai penamaan domain agar mudah diingat
  • FTP Server : Sebagai media storage, media pengembang jaringan dan target direktori untuk fitur streaming nantinya
  • Web Server : Sebagai wesite lokal yang akan menyimpan informasi jaringan dan agenda acara
  • Chat Server : Sebagai media chat, media pemesanan paket, dan media konsultasi antar konsumen dan admin
  • Streaming : Media center penghibur dan kelebihan agar jaringan NAN bisa laku dan laris terjual.
Ya, sekiranya sih begitu. Selain itu, mounting harddisk yang akan saya jelaskan disini akan berfungsi sebagai media penyimpanan untuk video dan music (media center) yang nantinya akan di jadikan target direktori pada client aplikasi. Tanpa basa basi, langsung saja kita ke TKP untuk mengkonfigurasi.

Setting Address Server

Seperti yang kita tau, pada RouterBoard MikroTik yang terdapat pada postingan sebelumnya. Settingan address yang mengarah ke server terdapat pada interface kedua dengan Ip 192.168.1.1 Maka, untuk menjalankan sistem konfigurasinya, kita bisa menggunakan address 192.168.1.2 pada server. Untuk mengkonfigurasi address pada debian, seperti biasa gunakan sintaks berikut ini dan edit filenya.

# nano /etc/network/interfaces

Agar settingan addressnya dapat berjalan, settingan networknya di restart dulu. Berikut sintaksnya.
# /etc/init.d/networking restart

Mounting Harddisk Tambahan Di Debian

Konfigurasi selanjutnya yang akan kita pelajari adalah mounting hardisk tambahan. Seperti yang sudah saya katakan, fungsi mounting ini adalah sebagai direktori untuk tempat menyimpan video dan audio yang nantinya akan direktori tersebut akan diarahkan pada aplikasi media center pada client. Untuk mounting ini, pastikan bahwa PC sudah mendapatkan hdd tambahan. Jika sudah, kita cek device hdd tersebut dengan perintah :

# fdisk -l

Sebelum di mounting, kita harus menyetting partisi pada hdd free space tersebut. Untuk mejadikannya sebuah partisi, disini saya menggunakan fitur cfdisk. Sehingga untuk setting partisinya, kita bisa menggunakan perintah berikut ini. Lalu setelah itu, kita akan masuk ke sistem wizard cfdisk. Klik saja new untuk membuat partisi/disk baru.


# cfdisk /dev/sdb

Setelah mengklik new, klik primary untuk menjadikannya sebagai primary partisi.


Lalu masukan size yang diinginkan untuk partisi tersebut. Saya disini menggunakan full size dari hdd yang saya tambahkan.


Selanjutnya, tinggal klik bootable.


Setelah pengaturan partisi sudah siap dibuat, terakhir tinggal klik write untuk menjadikannya sebuah drive yang bisa digunakan.


Tulis yes untuk melanjutkan pembuatan partisi


Jika sudah selesai kita keluar dari mode cfdisk dengan mengklik exit.


Pembuatan disk /dev/sdb sudah selesai. Langkah selanjutnya bagaimana? Disknya tentau masih belum bisa digunakan sebelum dijadikan mode ext4. Sehingga kita tidak bisa memountingnya terlebih dahulu. Sebelum itu, coba konfigurasikan kedua perintah dibawah ini untuk menyelesaikan tahap pembuat drive. Sehingga kita akan mendapati disk /dev/sdb1.
# mkfs.ext4 /dev/sdb1
# tune2fs -E test_fs /dev/sdb1
Jika sudah seperti ini, tinggal kita mounting saja kesebuah direktori.
# mkdir /disk-tambahan
# mount /dev/sdb1 /disk-tambahan
Demikian lah penjelasan singkat konfigurasi awal pada tahap bagian server. Semoga anda tercenggang, dan semoga bermanfaat untuk anda. Sekian dari saya, kurang dan lebih saya mohon maaf. Saran dan pertanyaan silahkan masukan di komentar. Terima kasih.

Sunday, October 25, 2015

Lab 14 MikroTik - DNS Statik

Assalamu'alaikum 

Seperti yang kita tau, mikrotik memiliki berbagai fitur yang bisa digunakan diberbagai kondisi. Salah satunya adalah dns statik. Dns statik ini bisa diimplemetasikan dengan berbagai fungsi. Berikut fungsi DNS yang saya tau.. mungkin agan bisa menambahkan.
  • Sebagai DNS Statik terhadap address interface RB MikroTik
  • Sebagai transplasi dns luar. Contoh settingan dns statik dari dns google.com adalah address si router mikrotik. Maka, saat client membuka google.com yang terbuka adalah webfig si RB Mikrotik.
  • Sebagai pencatat statik pada dns cache RB MikroTik.
  • Sebagai redirect Jika ada server dns lokal.

Konfigurasi DNS Statik

Didalam mikrotik, kita bisa menyetting static dns sendiri. Sekedar iseng dan ingin mencoba-coba membuat dns pribadi namun hanya bersifat lokal. Untuk menyetting dns static pertama-tama buka menu IP > DNS. Lalu klik pada static untuk membuat dns yang baru. Tambahkan rule dns staticnya, disini saya menamai dns saya alfafarhans.net untuk addressnya gunakan address si router yang terhubung ke pc.


Setelah di apply, pastikan kembali dns google masih terpasang, dan jangan lupa ceklist allow remote requestnya supaya client bisa menggunakan dns address dari address interface pada routerboard. Setelah itu di apply dan ok, Dengan begini dns static pada mikrotik telah terbuat, tinggal ke bagian pengecekkan.

Pengecekkan

Untuk pengecekkannya, tambahkan dns si router yang tersetting tadi pada settingan ip di client. Ip, netmask, gateway biarkan saja terisi dengan pengisian sebelumnya agar dapat terhubung ke router.
 

Lalu cek menggunakan cmd pada client dengan menggunakan perintah nslookup. Cek nslookup nama domainnya dan cek juga ip domainnya. Saya disini hanya mengecek ip domainnya.


Dengan begini kita telah berhasil membuat DNS (Domain Name System) pribadi untuk sistem kita, namun DNS tersebut hanya bersifat lokal saja. Sehingga hanya kita yang terhubung dengan router yang dapat mengenal dns tersebut. 

Update

Bagi yang masih penasaran dengan dns statik, beberapa lab pada video berikut bisa membantu kalian. Karena dns statik juga bisa di implementasikan pada server lokal dan redirect nama server publik tertentu. 


Demikian, penjelasan singkat mengenai DNS statik pada MikroTik. Semoga bermanfaat bagi anda. Sekian dari saya, saran dan pertanyaan silahkan masukan pada komentar. Terima kasih sudah berkunjung.

Project 2 NAN - Konfigurasi Radio - Ubiquiti

Assalamu'alaikum

Selamat datang kembali.. Lanjut lagi ngonfig project RT RW Netnya. Kali ini saya akan langsung menunjukan cara mengkonfigurasi antena atau radion untuk memancarkan sinyalnya. Disini saya, hanya menjelaskan konfigurasi satu AP dan satu Station (pemancar dan penerima). Lebih tepatnya hanya inti-inti dari settingan yang perlu di konfigurasikan.

Untuk merek atau brand yang saya gunakan dalam implementasu kali ini adalah menggunakan antena merek ubiquiti yang model powerbeam kira-kira model antenanya seperti ini. Yang jelas, jika ingin mengkonfigurasi antena ini, rakitan antena sudah terpasang dengan semestinya.


Topologi

Beberapa konfigurasi yang akan saya jelaskan seperti konfigurasi address pada antenanya, konfigurasi antena yang sebagai akses point dan konfigurasi antena yang sebagai station (penerima). Lalu konsepnya bagaimana? Untuk mempermudahnya kita bisa ambil dari topologi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Lebih kearah settingan antena, kita bisa menggunakan topologi berikut ini.

Ket : Adaptor ubnt (ubiquiti), adalah alat yang satu paket dengan antenanya. Fungsinya untuk menyalurkan daya melalui port POE (Power Of Ethernet). Sehingga daya yang disalurkan melalui kabel twisted pair. Adaptornya sendiri memiliki 2 interface yaitu LAN dan POE. Sehingga bisa disimpulkan POE disambungkan ke antena dan LAN kearah router ataupun PC. 

Ket : Dengan meremote antena ubiquiti, kita bisa melakukan konfigurasi pada adaptor ubiquitinya. Seperti mengkonfigurasi interfacenya. Contoh konfigurasinya seperti kita bisa menjadikan kedua interface (LAN dan POE) menjadi bridge atau menjadi router.

Topologi diatas merupakan topologi yang langsung berhubungan dengan router inti. kita memang bisa meremote antena lewat router dari interface lainnya. Namun, untuk memudahkan kita dalam mengkonfigurasi kita cukupkan dengan interface LAN pada adaptor Ubiquiti (ubnt) kearah laptop. Seperti gambar berikut.

Default Address Dan Login

Antena ubiquiti yang baru di beli (masih perawan), memiliki konfigurasi default yang sama disetiap produknya. Seperti address dan login default. Untuk default addressnya, ubiquiti ber-ipkan 192.168.1.20/24, default konfigurasi lainnya adalah adaptor ubnt memiliki fungsi sebagai bridge antar interfacenya. 

Sehingga untuk laptop harus menggunakan address yang satu network dengan antena ubntnya. Jadi setting terlebih dahulu address pada laptopnya seperti contoh berikut.
  • address : 192.168.1.21
  • netmask : 255.255.255.0
Jika address pada laptop sudah menjadi network yang sama dengan antena ubnt, kini waktunya untuk meremote antenanya. Caranya remotenya dengan menggunakan web browser. Ketikan saja ip si antena ubnt pada url bar. Seperti gambar berikut ini.

Jika sudah tinggal login saja menggunakan login default ubnt. Default loginnya adalah dengan memasukan login username ubnt dengan password ubnt. Setelah itu ceklis term dan usenya. Baru klik login.


Jika sudah maka, kita akan masuk ke sistem ubntnya. Disini kita bebas untuk mengkonfigurasi apa yang kita harus konfigurasikan. Berikut tampilan dari ubiquitinya.
 

Setting Address - Sisi AP

Settingan pertama yang harus kita lakukan adalah merubah address si antena. Disesuaikan dengan topologi, address yang akan kita gunakan untuk APnya adalah 11.11.11.2. Untuk mengganti addressnya cukup mudah. Kita klik pada menu network lalu isikan address sesuai yang diinginkan. Tambahan satu, gateway dan dns diarahkan ke address router mikrotik yang sebelumnya sudah saya jelaskan. Setelah itu, klik change untuk merubah konfigurasinya.

Selain sisi AP, sisi Station juga harus di setting addressnya menjadi 11.11.11.3. Caranya juga sama seperti sisi AP ini.


Maka, setelah mengklik change akan muncul tampilan berikut ini. Cukup klik apply untuk melanjutkan perubahan. Dengan mengklik apply maka address akan berubah menjadi 11.11.11.2. Karena itu, kalian akan langsung terdisconnect. Kenapa begitu? Ingat, addressnya berubah. Sementara kita harus menyamakan network antara Laptop dengan antena. Jadi, terlebih dahulu ubah ip pada laptop agar menjadi satu network dengan si antena lagi.
 

Test Ping

Karena address nya sudah berubah, settingan address laptop pun berubah dan juga ip remote ubntnya juga berubah. Jadi, sekarang ipnya tidak default lagi dan kita harus menggunakan address 11.11.11.2 pada web browser untuk meremote ubnt. Jika sudah login, sekarang kita akan coba test ping. Pergi ke bagian tools (sorry salah tanda) lalu pilih ping.

Karena sebelumnya, kita sudah menambahkan gateway dan dns RB MikroTik pada settingan address ubnt. Maka otomatis antena sudah mendapatkan koneksi internet dari si RB MikroTik. Kita coba test ping ke dns google 8.8.8.8. Maka pasti aka reply.

Setting Mode Wireless - Sisi AP

Karena sisi ap, maka mode yang digunakan adalah akses point. Gunakan konfigurasi seperti dibawah seperti modenya adalah AP, SSIDnya terserah, standarisasinya BGN Mix dan channel widhtnya 40MHz. Dan juga untuk securitynya kita bisa tambahkan password Wpa/PSk. Hide SSID saya ceklist agar jaringan AP ini bisa terhidden dari scan list wireless yang ada. Jika sudah klik change dan klik apply pada tampilan selanjutnya.

Penting!!

Jika tampilan berikut muncul ketika ingin meremote antena ubnt, lewati saja. Cukup klik saya paham resiko ini dan lanjutkan saja. 

Setting Mode Wireless - Sisi Station

Dan terakhir, untuk menghubungkan antara AP dan Station. Kita harus mengkonfigurasikan mode wireless pada sisi station. Untuk modenya jelas adalah station, SSIDnya tinggal ditulis sama seperti SSID Di AP (di hidden). Standarn dan channel widhtnya harus disamakan dengan sisi AP sebelumnya. Untuk pengemanannya, masukan sesuai yang sebelumnya sudah disetting di AP. Jika sudah, klik change dan apply untuk melanjutkan.
 

Pengecekkan

Jika antara station dan AP sudah terhubung, kita bisa mengecek dengan cara test ping atau dengan cara memonitor pada tampilan awal ubiquiti. Selain itu, pengecekkan bisa dilakukan lewat hardwarenya secara langsung. Hal ini bisa anda lihat sendiri pada contoh gambar berikut. Pada gambar menunjukan status sinyal. Terlihat, sinyal terisi penuh.

Tambahan Sedikit

Untuk pemilihan lokasi tower dan pemasangan antena harus disesuaikan dengan kondisi. Maksudnya, pemasangan antena antar AP dan Station tidak boleh ada penghalang. Karena jelas, ada penghalang sinyal wireless yang ditimbulkan akan berkurang. 

Demikianlah pencerahan penjelasan konfigurasi radio pada project kedua saya ini. Semoga bermanfaat bagi kalian pada reader. Kurang lebihnya saya mohon maaf, saran dan pertanyaan bisa dimasukan pada komentar. Terima kasih sebelumnya, datang lain kali.

Kenal Saya

Follow My Twitter

Profil



Nama saya Alfa Farhan Syarief, web ini ada berdasarkan nama saya sendiri. Saya sendiri masih duduk tingkat SMK. Lebih lengkapnya saya masih bersekolah di SMKN 1

More »

Blog Archive

Recent Comment